Category Archives: Kesehatan

https://solfestofficial.com

BRIN dan Unjani Kolaborasi untuk Inovasi Teknologi Kesehatan Digital melalui Riset Biosensor

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama dengan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kesehatan Universitas Jenderal Achmad Yani (FITKes-Unjani) memulai kerja sama di bidang riset dan inovasi untuk pengembangan teknologi kesehatan berbasis elektronika dan sistem sensor. Kerja sama ini dimulai dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) pada Jumat (24/1/2025) di Class Smart Room, Unjani, Kota Cimahi.

Menurut Kepala Pusat Riset Elektronika BRIN, Yusuf Nur Wijayanto, fokus utama kerja sama ini adalah pengembangan teknologi biosensor untuk kesehatan yang diharapkan dapat memberi manfaat bagi masyarakat, khususnya untuk personil militer. Yusuf berharap riset ini dapat diterapkan secara luas, memberikan dampak positif pada peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Robeth Viktoria Manurung, Peneliti Ahli Utama PRE BRIN, menjelaskan bahwa kelompok riset Bioelektronika dan Biosensing di BRIN bekerja dalam pengembangan sistem perawatan kesehatan berbasis mikro dan nano teknologi. Salah satu riset utama yang sedang dikembangkan adalah penggunaan komposit untuk mendeteksi kanker paru-paru. Melalui kolaborasi ini, diharapkan dapat terjalin diskusi lebih lanjut untuk merancang proposal yang mendalam dan berbasis pada kebutuhan medis.

Dekan FITKes-Unjani, Gunawan Irianto, menekankan pentingnya kerja sama ini untuk mendukung pengembangan ilmu pengetahuan di bidang digital medis. Selain itu, Wakil Dekan III FITKes-Unjani, Achmad Setya Koeswendi, menambahkan bahwa PKS ini akan mendukung visi universitas dalam mewujudkan pengembangan digitalisasi dalam dunia kesehatan. Kerja sama ini membuka peluang bagi mahasiswa untuk terlibat langsung dalam riset yang bermanfaat bagi masyarakat.

Kepala Biro Kerja Sama Unjani, Nala Nourma Nastiti, mengungkapkan bahwa PKS ini merupakan kelanjutan dari MoU yang telah dijalin antara BRIN dan Unjani sejak 2023. Diharapkan, kolaborasi ini semakin berkembang dan mendorong kemajuan riset serta inovasi teknologi di bidang kesehatan.

https://solfestofficial.com

Sri Mulyani Tegaskan Program Pendidikan dan Kesehatan Jadi Pilar Utama Pembangunan Ekonomi Era Prabowo

Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan komitmen pemerintah untuk mendukung program pembangunan di sektor pendidikan dan kesehatan, sebagai bagian dari prioritas anggaran di era kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Dalam paparan di acara BRI Microfinance Outlook 2025, Sri Mulyani menyebutkan bahwa anggaran untuk pendidikan akan dijaga keberlanjutannya guna mendukung agenda pembangunan nasional.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Presiden Prabowo juga mengarahkan dilaksanakannya program pemeriksaan kesehatan gratis untuk masyarakat, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan dengan pendekatan preventif. Meski begitu, pada pembahasan terkait program Makan Bergizi Gratis (MBG), tidak ada kata “mendukung” yang digunakan. Sri Mulyani lebih memilih menyebut program tersebut sebagai “Upaya Percepatan Perluasan Manfaat MBG untuk SDM Unggul.”

Program MBG, yang memberikan makan bergizi setiap hari bagi siswa, telah memberikan dampak positif terhadap ekonomi Indonesia. Sri Mulyani mengungkapkan bahwa program ini menciptakan lapangan pekerjaan yang masif, mulai dari pengadaan bahan makanan hingga distribusi, yang melibatkan banyak tenaga kerja di seluruh Indonesia. Jika anggaran untuk MBG ditingkatkan, diperkirakan program ini akan menghasilkan multiplier effect yang besar, terutama bagi sektor UMKM.

