Tag Archives: Metabolisme

https://solfestofficial.com

Pola Makan Nabati: Kunci Umur Panjang dan Kesehatan Optimal, Bukan Sekadar Tren

Pola makan berbasis nabati semakin populer dan dianggap sebagai strategi efektif untuk hidup lebih sehat dan panjang umur. Namun, sekadar menghindari produk hewani tidaklah cukup—kualitas makanan dan keseimbangan nutrisi tetap menjadi faktor utama. Inilah yang diungkapkan Dr. Luigi Fontana dalam buku terbarunya Plant Power: The Essential Plant Food Guide to Enrich Your Health.

Sebagai Direktur Program Penelitian Umur Panjang Sehat di Universitas Sydney, Fontana menjelaskan bahwa pola makan nabati yang tepat dapat mengaktifkan regenerasi sel serta meningkatkan kesehatan usus. “Kunci hidup panjang dan sehat adalah memberikan tubuh nutrisi yang tepat untuk mendukung proses perbaikan sel dan menjaga keseimbangan mikrobioma usus,” ungkapnya.

Fontana merekomendasikan agar seseorang memulai dengan dua hari makan nabati dalam seminggu, lalu perlahan meningkat hingga lima hari. Menurutnya, makanan berbasis tumbuhan yang minim proses dapat memperlambat penuaan, mengurangi peradangan, dan meningkatkan metabolisme tubuh. Selain itu, serat yang tinggi dalam makanan nabati juga berperan penting dalam memperkuat sistem imun dan menurunkan risiko penyakit kronis.

Namun, beralih ke pola makan nabati tidak selalu berarti lebih sehat. Banyak makanan nabati yang tergolong ultra-processed, seperti biskuit, keripik, dan sereal kemasan, yang meskipun berbahan dasar tumbuhan, tetap memiliki kandungan nutrisi yang rendah. Fontana menekankan bahwa mengurangi konsumsi daging tetapi tetap mengandalkan makanan olahan dapat meningkatkan risiko penyakit serius, seperti stroke, demensia, dan kematian dini.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa peningkatan 10% konsumsi kalori dari makanan nabati olahan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung hingga 5% dan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular sebesar 12%. Sebaliknya, mengonsumsi makanan nabati yang diproses secara minimal seperti buah, sayuran, dan biji-bijian utuh justru dapat menurunkan risiko penyakit jantung secara signifikan.

Menurut Dr. Fernanda Rauber, penulis utama studi yang diterbitkan oleh Medical News Today, penting untuk tidak hanya memilih makanan nabati, tetapi juga memastikan bahwa makanan tersebut tidak melalui proses pemurnian yang berlebihan. Sementara itu, Marzio Lanzini, seorang koki spesialis makanan sehat dan umur panjang, mengungkapkan bahwa banyak orang yang beralih ke pola makan nabati justru cenderung mengandalkan karbohidrat olahan dan makanan instan, yang berisiko menghambat manfaat kesehatan yang diharapkan.

Untuk memastikan pola makan nabati yang sehat dan seimbang, Fontana dan Lanzini merekomendasikan enam kelompok makanan utama yang sebaiknya dikonsumsi:

Biji-bijian utuh seperti beras merah, gandum, dan barley yang kaya serat serta membantu mengurangi risiko diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.
Kacang-kacangan seperti buncis dan lentil yang rendah lemak, tinggi protein, serta kaya akan antioksidan untuk menjaga kesehatan jantung, sistem pencernaan, dan tulang.
Kacang utuh seperti almond dan pistachio yang mengandung lemak sehat, vitamin E, magnesium, serta selenium untuk mendukung kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Biji-bijian kecil seperti wijen, chia, dan bunga matahari yang meningkatkan asupan protein, serat, dan mineral penting.
Lemak sehat dari minyak zaitun extra-virgin dan alpukat, yang membantu menurunkan kolesterol serta mengurangi peradangan dalam tubuh.
Buah dan sayuran rendah glikemik seperti apel, jeruk, brokoli, dan tomat yang berperan dalam menjaga kadar gula darah serta mencegah penyakit kronis.

Dengan pendekatan yang tepat, pola makan nabati bukan hanya sekadar tren, melainkan cara efektif dan berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas hidup serta memperpanjang usia secara alami.

Rahasia Sehat di Pagi Hari: Manfaat Minum Air Setelah Bangun Tidur!

Banyak orang memulai pagi mereka dengan secangkir kopi atau minuman berenergi. Namun, para ahli menyarankan bahwa ada pilihan yang lebih baik untuk meningkatkan energi di pagi hari—segelas air putih.

Dr. Brian Heflinger, seorang ahli bedah saraf di Ohio, mengungkapkan bahwa ia selalu memulai harinya dengan segelas besar air. Menurutnya, kebiasaan ini penting untuk mengembalikan cairan yang hilang selama tidur, membuang racun, meningkatkan metabolisme, menjaga keseimbangan kalori, serta mendukung pencernaan dan fungsi otot. Selain itu, air juga berperan dalam meningkatkan kesehatan kulit, memperkuat sistem kekebalan tubuh, mengatur suhu tubuh, serta menjaga kesehatan otak dan pencernaan.

Penelitian yang dilakukan pada tahun 2020 menunjukkan bahwa mengonsumsi 500 mililiter air—sekitar dua gelas—setelah 12 jam tanpa cairan dapat meningkatkan daya ingat, mengurangi rasa haus, dan memperbaiki suasana hati. Sementara itu, minum 200 mililiter air tetap memberikan manfaat signifikan, meskipun kurang efektif dibandingkan dengan jumlah yang lebih banyak.

Dalam jurnal International Journal of Environmental Research and Public Health, para peneliti dari Universitas Peking di Tiongkok menekankan bahwa air merupakan elemen dasar tubuh manusia, yang menyusun 60%–70% dari total berat badan dan berperan penting dalam berbagai sistem metabolisme.

Selama ini, banyak orang percaya bahwa delapan gelas air per hari adalah standar ideal. Namun, para ahli sebenarnya merekomendasikan konsumsi air sebanyak ½ hingga 1 ons per pon berat badan.

Emily Leeming, seorang ilmuwan mikrobioma dan ahli diet, menyarankan agar seseorang menyimpan teko berisi air di samping tempat tidur atau memastikan untuk minum sebelum dan sesudah menyikat gigi.

Dr. Shiara Ortiz-Pujols, direktur pengobatan obesitas di Rumah Sakit Universitas Northwell Staten Island, menjelaskan bahwa tubuh kehilangan cairan saat tidur melalui pernapasan dan keringat. Oleh karena itu, meminum air segera setelah bangun sangat penting untuk rehidrasi, terutama sebelum mengonsumsi kopi yang dapat meningkatkan risiko dehidrasi lebih lanjut.

Selain itu, air hangat dapat membantu mempersiapkan sistem pencernaan untuk makanan yang akan dikonsumsi sepanjang hari dan memperlancar proses buang air besar. Sementara itu, air dingin dapat meningkatkan metabolisme dengan membuat tubuh bekerja lebih keras untuk menghangatkannya.

Namun, jika seseorang belum terbiasa meminum air setelah bangun tidur, para dokter menekankan bahwa yang terpenting adalah menjaga asupan cairan sepanjang hari. Dr. William W. Li, penulis Eat to Beat Disease: The New Science of How Your Body Can Heal Itself, menjelaskan bahwa manfaat hidrasi tidak hanya bergantung pada waktu minum air, tetapi lebih kepada jumlah konsumsi total sepanjang hari.