Tag Archives: Ramadhan 2025

https://solfestofficial.com

Manfaat Minum Air Kelapa saat Berbuka Puasa, Menurut Dokter

Air kelapa muda sering menjadi pilihan utama saat berbuka puasa, bukan hanya karena rasanya yang menyegarkan, tetapi juga karena manfaatnya bagi tubuh. Selain mampu menghilangkan dahaga setelah seharian menahan lapar dan haus, air kelapa juga berperan dalam mencegah dehidrasi, yang sering terjadi saat berpuasa.

Selama hampir 14 jam berpuasa, tubuh kehilangan cairan yang cukup banyak, terutama melalui keringat dan buang air kecil. Jika tidak segera digantikan, dehidrasi dapat menyebabkan tubuh terasa lemas, mudah lelah, bahkan berisiko kehilangan kesadaran.

Mengapa Air Kelapa Baik untuk Berbuka Puasa?

Menurut dr. Aru Ariadno, SpPD-KGEH, seorang spesialis penyakit dalam, asupan cairan saat berbuka puasa tidak harus terbatas pada air putih saja. Namun, air kelapa memiliki keunggulan tersendiri karena kandungan elektrolitnya yang tinggi.

“Saat seseorang berpuasa, aktivitas sehari-hari dapat menyebabkan keringat berlebih, meningkatnya frekuensi buang air kecil, dan berkurangnya elektrolit dalam tubuh. Salah satu cara mengatasinya adalah dengan mengonsumsi air kelapa,” jelas dr. Aru.

Elektrolit dalam air kelapa berperan penting dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh, sehingga membantu menghidrasi tubuh lebih baik dibandingkan air biasa.

Kandungan Nutrisi dalam Air Kelapa

Selain elektrolit, air kelapa juga mengandung berbagai nutrisi yang bermanfaat untuk kesehatan. Dalam satu gelas (sekitar 240 mililiter) air kelapa, terdapat:

  • Protein: 0,5 gram
  • Karbohidrat: 10,2 gram
  • Kalsium: 4% dari rekomendasi kebutuhan harian
  • Magnesium: 4% dari rekomendasi kebutuhan harian
  • Fosfor: 2% dari rekomendasi kebutuhan harian
  • Kalium (Potasium): 15% dari rekomendasi kebutuhan harian

Dengan komposisi tersebut, air kelapa tidak hanya menyegarkan, tetapi juga membantu menggantikan mineral yang hilang selama berpuasa, sehingga tubuh tetap bugar dan terhindar dari dehidrasi.

Kesimpulan

Menjadikan air kelapa sebagai menu berbuka puasa bisa menjadi pilihan cerdas, terutama bagi mereka yang ingin tetap segar dan bugar setelah seharian berpuasa. Kandungan elektrolit dan nutrisinya mampu membantu tubuh kembali terhidrasi dengan cepat dan mengembalikan energi.

Namun, pastikan tetap mengonsumsi air putih dalam jumlah cukup serta menjaga pola makan seimbang agar tubuh tetap fit selama bulan Ramadan. Jadi, apakah kamu tertarik untuk menikmati segelas air kelapa saat berbuka puasa nanti?

Bau Mulut Saat Puasa: Apa Penyebabnya dan Bagaimana Cara Mengatasinya?

Salah satu masalah umum yang sering dialami saat menjalankan ibadah puasa adalah bau mulut tidak sedap. Kondisi ini dapat menurunkan rasa percaya diri dan membuat seseorang merasa kurang nyaman saat berinteraksi. Namun, mengapa bau mulut lebih sering terjadi selama bulan puasa?

Menurut drg. Paulus Januar dari Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan bau mulut, terutama saat seseorang berpuasa. Salah satu penyebab utamanya adalah mulut yang menjadi lebih kering karena berkurangnya produksi air liur.

Mengapa Bau Mulut Lebih Sering Terjadi Saat Puasa?

drg. Paulus menjelaskan bahwa air liur memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan mulut. Selain membantu membersihkan sisa makanan, air liur juga berfungsi untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang dapat menimbulkan bau tak sedap.

“Ketika berpuasa, produksi air liur berkurang drastis karena tidak ada asupan makanan dan minuman dalam waktu yang lama. Akibatnya, mulut menjadi kering dan bakteri di rongga mulut berkembang lebih cepat. Bakteri inilah yang menghasilkan gas Volatile Sulfur Compounds (VSCs), yang menjadi penyebab utama bau mulut,” ungkap drg. Paulus.

Selain mulut yang kering, bau mulut juga bisa disebabkan oleh sisa makanan yang tertinggal, terutama jika seseorang kurang menjaga kebersihan gigi dan mulut. Jenis makanan yang dikonsumsi sebelum berpuasa juga dapat berpengaruh, seperti makanan yang mengandung bawang, petai, atau durian, yang aromanya lebih sulit hilang.

