Author Archives: DL - MOYO

https://solfestofficial.com

Pemkab Lumajang Tutup Sementara Tumpak Sewu dan Grojogan Sewu Demi Keamanan Wisatawan

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang, Jawa Timur, resmi menutup sementara dua destinasi wisata alam, yakni Tumpak Sewu dan Grojogan Sewu, guna meningkatkan keamanan serta kualitas pengelolaan wisata di daerah tersebut. Keputusan ini tercantum dalam Surat Nomor 500.13/SD/427.12/2025 yang telah disahkan oleh Bupati Lumajang, Indah Amperawati, pada 9 Maret 2025. Menurut Indah, langkah ini diambil untuk menciptakan suasana wisata yang lebih aman, tertib, serta mendukung pengelolaan yang berkelanjutan. Dalam keputusan tersebut, pengelola Grojogan Sewu diminta untuk menutup operasionalnya secara penuh, sementara kawasan Tumpak Sewu akan mendapatkan pendampingan langsung dari Pemkab Lumajang.

Penutupan ini dilakukan untuk memastikan keamanan pengunjung, menata ulang sistem manajemen wisata, serta menjamin kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku. Pemkab Lumajang juga menegaskan komitmennya dalam menciptakan lingkungan wisata yang lebih tertata dan nyaman, serta terbebas dari pungutan liar yang dapat merugikan wisatawan maupun masyarakat sekitar. Indah berharap para wisatawan dapat bersabar hingga tempat wisata ini kembali dibuka dengan fasilitas dan sistem yang lebih baik.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa langkah ini bertujuan untuk memastikan bahwa wisata alam di Lumajang tidak hanya menawarkan pengalaman yang berkesan bagi pengunjung, tetapi juga dikelola sesuai standar yang baik. Selain itu, penutupan sementara ini juga menjadi bagian dari upaya menjaga keberlanjutan lingkungan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Dengan adanya perbaikan dalam pengelolaan, Pemkab Lumajang berharap Tumpak Sewu dan Grojogan Sewu dapat kembali menjadi destinasi unggulan yang aman dan nyaman bagi semua wisatawan.

Berburu Oleh-Oleh Khas Cirebon, Buah Tangan Lezat untuk Dibawa Pulang

Tak lengkap rasanya jika mengunjungi Cirebon tanpa membawa oleh-oleh khas daerah ini. Kota yang dijuluki Kota Udang ini memiliki beragam kuliner khas yang cocok dijadikan buah tangan. Salah satu hasil laut unggulannya adalah udang kecil atau rebon yang melimpah, yang kemudian diolah menjadi berbagai produk seperti terasi, petis, dan bawang goreng rebon. Salah satu oleh-oleh yang wajib dibawa pulang adalah terasi udang, yang memiliki aroma khas dan mampu memperkaya cita rasa masakan. Selain itu, tape ketan hijau juga menjadi favorit, dengan rasa asam manis yang menyegarkan dan dibungkus dalam daun pisang, meskipun perlu segera dikonsumsi karena masa simpannya terbatas.

Bagi penggemar camilan, kue gapit adalah pilihan menarik. Kue kering ini berbentuk seperti waffle dengan beragam varian rasa seperti keju, cokelat, dan kacang. Nama kue gapit sendiri berasal dari proses memasaknya yang menggunakan cetakan besi untuk mengapit adonan hingga matang. Ada juga sirup Cap Tjampolay, sirup legendaris khas Cirebon yang tersedia dalam berbagai rasa, seperti leci, mangga, kopyor, dan sirsak, yang bisa menjadi pelengkap berbagai minuman segar.

Selain itu, bawang goreng rebon menawarkan cita rasa lebih gurih dibandingkan bawang goreng biasa, cocok sebagai pelengkap hidangan berkuah seperti soto atau bakso. Bagi yang menyukai keripik, keripik tempe sagu menjadi alternatif menarik, dengan tekstur renyah tanpa tambahan tepung, tersedia dalam varian rasa seperti keju dan sapi panggang. Dengan begitu banyak pilihan lezat, tak ada alasan untuk pulang dari Cirebon tanpa membawa buah tangan khasnya.