Selain itu, Sri Mulyani juga mendorong sektor keuangan untuk mendukung pendanaan program MBG, dengan menyediakan fasilitas kredit modal kerja bagi perusahaan yang terlibat dalam penyediaan makanan bergizi. Transformasi ini diharapkan dapat menciptakan dampak positif bagi perekonomian.

Terkait dengan prioritas anggaran, perdebatan mengenai pembagian klaster anggaran sempat ramai di media sosial. Kementerian Keuangan menjelaskan bahwa program pendidikan dan kesehatan merupakan bagian dari prioritas utama dan mendukung seluruh agenda pembangunan lainnya. Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu, Deni Surjantoro, menekankan bahwa semua program yang dijalankan oleh pemerintah memiliki tingkat kepentingan yang setara dan saling mendukung.

Rahasia Sehat di Pagi Hari: Manfaat Minum Air Setelah Bangun Tidur!

Banyak orang memulai pagi mereka dengan secangkir kopi atau minuman berenergi. Namun, para ahli menyarankan bahwa ada pilihan yang lebih baik untuk meningkatkan energi di pagi hari—segelas air putih.

Dr. Brian Heflinger, seorang ahli bedah saraf di Ohio, mengungkapkan bahwa ia selalu memulai harinya dengan segelas besar air. Menurutnya, kebiasaan ini penting untuk mengembalikan cairan yang hilang selama tidur, membuang racun, meningkatkan metabolisme, menjaga keseimbangan kalori, serta mendukung pencernaan dan fungsi otot. Selain itu, air juga berperan dalam meningkatkan kesehatan kulit, memperkuat sistem kekebalan tubuh, mengatur suhu tubuh, serta menjaga kesehatan otak dan pencernaan.

Penelitian yang dilakukan pada tahun 2020 menunjukkan bahwa mengonsumsi 500 mililiter air—sekitar dua gelas—setelah 12 jam tanpa cairan dapat meningkatkan daya ingat, mengurangi rasa haus, dan memperbaiki suasana hati. Sementara itu, minum 200 mililiter air tetap memberikan manfaat signifikan, meskipun kurang efektif dibandingkan dengan jumlah yang lebih banyak.

Dalam jurnal International Journal of Environmental Research and Public Health, para peneliti dari Universitas Peking di Tiongkok menekankan bahwa air merupakan elemen dasar tubuh manusia, yang menyusun 60%–70% dari total berat badan dan berperan penting dalam berbagai sistem metabolisme.

Selama ini, banyak orang percaya bahwa delapan gelas air per hari adalah standar ideal. Namun, para ahli sebenarnya merekomendasikan konsumsi air sebanyak ½ hingga 1 ons per pon berat badan.

Emily Leeming, seorang ilmuwan mikrobioma dan ahli diet, menyarankan agar seseorang menyimpan teko berisi air di samping tempat tidur atau memastikan untuk minum sebelum dan sesudah menyikat gigi.

Dr. Shiara Ortiz-Pujols, direktur pengobatan obesitas di Rumah Sakit Universitas Northwell Staten Island, menjelaskan bahwa tubuh kehilangan cairan saat tidur melalui pernapasan dan keringat. Oleh karena itu, meminum air segera setelah bangun sangat penting untuk rehidrasi, terutama sebelum mengonsumsi kopi yang dapat meningkatkan risiko dehidrasi lebih lanjut.

Selain itu, air hangat dapat membantu mempersiapkan sistem pencernaan untuk makanan yang akan dikonsumsi sepanjang hari dan memperlancar proses buang air besar. Sementara itu, air dingin dapat meningkatkan metabolisme dengan membuat tubuh bekerja lebih keras untuk menghangatkannya.

Namun, jika seseorang belum terbiasa meminum air setelah bangun tidur, para dokter menekankan bahwa yang terpenting adalah menjaga asupan cairan sepanjang hari. Dr. William W. Li, penulis Eat to Beat Disease: The New Science of How Your Body Can Heal Itself, menjelaskan bahwa manfaat hidrasi tidak hanya bergantung pada waktu minum air, tetapi lebih kepada jumlah konsumsi total sepanjang hari.

