Tag Archives: Kurikulum

https://solfestofficial.com

Libur Ramadhan Jadi Momentum Penguatan Pendidikan Agama di Sekolah

Pemerintah tengah merencanakan libur sekolah yang berfokus pada pembelajaran agama selama bulan Ramadhan. Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Karanganyar, Hidayat Maskur, menegaskan bahwa libur tersebut tidak akan mengakibatkan siswa hanya berdiam diri di rumah. Sebaliknya, waktu yang ada akan dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran agama secara intensif melalui program pesantren Ramadhan di sekolah.

Hidayat menjelaskan bahwa konsep ini mirip dengan kurikulum yang diterapkan pada tahun 80-an, di mana bulan Ramadhan diisi dengan kegiatan pesantren untuk memberikan pendidikan agama yang lebih mendalam. Selama Ramadhan, meskipun siswa tetap masuk sekolah, fokus pembelajaran akan beralih pada pendidikan agama. Misalnya, siswa kelas 1 SD akan belajar tentang tata cara wudu dan salat, sehingga waktu belajar agama yang terbatas selama lima hari kerja bisa diimbangi dengan kegiatan pembelajaran yang lebih mendalam.

Program ini dirancang agar inklusif untuk semua sekolah, termasuk sekolah umum di bawah Kementerian Pendidikan. Bagi siswa non-Muslim, kurikulum akan disesuaikan, seperti pelajaran Alkitab bagi siswa Kristen, untuk memberi kesempatan yang sama dalam mendalami ajaran agama masing-masing.

Meskipun saat ini masih dalam tahap wacana, Hidayat optimis program ini dapat terlaksana jika mendapat dukungan dari masyarakat. Jika mendapat sambutan positif, implementasinya bisa lebih cepat, namun jika sebaliknya, program ini mungkin akan tertunda.

Kepala SDN Bromantakan, Surni Andayani, menyambut baik konsep pembelajaran agama selama libur Ramadhan. Ia mengungkapkan bahwa jika anak-anak diliburkan selama satu bulan penuh, waktu mereka dapat terbuang sia-sia, terutama bagi siswa kelas 6 yang harus mempersiapkan ujian. Di SD Bromantakan, kegiatan keagamaan selama bulan Ramadhan, seperti sholat dhuha, akan lebih digiatkan, serta tambahan literasi keagamaan untuk membaca Al-Quran, dan kegiatan keagamaan untuk siswa non-Muslim juga akan diberikan.

Wacana ini diharapkan bisa mengatasi masalah kurangnya waktu untuk pendidikan agama di tengah padatnya jadwal sekolah, dan jika terlaksana, Ramadhan akan menjadi waktu yang tepat untuk memperkuat karakter spiritual siswa sejak dini.

Kritik Terhadap Perubahan Kurikulum Pendidikan yang Tidak Matang Di Indonesia

Pada 21 November 2024, perdebatan tentang perubahan kurikulum pendidikan kembali mencuat setelah sejumlah pihak mengkritik kebijakan pendidikan yang dinilai sering berganti-ganti tanpa persiapan yang matang. Menurut berbagai kalangan pendidikan, pembaruan kurikulum yang terjadi secara cepat tanpa kajian yang mendalam justru berisiko menjadikan siswa dan guru sebagai “kelinci percobaan”. Hal ini dianggap membingungkan bagi para pengajar dan peserta didik yang harus menyesuaikan diri dengan perubahan yang tidak terencana dengan baik.

Para pendidik menyoroti dampak buruk dari perubahan kurikulum yang terlalu sering. Para siswa merasa kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan yang tidak konsisten, sementara guru terpaksa beradaptasi dengan materi yang selalu berganti. Akibatnya, kualitas pembelajaran menjadi terganggu, dan tujuan pendidikan yang seharusnya dapat mempersiapkan generasi masa depan malah terhambat. Pengajaran yang tidak stabil ini menciptakan kebingungan dan ketidakpastian di lingkungan pendidikan.

Sejumlah pakar pendidikan menegaskan bahwa setiap perubahan kurikulum seharusnya direncanakan dengan lebih matang dan melibatkan semua pihak terkait, mulai dari pemerintah, tenaga pengajar, hingga orang tua dan masyarakat. Jika kurikulum dirancang dengan baik dan diterapkan secara bertahap, maka siswa dan guru akan dapat lebih mudah beradaptasi dan memperoleh manfaat dari sistem pendidikan yang baru. Perubahan yang tidak terukur hanya akan menyebabkan kerugian jangka panjang bagi dunia pendidikan Indonesia.