Paraben dalam Kosmetik: Antara Keamanan dan Kontroversi

Paraben telah menjadi bahan perbincangan di dunia kecantikan dan kesehatan selama beberapa tahun terakhir. Banyak orang mengkhawatirkan efek negatifnya dalam produk kosmetik, meskipun hingga kini perdebatan tentang keamanannya masih berlangsung. Dalam industri kecantikan, paraben digunakan sebagai pengawet untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur, menjaga kualitas produk agar tetap aman digunakan. Beberapa jenis paraben yang sering ditemukan antara lain methylparaben, ethylparaben, propylparaben, dan butylparaben. Namun, penggunaan paraben dalam jangka panjang dapat menimbulkan reaksi alergi pada sebagian orang, seperti gatal, ruam merah, atau kulit kering.

Selain potensi iritasi kulit, ada kekhawatiran mengenai kaitan antara paraben dan kanker payudara. Beberapa penelitian menemukan jejak paraben dalam sampel tumor, yang memicu dugaan bahwa bahan ini berkontribusi terhadap pertumbuhan sel kanker. Hal ini diperkuat oleh struktur kimia paraben yang mirip dengan estrogen, hormon yang berperan dalam perkembangan sel di payudara. Meski demikian, belum ada bukti ilmiah yang secara langsung mengonfirmasi bahwa paraben menyebabkan kanker. Organisasi kesehatan seperti FDA, American Cancer Society, dan Health Canada menyatakan bahwa kandungan paraben dalam produk kosmetik masih dalam batas aman.

Meski sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa paraben tidak berbahaya dalam kadar rendah, konsumen tetap disarankan untuk berhati-hati, terutama bagi mereka yang memiliki kulit sensitif atau riwayat alergi. Jika ragu, memilih produk kecantikan bebas paraben bisa menjadi alternatif yang lebih aman. Konsultasi dengan dokter atau ahli kulit juga dapat membantu menentukan produk yang paling sesuai dengan kebutuhan individu.

Kenali Gejala Kanker Darah Sejak Dini untuk Peluang Kesembuhan Lebih Baik

Kanker darah adalah penyakit yang menyerang sistem peredaran darah akibat produksi sel darah putih yang tidak normal, biasanya berasal dari sumsum tulang. Penyakit ini terbagi menjadi tiga jenis utama, yaitu Leukemia, Limfoma, dan Multiple Myeloma. Meskipun dapat menyerang siapa saja, beberapa jenis lebih sering terjadi pada kelompok usia tertentu. Data dari Indonesian Pediatric Cancer Registry (IPCAR) 2024 menunjukkan bahwa Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL) menjadi penyebab utama kanker pada anak-anak di Indonesia dengan persentase 33,19 persen, sementara Acute Myeloid Leukemia (AML) lebih banyak ditemukan pada orang dewasa.

Sayangnya, banyak pasien tidak menyadari bahwa gejala awal kanker darah kerap disalahartikan sebagai penyakit ringan. Senior Consultant dan Haematologist dari Parkway Cancer Centre, Dr. Dawn Mya Hae Tha, menekankan bahwa deteksi dini sangat berpengaruh terhadap peluang kesembuhan pasien. Beberapa gejala yang perlu diwaspadai antara lain demam berkepanjangan akibat infeksi yang dipicu perkembangan sel kanker dalam tubuh. Selain itu, kelelahan yang berlebihan juga menjadi tanda karena produksi sel kanker dapat menghambat produksi sel darah merah dan menghasilkan sitokin yang membuat tubuh lebih cepat merasa lelah.

Tanda lain yang sering muncul adalah mudah memar dan mengalami pendarahan, seperti mimisan atau gusi berdarah, akibat penurunan kadar trombosit. Pembengkakan kelenjar getah bening juga bisa menjadi gejala yang ditandai dengan munculnya benjolan di leher, dada, ketiak, atau selangkangan. Selain itu, pertumbuhan sel kanker yang memenuhi sumsum tulang dapat menekan area tulang dan sendi, menyebabkan nyeri yang tidak kunjung hilang.

Hingga kini, belum ada metode pencegahan pasti untuk kanker darah. Namun, menerapkan gaya hidup sehat dan mengenali gejala sejak dini dapat meningkatkan kemungkinan kesembuhan. Dr. Dawn juga menekankan bahwa diagnosis lebih awal sangat penting. Jika kamu sedang merasakan gejala seperti yang ada di atas, segeralah untuk periksakan diri ke dokter agar dapat penanganan yang tepat.