Tidur Telentang atau Miring: Posisi Mana yang Lebih Baik untuk Kesehatan Anda? Mari Simak!

Tidur adalah kebutuhan mendasar manusia yang sangat penting untuk mendukung kesehatan tubuh. Orang dewasa disarankan untuk tidur selama tujuh hingga sembilan jam setiap malam. Selain durasi tidur yang memadai, posisi tubuh saat tidur juga perlu diperhatikan, karena memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan. Dua posisi tidur yang paling umum adalah telentang dan miring. Namun, apakah keduanya memberikan manfaat yang berbeda?

Menurut dr. Dianne Augelli, seorang spesialis pengobatan tidur, setiap posisi tidur memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Sebagai contoh, tidur miring dapat membantu menjaga saluran udara tetap terbuka, sehingga bermanfaat bagi penderita sleep apnea. Posisi ini juga efektif dalam mencegah naiknya asam lambung ke kerongkongan, yang membuatnya ideal bagi mereka yang sering mengalami refluks asam. Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa tidur miring ke kiri secara khusus dapat membantu meredakan gejala refluks asam di malam hari.

Psikolog klinis Shelby Harris, PsyD, menambahkan bahwa tidur miring sangat direkomendasikan bagi ibu hamil karena membantu meningkatkan aliran darah dan menurunkan risiko komplikasi tertentu. Namun, kelemahan dari posisi ini adalah sulitnya menjaga keselarasan tulang belakang, yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada leher, punggung, atau pinggul. Posisi miring juga dapat memperburuk rasa sakit pada bahu atau leher.

Sementara itu, tidur telentang dinilai sebagai posisi terbaik untuk menjaga keselarasan tulang belakang. Posisi ini membantu mengurangi tekanan pada tulang belakang dan persendian, sehingga dapat meredakan nyeri pada punggung, leher, dan pinggul. Untuk mendukung posisi tidur telentang, disarankan menggunakan bantal yang menopang kepala dan leher, serta bantal kecil di bawah punggung bawah atau lutut agar tulang belakang tetap rileks.

Namun, tidur telentang memiliki kelemahan, terutama bagi mereka yang memiliki masalah pernapasan seperti mendengkur atau sleep apnea. Gravitasi dapat menyebabkan jaringan di saluran napas, seperti lidah dan langit-langit lunak, menyempitkan jalur udara, sehingga mengganggu pernapasan. Selain itu, posisi telentang juga dapat memperparah refluks asam, karena cairan lambung lebih mudah mengalir ke kerongkongan.

Memilih posisi tidur yang tepat sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan dan kenyamanan individu. Kombinasi antara posisi yang baik, durasi tidur yang cukup, dan dukungan bantal yang tepat dapat membantu meningkatkan kualitas tidur dan kesehatan secara keseluruhan.

Trombosis Sinus Vena Serebral: Ancaman Tersembunyi bagi Wanita Hamil!

Trombosis sinus vena serebral (Cerebral Venous Sinus Thrombosis/CVST) adalah kondisi langka namun berpotensi fatal yang dapat terjadi pada wanita hamil. CVST merupakan salah satu jenis stroke yang disebabkan oleh pembentukan gumpalan darah di sinus vena otak, sebagaimana dilaporkan oleh Times of India.

Kehamilan menyebabkan perubahan pada sistem pembekuan darah yang dapat bertahan hingga masa nifas, meningkatkan risiko hiperkoagulasi dan CVST. Risiko ini semakin tinggi pada trimester ketiga dan empat minggu pertama setelah persalinan. Faktor seperti operasi sesar, infeksi sistemik, muntah berlebihan, dan anemia dapat memperburuk kondisi.

Selain kehamilan, faktor risiko lain mencakup penggunaan kontrasepsi oral, dehidrasi, penyakit trombotik, trombofilia genetik, dan kanker. Wanita dengan kondisi seperti kelebihan berat badan, diabetes, atau riwayat trauma dan operasi sebelumnya juga memiliki kemungkinan lebih tinggi mengalami pembekuan darah di otak.

