Pada 11 November 2024, sejumlah pakar pendidikan di Jawa Timur memberikan peringatan terkait kemungkinan diadakannya Ujian Nasional (UN) kembali di Indonesia. Menurut mereka, UN yang pernah dihentikan pada tahun 2020 akibat pandemi, sebaiknya tidak diputuskan untuk dilanjutkan. Mereka berpendapat bahwa ada cara yang lebih efektif untuk mengukur kompetensi siswa tanpa harus membebani mereka dengan ujian yang bersifat standar tersebut.
Pakar pendidikan dari berbagai universitas di Jawa Timur menyuarakan pendapat mereka tentang keputusan pemerintah yang berencana menghidupkan kembali Ujian Nasional pada 2025. Mereka menilai bahwa sistem penilaian lain, seperti asesmen berbasis kompetensi, lebih relevan dengan perkembangan zaman. “Ujian Nasional seharusnya tidak kembali diadakan karena sudah banyak bukti bahwa sistem ini tidak efektif dalam mengukur kemampuan siswa secara menyeluruh,” ujar salah satu pakar pendidikan dari Universitas Negeri Surabaya, Dr. Anita Ramadhan. Ia juga mengingatkan bahwa UN seringkali menambah tekanan psikologis pada siswa.
Beberapa pakar mengusulkan agar fokus evaluasi pendidikan bergeser ke penilaian berbasis kompetensi, yang lebih mengutamakan proses belajar dan pengembangan keterampilan. Selain itu, asesmen berbasis portofolio yang memantau perkembangan siswa secara berkala dinilai lebih tepat untuk menggambarkan kemampuan mereka secara utuh. Pendekatan ini juga memberikan ruang bagi siswa untuk lebih kreatif dan tidak hanya terfokus pada ujian akhir yang menegangkan.
Meskipun pemerintah masih mempertimbangkan keputusan mengenai UN, banyak yang berharap agar sistem pendidikan ke depan lebih menekankan pada pembelajaran holistik. Jika diterapkan, pendekatan asesmen berbasis kompetensi diyakini akan membawa perubahan besar dalam kualitas pendidikan Indonesia, dengan memperhatikan kebutuhan dan potensi masing-masing siswa.