Nikmati Kehangatan Musim Hujan dengan Minuman Tradisional yang Menyehatkan

Musim hujan sering membawa udara dingin dan lembap yang membuat tubuh lebih rentan terhadap penyakit seperti flu dan masuk angin. Untuk menjaga tubuh tetap hangat dan sehat, menikmati minuman hangat bisa menjadi solusi yang tepat. Selain memberikan kenyamanan, beberapa jenis minuman tradisional juga kaya akan manfaat kesehatan. Salah satunya adalah wedang jahe, minuman khas Indonesia yang terbuat dari jahe dan memiliki cita rasa pedas hangat yang menenangkan. Jahe diketahui mampu meningkatkan sirkulasi darah, menjaga suhu tubuh tetap stabil, serta meredakan gejala flu dan masuk angin berkat kandungan antiinflamasi dan antibakterinya. Tak hanya itu, wedang jahe juga telah terbukti secara ilmiah mampu meningkatkan suhu tubuh, terutama pada mereka yang sensitif terhadap cuaca dingin.

Selain wedang jahe, ada juga wedang uwuh, minuman khas Yogyakarta yang kaya akan rempah-rempah. Minuman ini memiliki rasa manis dengan aroma yang khas serta mengandung banyak antioksidan yang baik untuk kesehatan. Wedang uwuh membantu melancarkan peredaran darah, meningkatkan daya tahan tubuh, serta meredakan batuk dan pilek. Bahkan, minuman ini telah diakui sebagai warisan budaya tak benda dan menjadi produk ekonomi kreatif yang telah dikenal hingga ke mancanegara. Tak ketinggalan, teh hijau yang dicampur dengan madu dan lemon juga bisa menjadi pilihan minuman sehat di musim hujan. Teh hijau kaya akan antioksidan yang mampu memperkuat sistem imun, sementara madu memiliki sifat antibakteri dan antivirus yang membantu melawan infeksi. Lemon yang kaya akan vitamin C juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh, menjadikan kombinasi ini sangat cocok untuk dinikmati saat cuaca dingin.

Minuman lain yang tak kalah bermanfaat adalah kunyit asam. Minuman tradisional ini mengandung nutrisi penting yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh, mengurangi peradangan, serta mempercepat pemulihan setelah sakit. Kombinasi antara kunyit yang bersifat imunomodulator dengan asam jawa yang kaya vitamin C membuat minuman ini efektif dalam menjaga kesehatan di musim hujan. Mengonsumsi minuman hangat seperti wedang jahe, wedang uwuh, teh hijau dengan madu dan lemon, serta kunyit asam tidak hanya memberikan kehangatan tetapi juga meningkatkan daya tahan tubuh agar tetap sehat meskipun cuaca sedang tidak bersahabat.

Breakout Saat Coba Skincare Baru? Kenali Bedanya Purging dan Alergi!

Mencoba produk perawatan kulit yang baru memang menyenangkan, tetapi apa jadinya jika kulit justru mengalami breakout? Jangan langsung panik, karena tidak semua kemerahan atau jerawat yang muncul menandakan sesuatu yang buruk. Dalam banyak kasus, hal ini bisa jadi merupakan purging, tetapi juga bisa merupakan reaksi alergi. Memahami perbedaannya sangat penting agar Anda bisa menentukan langkah yang tepat untuk mengatasinya.

Purging biasanya muncul dalam bentuk jerawat kecil, komedo, atau bruntusan di area yang sebelumnya memang rentan mengalami masalah kulit. Proses ini umumnya terjadi selama 4-6 minggu dan akan membaik jika produk terus digunakan dengan benar. Sebaliknya, reaksi alergi terjadi saat kulit tidak dapat mentoleransi bahan tertentu dalam produk, sehingga menimbulkan gejala seperti kemerahan, gatal, bengkak, atau rasa perih di area yang tidak biasa. Tidak seperti purging, alergi justru semakin parah jika penggunaan produk diteruskan, sehingga pemakaian perlu dihentikan segera.

Untuk membedakannya, perhatikan area munculnya breakout. Jika muncul di bagian wajah yang jarang bermasalah sebelumnya, kemungkinan besar itu adalah reaksi alergi. Namun, jika hanya terjadi di area yang sebelumnya sudah rentan, besar kemungkinan itu adalah purging. Sebelum mencoba produk baru, lakukan uji coba di area kecil kulit selama 24-48 jam untuk melihat reaksinya. Jika mengalami purging, bersabarlah dan pastikan kulit tetap terhidrasi dengan pelembap ringan, serta hindari penggunaan produk lain yang berpotensi memperparah kondisi. Jika gejala menunjukkan tanda alergi, segera hentikan pemakaian dan konsultasikan dengan dokter kulit apabila kondisi tidak membaik.

