Tag Archives: Dinas Pariwisata

https://solfestofficial.com

Wisata Alam Colo Kudus Dilirik Investor Malaysia, Konsep Kereta Gantung Jadi Daya Tarik

Ketertarikan investor asal Malaysia untuk mengelola wisata alam di wilayah Colo, Kudus, membuka peluang besar bagi perkembangan sektor pariwisata daerah tersebut. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kudus, Mutrikah, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengetahui adanya rencana investasi tersebut dan saat ini tengah menyiapkan data-data pendukung terkait potensi wisata alam Colo. Tujuannya, agar ketertarikan investor semakin kuat dan segera berlanjut ke tahap realisasi.

Disbudpar Kudus menawarkan konsep pengembangan wisata yang unik, yakni kereta gantung sebagai alternatif akses menuju makam Sunan Muria. Mutrikah menjelaskan bahwa nantinya akan tersedia tiga pilihan akses bagi para peziarah, yaitu dengan berjalan kaki melalui tangga, menggunakan jasa ojek, atau naik kereta gantung. Konsep ini diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan pengunjung dan memperluas daya tarik wisata, khususnya bagi wisatawan dari luar daerah maupun mancanegara yang ingin menikmati panorama alam sembari melakukan ziarah.

Untuk mendukung rencana ini, pihak Disbudpar juga telah melakukan koordinasi dengan para petani kopi yang selama ini mengelola kawasan hutan masyarakat di sekitar lokasi. Apabila investasi tersebut benar-benar terwujud, para petani diharapkan dapat menyiapkan lahan yang akan digunakan dalam pengembangan infrastruktur wisata. Selain memberikan manfaat ekonomi, kehadiran investor juga diharapkan mampu membuka lapangan pekerjaan baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.

Mutrikah menambahkan, jika investor Malaysia kembali mengunjungi Kudus, pihaknya akan mengajak mereka meninjau langsung lokasi wisata agar bisa melihat potensi besarnya secara langsung dan semakin tertarik untuk mengembangkan kawasan wisata Colo. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk masyarakat setempat, akan menjadi kunci sukses terwujudnya pengembangan wisata ini di masa depan.

Lembata Dorong Pariwisata Berkelanjutan Lewat Perbaikan Akses dan Keterlibatan Masyarakat

Pemerintah Kabupaten Lembata kini semakin serius dalam mengembangkan sektor pariwisata dengan memperkuat aksesibilitas menuju destinasi wisata unggulan. Langkah ini bertujuan untuk mendukung pariwisata berkelanjutan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif lokal. Salah satu upaya konkret adalah peningkatan infrastruktur dan jalur transportasi, yang menjadi kunci utama untuk memperluas jangkauan wisatawan baik domestik maupun mancanegara.

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Lembata, Yakobus Andreas Wuwur, menyatakan bahwa kerja sama antar berbagai pihak menjadi penentu utama keberhasilan pengembangan wisata. Ia menekankan pentingnya peran masyarakat dan sektor swasta dalam menciptakan ekosistem pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan. Untuk mendukung kelancaran kunjungan, pemerintah telah memperbaiki akses jalur udara dan laut ke Lembata. Tiket pesawat dari Kupang menuju Lembata saat ini berkisar Rp1,4 juta, sementara moda transportasi laut seperti kapal feri dan kapal cepat menjadi alternatif yang lebih ekonomis.

Sejak Februari 2025, PT Dharma Indah mengoperasikan kapal cepat dengan tarif reguler Rp425 ribu dan VIP Rp525 ribu, serta waktu tempuh sekitar empat setengah jam. Di sisi lain, pemerintah juga mengajak masyarakat menjaga kebersihan dan infrastruktur desa wisata melalui kampanye sadar wisata dan penerapan prinsip Sapta Pesona. Pelibatan warga ini diharapkan mampu menciptakan pengalaman berkesan bagi wisatawan serta mendukung promosi destinasi secara berkelanjutan.

Dengan strategi tersebut, pemerintah optimistis dapat mencapai target 50.000 kunjungan wisatawan per tahun. Selain mendongkrak pendapatan daerah, sektor pariwisata diharapkan semakin memperkuat ekonomi kreatif masyarakat lokal.

Tarif Baru Tumpak Sewu Pasca Penggabungan dengan Grojogan Sewu

Wisata air terjun Tumpak Sewu di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kini memiliki tarif baru setelah penggabungan dengan Grojogan Sewu. Keputusan ini diambil setelah adanya konflik antara pengelola kedua wisata tersebut. Sejak penggabungan, kedua tempat wisata di aliran Sungai Glidik ini kini menggunakan satu nama, yaitu Tumpak Sewu.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lumajang, Yuli Harismawati, menyatakan bahwa tarif wisatawan lokal telah disesuaikan menjadi Rp 20 ribu per orang. Keputusan ini merupakan hasil rapat yang dilakukan pemerintah daerah guna menyesuaikan tarif agar lebih terjangkau bagi masyarakat. Sebelumnya, Bupati Lumajang, Indah Amperawati, mengumumkan bahwa tarif masuk Tumpak Sewu disamakan untuk wisatawan lokal dan mancanegara, yakni Rp 100 ribu per orang. Namun, setelah adanya evaluasi, tarif tersebut direvisi sehingga wisatawan lokal mendapatkan harga yang lebih murah dibandingkan wisatawan asing.

Secara teknis, terdapat dua pintu masuk menuju kawasan wisata ini, yakni melalui bekas pintu masuk Tumpak Sewu dan Grojogan Sewu yang kini telah berganti nama menjadi Tumpak Sewu. Wisatawan tidak perlu khawatir soal tiket, karena tiket yang sudah dibeli dapat digunakan di kedua pintu masuk tanpa dikenakan biaya tambahan. Hal ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan bagi wisatawan yang ingin menjelajahi seluruh area wisata air terjun tanpa harus membayar tiket dua kali.

Wisata Tumpak Sewu telah dibuka kembali sejak Jumat, 14 Maret 2025, setelah sebelumnya sempat ditutup akibat insiden cekcok antara pengelola Grojogan Sewu dan Tumpak Sewu pada 9 Maret 2025. Setelah penggabungan, nama Grojogan Sewu kini resmi dihapus dan seluruh kawasan wisata air terjun tersebut berada di bawah satu pengelolaan dengan nama Tumpak Sewu.