Pada 22 Desember 2024, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartarto, memberikan penilaian positif terkait dampak diskon belanja akhir tahun bagi perekonomian Indonesia. Menurutnya, diskon yang diberikan oleh berbagai sektor ritel selama periode belanja akhir tahun, seperti Black Friday, Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas), dan Diskon Natal, dapat menghemat devisa negara hingga mencapai Rp80 triliun. Diskon besar-besaran ini bukan hanya memberikan manfaat bagi konsumen, tetapi juga berpotensi mengurangi ketergantungan terhadap impor dan meningkatkan daya beli masyarakat.
Airlangga menjelaskan bahwa salah satu keuntungan utama dari adanya diskon belanja adalah peningkatan konsumsi domestik yang berdampak pada penghematan devisa. Saat masyarakat membeli produk-produk dengan diskon yang menarik, sebagian besar transaksi terjadi dalam negeri, sehingga mengurangi permintaan impor. Hal ini otomatis membantu menjaga stabilitas devisa negara karena pengeluaran untuk barang-barang impor bisa ditekan. Diskon belanja akhir tahun menjadi strategi efektif untuk mendongkrak perekonomian domestik tanpa harus meningkatkan utang luar negeri.
Dalam penilaiannya, Menteri Airlangga memperkirakan bahwa total penghematan devisa akibat lonjakan belanja di akhir tahun ini bisa mencapai hingga Rp80 triliun. Estimasi tersebut berasal dari kontribusi sektor ritel dan industri barang konsumsi yang mengalami peningkatan permintaan pada periode diskon. Belanja konsumen yang lebih tinggi, ditambah dengan berkurangnya pengeluaran untuk produk impor, memberikan dampak positif terhadap neraca perdagangan Indonesia. Hal ini juga dapat meningkatkan perekonomian domestik dengan lebih banyak uang yang beredar di dalam negeri, alih-alih keluar untuk barang-barang asing.
Selain manfaat devisa, diskon belanja akhir tahun juga berpotensi memberikan dorongan bagi industri dalam negeri. Airlangga menekankan bahwa sektor-sektor seperti e-commerce, ritel, dan perdagangan akan merasakan dampak langsung dari peningkatan konsumsi masyarakat. Bagi para produsen lokal, kesempatan untuk menawarkan produk mereka dengan harga yang lebih terjangkau melalui diskon akan meningkatkan daya saing di pasar domestik dan juga memperbesar peluang ekspor barang. Sebagai tambahan, diskon juga memberi dorongan bagi perkembangan sektor pariwisata dengan memacu pengeluaran untuk akomodasi dan hiburan.
Kesimpulannya, diskon belanja akhir tahun yang terus digalakkan di Indonesia tidak hanya memberikan keuntungan bagi konsumen, tetapi juga membawa dampak positif yang besar bagi perekonomian nasional. Dengan penghematan devisa yang bisa mencapai hingga Rp80 triliun, strategi ini memberikan dorongan bagi sektor-sektor ekonomi dalam negeri, mengurangi ketergantungan pada impor, dan meningkatkan daya beli masyarakat. Menteri Airlangga optimistis bahwa tren belanja yang terjadi di akhir tahun ini akan menjadi katalis positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun-tahun mendatang, menciptakan momentum baru dalam pemulihan ekonomi pasca-pandemi.