Tag Archives: Diet Seimbang

https://solfestofficial.com

Tren Perawatan Kulit 2025: Rutinitas Tepat untuk Kulit Sehat dan Bersinar!

Memasuki tahun 2025, dunia perawatan kulit semakin berkembang dengan pendekatan baru yang menggabungkan inovasi produk, tren berbasis sains, dan pemahaman mendalam tentang kesehatan kulit. Perawatan kulit kini tidak hanya berfokus pada estetika, tetapi juga menjadi bagian penting dari kesehatan secara keseluruhan.

Menurut laporan Hindustan Times pada Rabu (8/1), personalisasi dalam rutinitas perawatan kulit dan produk dengan formulasi ilmiah mulai mendominasi tren. Para ahli memberikan panduan untuk mendapatkan kulit yang cerah dan sehat di tahun baru.

Dr. Karuna Malhotra, seorang ahli kosmetologi dan dokter estetika, merekomendasikan untuk memulai pagi hari dengan pembersih lembut yang mampu mengangkat kotoran tanpa menghilangkan minyak alami kulit. Bagi kulit berminyak, gunakan pembersih berbasis gel yang mengandung asam salisilat, sementara kulit kering lebih cocok dengan pembersih berbahan pelembap seperti gliserin atau ceramide. Setelah itu, aplikasikan serum vitamin C untuk mencerahkan kulit dan melawan radikal bebas.

Dr. Shweta Mishra, seorang spesialis bedah wajah dan estetika, merekomendasikan penggunaan serum vitamin C dengan konsentrasi 10-20 persen asam L-askorbat untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Vitamin C memiliki manfaat utama sebagai antioksidan yang kuat, mampu mencerahkan kulit sekaligus merangsang produksi kolagen untuk menjaga elastisitas kulit.

Setelah aplikasi serum, disarankan menggunakan pelembap ringan untuk menjaga kelembapan kulit, diikuti dengan tabir surya berspektrum luas dengan SPF minimal 50 untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari.

Bagi kulit sensitif, Dr. Karuna Malhotra menyarankan penggunaan tabir surya berbahan dasar mineral yang mengandung zinc oxide atau titanium dioxide. Tabir surya ini dirancang untuk memberikan perlindungan maksimal sekaligus meminimalkan risiko iritasi pada kulit sensitif.

Pada malam hari, fokus pada rutinitas perawatan yang memperbaiki dan menyegarkan kulit. Awali dengan pembersihan ganda menggunakan pembersih berbasis minyak, diikuti oleh pembersih berbasis air. Tambahkan serum retinol atau retinaldehid untuk membantu melawan tanda penuaan dini dan jerawat. Jika baru pertama kali menggunakan retinoid, mulailah dengan konsentrasi rendah dan tingkatkan secara bertahap. Gunakan pelembap yang kaya akan asam hialuronat atau niacinamide untuk menjaga hidrasi kulit sepanjang malam.

Perawatan tambahan seperti eksfoliasi dan penggunaan masker mingguan juga sangat penting. Eksfoliasi membantu mengangkat sel kulit mati dan mendukung regenerasi sel. Clay mask dapat mengontrol minyak berlebih, sedangkan masker lembaran yang mengandung ceramide atau peptida memberikan hidrasi ekstra.

Menurut Dr. Malhotra, konsultasi dengan ahli kulit untuk memahami kebutuhan unik kulit sangat penting. Prosedur seperti microneedling, terapi laser, atau chemical peeling dapat meningkatkan hasil perawatan jika dilakukan oleh profesional berlisensi.

Kedua ahli sepakat bahwa perawatan kulit tidak hanya tentang produk topikal. Pola makan kaya antioksidan, hidrasi cukup, olahraga teratur, dan manajemen stres seperti yoga atau meditasi memainkan peran penting dalam menjaga kulit tetap sehat dan bercahaya.

Bahaya Obsesi Makanan Sehat: Ketika Pola Hidup Seimbang Menjadi Tantangan

Obsesi terhadap makanan sehat dapat memicu gangguan makan yang dikenal sebagai orthorexia nervosa. Gangguan ini ditandai dengan obsesi yang tidak sehat terhadap pola makan yang dianggap sehat, hingga mengganggu keseharian dan kesehatan individu.

Menurut laporan Medical Daily yang dirilis pada Kamis (2/1/2025), penderita orthorexia nervosa sering merasa cemas jika harus menyimpang dari pola makan tertentu. Mereka juga cenderung menghindari makanan yang dianggap tidak sehat dan terjebak dalam diet ekstrem yang menghilangkan nutrisi penting seperti karbohidrat, protein, atau vitamin. Kekurangan nutrisi ini dapat menimbulkan masalah fisik seperti rambut rontok, kuku rapuh, kelelahan, hingga terganggunya siklus menstruasi.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Eating and Weight Disorders menyoroti hubungan antara gangguan makan dan idealisme kecantikan di kalangan model fesyen. Studi ini menemukan bahwa meski sebagian besar responden memiliki pandangan positif terhadap makan sehat, sekitar 35 persen model perempuan menunjukkan tanda-tanda orthorexia nervosa. Indeks massa tubuh mereka juga menunjukkan prevalensi berat badan di bawah normal hingga 88,7 persen.

Sebagai langkah preventif, pakar merekomendasikan pendekatan diet yang seimbang dan berjangka panjang tanpa mengkategorikan makanan sebagai baik atau buruk. Dr. Nikolett Bogar dari Institute of Behavioral Sciences, Semmelweis University, menekankan pentingnya fleksibilitas dalam pola makan. “Menikmati makanan ringan sesekali tanpa rasa bersalah adalah bagian dari gaya hidup sehat yang seimbang,” ujarnya.