Cara Mengatasi Bau Mulut Saat Puasa

Agar tetap segar sepanjang hari selama berpuasa, drg. Paulus menyarankan beberapa langkah berikut untuk mencegah bau mulut:

  1. Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut
    Menyikat gigi secara teratur, terutama setelah sahur dan sebelum tidur, sangat penting untuk mengurangi sisa makanan dan plak yang bisa menjadi tempat berkembangnya bakteri penyebab bau mulut.
  2. Membersihkan Lidah dengan Tongue Scraper
    Banyak orang tidak menyadari bahwa bakteri penyebab bau mulut sering kali menumpuk di bagian pangkal lidah. Oleh karena itu, menggunakan alat tongue scraper atau pembersih lidah dapat membantu mengurangi bau tidak sedap.
  3. Mengonsumsi Air yang Cukup Saat Sahur
    Minum banyak air saat sahur dapat membantu merangsang produksi air liur, sehingga mulut tetap lembap lebih lama. Air liur yang cukup akan membantu mengurangi pertumbuhan bakteri penyebab bau mulut selama berpuasa.
  4. Sering Berkumur
    Jika mulut terasa kering saat puasa, berkumur dengan air putih atau obat kumur tanpa alkohol dapat menjadi solusi sementara untuk mengurangi bau mulut.
  5. Menghindari Makanan Berbau Tajam
    Saat sahur, sebaiknya hindari makanan yang memiliki aroma menyengat seperti bawang, petai, jengkol, dan durian, karena bau dari makanan ini dapat bertahan lebih lama di mulut dan saluran pernapasan.

Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, masalah bau mulut saat puasa bisa diminimalkan, sehingga ibadah tetap lancar tanpa rasa tidak nyaman. Tetap jaga kesehatan gigi dan mulut agar tetap segar sepanjang Ramadhan!

Jelang Ramadan, Ini Panduan Berpuasa Buat Sobat Aslam Biar GERD Nggak Kambuh

Bagi umat Muslim, berpuasa di bulan Ramadan adalah kewajiban yang harus dijalani. Puasa yang berlangsung selama kurang lebih 12 jam dimulai sebelum matahari terbit hingga terbenam, tentu memberikan tantangan tersendiri, terutama bagi mereka yang memiliki gangguan pencernaan, seperti penyakit asam lambung atau GERD (gastroesophageal reflux disease).

Penyakit asam lambung memang sering kali menjadi penghalang bagi seseorang untuk menjalankan puasa dengan nyaman. Pasalnya, kondisi ini dapat menyebabkan naiknya asam lambung apabila tidak ada asupan makanan untuk membantu proses pencernaan. Namun, apakah pengidap GERD masih bisa berpuasa dengan aman?

Menurut dr. Aru Ariadno, SpPD-KGEH, seorang spesialis penyakit dalam, pada umumnya pengidap GERD masih bisa menjalankan puasa, asalkan dalam kondisi yang tidak terlalu parah. Ia menambahkan bahwa puasa hanya tidak dianjurkan untuk mereka yang mengalami kondisi berat seperti ulkus atau erosi pada lambung.

Namun, bagi pengidap GERD yang ingin berpuasa, dr. Aru memberikan beberapa catatan penting. Pertama, penting untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk memastikan seberapa berat kondisi yang dialami dan apakah puasa masih aman dilakukan. “Penting untuk mengetahui tingkat keparahan kondisi lambung agar dapat ditentukan apakah puasa masih memungkinkan atau tidak,” jelas dr. Aru.

Selain itu, bagi mereka yang membutuhkan obat maag atau obat pencernaan, dokter akan memberikan petunjuk yang jelas mengenai cara mengonsumsi obat tersebut selama berpuasa. Selain itu, dokter juga akan memberikan trik-trik yang dapat membantu pengidap GERD agar tetap nyaman selama berpuasa.

Namun, dr. Aru juga mengingatkan bahwa pengidap GERD tidak boleh memaksakan diri jika merasa tidak mampu berpuasa. Jika di tengah hari mendadak mengalami gangguan perut atau masalah pencernaan, lebih baik membatalkan puasa daripada memaksakan diri yang justru bisa memperburuk kondisi. “Jika merasa tidak kuat, lebih baik membatalkan puasa dan berkonsultasi dengan dokter,” kata dr. Aru.

Pola makan yang sehat juga menjadi kunci penting bagi pengidap GERD yang berpuasa. dr. Aru menegaskan pentingnya menghindari makanan pedas atau makanan yang dapat merangsang produksi asam lambung. Mengatur waktu makan dengan bijak saat berbuka dan sahur juga sangat penting untuk menjaga kestabilan lambung selama berpuasa.

“Jangan sampai puasa menjadi tidak efektif karena pola makan yang tidak tepat. Makan dengan porsi yang sesuai, hindari makanan yang bisa memicu asam lambung,” tambah dr. Aru. Dengan mengikuti anjuran tersebut, pengidap GERD bisa menjalankan puasa dengan lebih nyaman tanpa menambah beban bagi lambung mereka.

Dengan begitu, meski puasa menjadi tantangan bagi pengidap GERD, dengan perhatian dan pengaturan yang tepat, mereka tetap bisa menjalani ibadah Ramadan dengan baik dan aman.