Tag Archives: Wisata Religi

https://solfestofficial.com

Libur Lebaran 2025, Destinasi Wisata di Kota Kendari Diprediksi Ramai Dikunjungi

Libur panjang Idulfitri 1446 H/2025 M diperkirakan akan menjadi puncak kunjungan wisata di Kota Kendari. Hal ini disebabkan oleh momen Lebaran yang bertepatan dengan masa libur sekolah, sehingga banyak keluarga memanfaatkan waktu ini untuk berlibur bersama.

Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Kota Kendari, Sasriati, menyatakan bahwa lonjakan jumlah wisatawan di beberapa destinasi unggulan sudah diprediksi sejak jauh hari. Pihaknya telah memastikan bahwa berbagai lokasi wisata di Kota Kendari siap menyambut para pengunjung dengan fasilitas yang lebih terawat.

Beberapa tempat wisata yang direkomendasikan antara lain Masjid Al-Alam Kendari yang menjadi ikon wisata religi, Kebun Raya Nanga-Nanga yang menawarkan suasana hijau nan asri, serta Pantai Nambo dengan pemandangan lautnya yang indah. Selain itu, wisatawan juga dapat mengunjungi cagar budaya yang berada di Kelurahan Jati Mekar untuk menikmati sejarah dan kearifan lokal.

Dinas Parekraf Kota Kendari juga memastikan kebersihan di tempat-tempat wisata tetap terjaga, sehingga pengunjung dapat menikmati liburan dengan nyaman. Sasriati mengajak masyarakat untuk lebih mengenal destinasi wisata lokal yang tidak kalah menarik dibanding daerah lain. Selain itu, ia juga mendorong para orang tua untuk mengenalkan kuliner khas Kota Kendari kepada anak-anak mereka sebagai bagian dari pengalaman wisata yang berkesan.

Sebagai bentuk kepedulian terhadap kenyamanan bersama, ia mengimbau seluruh pengunjung agar selalu menjaga kebersihan lingkungan serta berhati-hati selama berwisata. Dengan persiapan yang matang dan berbagai pilihan destinasi menarik, libur Lebaran di Kota Kendari tahun ini diharapkan menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi seluruh wisatawan.

Masjid Indonesia di Bangkok: Jejak Sejarah dan Keindahan di Tengah Kota

Di tengah kemegahan gedung-gedung tinggi Bangkok, terdapat sebuah masjid bersejarah yang menjadi kebanggaan komunitas Muslim Indonesia di Thailand, yaitu Masjid Indonesia. Masjid ini didirikan pada tahun 1949 di atas tanah wakaf yang diberikan oleh warga Indonesia yang dahulu bermukim di daerah tersebut. Lokasinya berada di Polo 5 Alley, Lumphini, Pathum Wan, dan bisa diakses dengan berjalan sekitar 200 meter dari Jalan Soi Polo 5, tepat di seberang Taman Lumphini.

Masjid ini memiliki ciri khas bangunan berwarna hijau dengan kubah yang terlihat dari kejauhan. Gang menuju masjid cukup sempit, hanya dapat dilewati oleh satu mobil, dan di sepanjang jalannya berjejer motor milik warga maupun jamaah yang hendak beribadah. Tidak jauh dari masjid, terdapat beberapa warung yang menjual aneka makanan, telur, dan sayuran. Salah satu warung di sekitar area ini bahkan menampilkan logo halal sebagai jaminan kehalalan dagangannya.

Masjid Indonesia terdiri dari tiga lantai, dengan dua lantai teratas difungsikan sebagai tempat salat. Mimbar utama terletak di lantai tiga, sementara di lantai pertama, terdapat sebuah poster berbingkai yang menarik perhatian. Poster ini menampilkan foto Masjid Raya Baiturrahman di Aceh yang tetap kokoh meski diterjang tsunami dahsyat pada 26 Desember 2004. Tulisan di poster itu berbunyi, “Kebesaran Ilahi. Kekuatan masjid di Aceh masih tegak seperti gunung saat tsunami melanda dengan dahsyat.”

Masjid Indonesia bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga menjadi simbol persaudaraan dan sejarah panjang komunitas Muslim Indonesia di Thailand. Keberadaannya menjadi bukti kuatnya ikatan spiritual dan sosial yang telah terjalin selama puluhan tahun.

Pulau Penyengat: Destinasi Sejarah dan Religi yang Diperkaya Gerakan Wisata Bersih

Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa menyebut Pulau Penyengat di Provinsi Kepulauan Riau sebagai salah satu destinasi wisata unggulan dengan daya tarik budaya, sejarah, dan religi yang luar biasa. Dalam kunjungannya pada Senin (30/12), ia mengapresiasi potensi Pulau Penyengat yang kaya akan nilai historis, termasuk Masjid Raya Sultan Riau dan kompleks makam Engku Puteri Raja Hamidah, permaisuri Sultan Mahmud Riayat Syah.

“Pulau Penyengat memiliki potensi wisata yang sangat kuat. Dengan penguatan storytelling, wisatawan dapat menikmati pengalaman lebih mendalam saat mengunjungi tempat ini,” ujar Ni Luh dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa.

Ni Luh menyoroti perkembangan infrastruktur di Pulau Penyengat, seperti dermaga dan jalan yang sudah memadai untuk mendukung aktivitas wisata. Ia menekankan pentingnya menjaga kebersihan dan kerapihan destinasi, termasuk penambahan toilet umum yang dilengkapi dengan akses air bersih.

Namun, pengelolaan sampah menjadi tantangan tersendiri. Meskipun fasilitas TPS 3R (Reduce, Reuse, Recycle) sudah tersedia, daya listrik yang tidak memadai menghambat optimalisasi alat pengolahan sampah. Hal ini, menurutnya, memerlukan perhatian lebih, baik dari pemerintah daerah maupun pusat.

Sebagai bagian dari komitmen mewujudkan pariwisata berkelanjutan, Kementerian Pariwisata RI akan meluncurkan Gerakan Wisata Bersih. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kebersihan destinasi wisata melalui kolaborasi dengan kementerian, lembaga, dan masyarakat lokal. Plt. Deputi Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenpar, Hariyanto, menyatakan bahwa program ini juga melibatkan pihak industri melalui CSR dan PKBL BUMN.

“Kami akan menggandeng mitra strategis untuk memastikan implementasi Gerakan Wisata Bersih berjalan maksimal. Saat peluncuran nanti, akan ada deklarasi bersama untuk mendukung gerakan ini,” jelas Hariyanto.

Ni Luh menegaskan bahwa fokus Kementerian Pariwisata adalah menciptakan destinasi wisata yang berkualitas dan kompetitif. Dukungan melalui inisiatif kebersihan dan pengelolaan infrastruktur yang baik diharapkan dapat menjadikan Pulau Penyengat sebagai tujuan wisata unggulan, tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga internasional.

Dengan kombinasi nilai sejarah, religi, dan komitmen pada kebersihan, Pulau Penyengat siap menjadi destinasi yang memikat hati para wisatawan.