Meskipun terlihat serupa, purging dan alergi memiliki cara penanganan yang berbeda. Dengan memahami reaksi kulit terhadap produk baru serta memperhatikan kandungan yang digunakan, Anda bisa tetap menjaga kesehatan kulit tanpa rasa khawatir. Jadi, tidak perlu takut bereksperimen, asal tetap bijak dan memperhatikan respons kulit, ya!

Kebiasaan Sepele yang Diam-Diam Berpengaruh Besar pada Kesehatan

Sering kali kita mengira menjaga kesehatan hanya sebatas olahraga teratur dan pola makan seimbang. Padahal, ada banyak kebiasaan kecil yang tanpa disadari memiliki dampak besar terhadap kondisi tubuh. Beberapa di antaranya terlihat sepele, tetapi jika dibiarkan dalam jangka panjang dapat berakibat buruk bagi kesehatan. Salah satu kebiasaan yang sering diabaikan adalah kurangnya asupan air putih. Dehidrasi ringan dapat menyebabkan kelelahan, menurunkan konsentrasi, serta mengganggu pencernaan. Tubuh yang terdiri lebih dari 60% air membutuhkan cairan cukup agar tetap berfungsi optimal.

Selain itu, kebiasaan begadang juga sering dianggap remeh. Banyak orang merasa lebih produktif di malam hari, tetapi kurang tidur dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, memengaruhi suasana hati, serta meningkatkan risiko penyakit jantung. Duduk terlalu lama juga menjadi masalah umum, terutama bagi mereka yang bekerja di depan komputer. Studi ilmiah menunjukkan bahwa terlalu lama duduk bisa memicu obesitas, diabetes, hingga gangguan kardiovaskular. Oleh karena itu, penting untuk sesekali berdiri atau berjalan guna menjaga kesehatan tubuh.

Konsumsi gula berlebih juga berdampak negatif bagi kesehatan. Makanan dan minuman manis yang sering dikonsumsi sehari-hari dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, hingga gangguan mental seperti kecemasan dan depresi. Kebiasaan buruk lainnya yang jarang disadari adalah stres yang tidak dikelola dengan baik. Stres kronis dapat memicu berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan tidur dan pencernaan. Untuk menjaga kesehatan, penting bagi kita untuk mengelola stres melalui meditasi, yoga, atau aktivitas menenangkan lainnya. Mulai sekarang, perhatikan kebiasaan sehari-harimu agar tetap sehat dan bahagia.

Menikmati Momen Ngabuburit di Bandung dengan Aktivitas Seru dan Destinasi Menarik

Bulan Ramadan segera tiba, dan tradisi ngabuburit kembali menjadi aktivitas favorit banyak orang. Ngabuburit merujuk pada berbagai kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu sebelum berbuka puasa. Biasanya, orang-orang menghabiskan waktu dengan membaca buku, menonton film, bermain game, atau menyiapkan hidangan berbuka.

Namun, tidak sedikit yang memilih untuk keluar rumah dan menikmati suasana sore di tempat-tempat menarik. Bagi yang berada di Bandung, ada beberapa lokasi yang cocok untuk ngabuburit. Salah satunya adalah Alun-alun Bandung, sebuah ruang terbuka hijau dengan luas sekitar 1.200 meter persegi yang ditumbuhi rumput sintetis. Selain nyaman untuk bersantai, tempat ini juga dilengkapi berbagai fasilitas seperti area bermain anak, perpustakaan, serta akses wi-fi gratis.

Lokasinya pun sangat strategis karena berada di kawasan yang sama dengan Masjid Raya Bandung dan dekat dengan halte bus, sehingga mudah dijangkau. Jika ingin berburu takjil, Pasar Cihapit bisa menjadi pilihan yang tepat. Meski disebut pasar, tempat ini telah direnovasi menjadi area yang lebih modern dan bersih. Beragam kuliner tersedia, mulai dari makanan tradisional hingga hidangan internasional, sehingga cocok dijadikan destinasi ngabuburit bagi pencinta kuliner.

Sementara itu, bagi yang ingin beraktivitas fisik, Lapangan Gasibu adalah pilihan yang menarik. Berlokasi di depan Gedung Sate, tempat ini memiliki trek lari sepanjang 400 meter serta fasilitas pendukung seperti toilet, musala, dan tempat pengisian air gratis. Dengan berbagai pilihan tempat yang menarik, ngabuburit di Bandung menjadi pengalaman yang lebih menyenangkan dan berkesan.

Kopi vs Teh: Mana yang Lebih Efektif untuk Meningkatkan Konsentrasi?

