Batuk yang terus-menerus di malam hari bisa sangat mengganggu, membuat tidur terganggu dan mengurangi energi untuk beraktivitas keesokan harinya. Penyebabnya beragam, mulai dari alergi, infeksi pernapasan, hingga refluks asam lambung (GERD). Faktor lingkungan seperti udara kering atau posisi tidur yang tidak tepat juga bisa memperburuk batuk. Selain itu, kondisi kesehatan seperti asma dan GERD sering menjadi pemicu utama batuk yang semakin parah di malam hari. Mengenali gejala yang menyertai batuk, seperti sesak napas, demam, atau dahak berlebihan, sangat penting untuk menentukan cara penanganan yang tepat.
Mengatasi batuk malam hari bisa dilakukan dengan berbagai cara, baik alami maupun medis. Menjaga kelembapan udara dengan humidifier atau mandi air hangat sebelum tidur dapat membantu meredakan iritasi tenggorokan, meskipun penderita asma sebaiknya menghindari paparan uap yang berlebihan. Minuman hangat seperti teh herbal, jahe, atau air lemon madu juga efektif dalam mengencerkan lendir dan menenangkan tenggorokan, tetapi madu tidak boleh diberikan kepada anak di bawah usia satu tahun. Selain itu, mengatur posisi tidur dengan kepala lebih tinggi dapat mencegah lendir turun ke tenggorokan dan mengurangi keinginan untuk batuk.
Beberapa bahan alami seperti madu dengan sifat antibakterinya, nanas yang mengandung enzim bromelain, serta kunyit dengan efek antiinflamasi, juga dapat membantu mengurangi batuk. Hindari paparan asap rokok, debu, atau bau menyengat yang dapat memperparah kondisi. Jika batuk tidak kunjung membaik, pilihan pengobatan seperti ekspektoran untuk mengencerkan dahak, antitusif untuk menekan batuk kering, atau antihistamin bagi penderita alergi bisa digunakan sesuai rekomendasi dokter. Untuk batuk akibat GERD, obat penurun asam lambung mungkin diperlukan. Jika batuk berlangsung lebih dari dua minggu, disertai demam tinggi, sesak napas, atau batuk darah, segera konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis dan pengobatan yang lebih tepat.