Kesulitan untuk tetap fokus saat bekerja adalah tantangan yang sering dihadapi banyak orang. Ketika membutuhkan dorongan konsentrasi, kopi dan teh menjadi dua pilihan minuman yang paling umum dikonsumsi. Keduanya mengandung kafein, namun efeknya terhadap tubuh dan otak bisa berbeda. Berdasarkan penelitian ilmiah, kandungan kafein dalam secangkir kopi mencapai sekitar 95 mg, sementara teh hitam memiliki sekitar 47 mg dan teh hijau hanya sekitar 30 mg. Dengan jumlah kafein yang lebih tinggi, kopi mampu memberikan lonjakan energi yang lebih cepat, meningkatkan kewaspadaan, serta daya ingat jangka pendek. Namun, efek ini sering kali diikuti oleh penurunan energi secara tiba-tiba, yang bisa membuat seseorang merasa lelah dan kurang produktif. Selain itu, konsumsi kopi dalam jumlah berlebihan dapat meningkatkan kadar hormon kortisol yang berhubungan dengan stres, sehingga dalam jangka panjang dapat mengganggu konsentrasi.

Sebaliknya, teh, terutama teh hijau, memiliki perpaduan antara kafein dan L-theanine, sejenis asam amino yang memiliki efek menenangkan tetapi tetap membantu meningkatkan fokus. Berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam Nutritional Neuroscience, kombinasi kafein dan L-theanine merangsang aktivitas gelombang alfa di otak, yang dikaitkan dengan kondisi rileks tetapi tetap siaga. Efek ini menjadikan teh sebagai pilihan yang lebih stabil bagi mereka yang ingin mempertahankan konsentrasi tanpa mengalami lonjakan energi yang drastis. Selain itu, konsumsi teh hijau secara rutin dikaitkan dengan peningkatan daya ingat kerja serta kemampuan multitasking yang lebih baik.

Jika seseorang menginginkan dorongan fokus yang cepat dan intens, kopi bisa menjadi pilihan berkat kandungan kafeinnya yang tinggi. Namun, bagi mereka yang ingin menjaga konsentrasi secara lebih stabil tanpa risiko kegelisahan atau kelelahan mendadak, teh—terutama teh hijau—bisa menjadi alternatif yang lebih baik.

Waspada! Penyakit Menular yang Sering Muncul di Musim Hujan

Menjelang akhir tahun, memasuki bulan November hingga Desember seperti saat ini, Indonesia mulai mengalami musim hujan yang diperkirakan akan berlangsung hingga April mendatang. Dalam kondisi seperti ini, penting bagi setiap orang untuk menjaga kesehatan dengan beristirahat yang cukup, mengonsumsi makanan bernutrisi tinggi, dan jika diperlukan, menambah asupan dengan multivitamin.

Musim hujan sering kali membawa berbagai penyakit yang jarang terjadi di musim kemarau. Bahkan, beberapa di antaranya bersifat menular dan dapat menyebar dengan cepat di lingkungan sekitar. Salah satu penyakit yang sering muncul adalah pilek dan flu. Penyakit ini umum terjadi karena daya tahan tubuh yang menurun akibat cuaca dingin dan kelembapan yang tinggi. Virus penyebab pilek dan flu dapat menyebar melalui droplet yang keluar saat seseorang bersin atau batuk. Oleh sebab itu, penting untuk selalu menutup mulut dan hidung saat bersin agar tidak menulari orang lain.

Selain itu, demam tinggi juga kerap menyerang di musim hujan. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang mirip dengan flu dan biasanya ditandai dengan tubuh yang terasa lelah serta suhu badan yang meningkat. Meskipun bisa sembuh dalam beberapa hari, penderita tetap harus beristirahat dengan cukup dan menjaga kebersihan agar tidak menularkan virus ke orang lain. Mengenakan masker saat sakit dapat membantu mengurangi risiko penyebaran penyakit ini.

Diare juga menjadi salah satu penyakit yang sering muncul saat musim hujan. Penyakit ini umumnya disebabkan oleh konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri. Meskipun tergolong ringan, diare bisa menjadi berbahaya jika penderita mengalami dehidrasi akibat kehilangan banyak cairan. Oleh karena itu, menjaga kebersihan makanan dan memastikan asupan cairan yang cukup sangat penting untuk mencegah kondisi yang lebih parah.

Dengan memahami risiko penyakit yang sering muncul di musim hujan, kita bisa lebih waspada dan mengambil langkah pencegahan yang tepat agar tetap sehat dan terhindar dari infeksi yang tidak diinginkan.