Menurut Dr. Kunal Bahrani, Direktur Klinis & Kepala Neurologi di Marengo Asia Hospitals Faridabad, sakit kepala adalah gejala paling umum dari CVST. Gejala lainnya meliputi penglihatan kabur, pingsan, kehilangan kontrol gerakan tubuh, kejang, hingga koma. Jika tidak ditangani, CVST dapat menyebabkan komplikasi serius seperti masalah bicara, gangguan penglihatan, peningkatan tekanan dalam tengkorak, dan cedera otak yang dapat berakibat fatal.

Dr. Tarun Sharma, Direktur Program Bedah Otak & Tulang Belakang di rumah sakit yang sama, menambahkan bahwa selama kehamilan, tubuh wanita mengalami hiperkoagulasi yang membuat mereka lebih rentan terhadap pembekuan darah, yang dikenal sebagai Deep Vein Thrombosis (DVT). Jika gumpalan ini terbentuk di otak, maka disebut CVST.

Untuk mendiagnosis CVST, aliran darah di otak dievaluasi menggunakan tes pencitraan seperti MRI, MR venogram, dan CT venogram, serta pemeriksaan darah. Jika dicurigai CVST, pasien harus segera mencari pertolongan medis dan berkonsultasi dengan ahli saraf.

Terapi lini pertama CVST adalah pemberian antikoagulan. Namun, jika pasien mengalami kerusakan neurologis atau koma meskipun telah mendapatkan perawatan, terapi endovaskular atau intervensi bedah dapat menjadi opsi.

Mencegah CVST melibatkan gaya hidup sehat, seperti konsumsi makanan rendah lemak, memperbanyak buah dan sayuran, berolahraga secara rutin, menghindari asap rokok, dan menjaga kondisi kesehatan kronis seperti diabetes tetap terkendali. Kesadaran masyarakat untuk mengenali gejala awal dan melaporkannya kepada dokter sangat penting untuk penanganan dini.

Dorong Konsep Tobacco Harm Reduction, Pakar: Selamatkan Jutaan Nyawa di Masa Depan

Para ahli kesehatan global menyerukan penerapan konsep pengurangan risiko tembakau atau Tobacco Harm Reduction (THR) untuk menurunkan prevalensi merokok dan menyelamatkan jutaan jiwa di masa mendatang. Seruan ini dipublikasikan melalui laporan Lives Saved Report yang dirilis oleh organisasi kesehatan internasional, Global Health Consults.

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad), Assoc. Prof. Ronny Lesmana, yang turut menyusun laporan tersebut, menyatakan bahwa penerapan THR di negara-negara maju seperti Swedia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat telah berhasil mendorong jutaan perokok untuk beralih ke alternatif yang lebih rendah risiko.

“Di negara-negara ini, kesadaran masyarakat terhadap manfaat THR dalam membantu berhenti merokok sudah cukup tinggi,” ungkap Ronny dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat.

Menurutnya, jika diterapkan secara efektif, konsep THR memiliki potensi menyelamatkan hingga 4,6 juta jiwa pada tahun 2060, dengan rata-rata penurunan angka kematian mencapai 123.000 orang per tahun. THR adalah pendekatan yang bertujuan untuk mengurangi risiko kesehatan dan dampak sosial akibat konsumsi tembakau dengan menawarkan alternatif yang lebih aman bagi pengguna.

Namun, Ronny menambahkan bahwa Indonesia, sebagai negara dengan konsumsi rokok tertinggi kedua di dunia, perlu mengambil langkah strategis untuk mengadopsi THR. Data dari WHO menunjukkan bahwa 300.000 kematian akibat rokok terjadi setiap tahun di Indonesia, dan prevalensi perokok diperkirakan meningkat dari 31,7 persen pada tahun 2000 menjadi 37,5 persen pada 2025.

Ia berharap Indonesia dapat memasukkan konsep THR ke dalam kebijakan publik yang lebih berorientasi pada kesehatan masyarakat. “Pemberian alternatif rendah risiko untuk membantu perokok beralih atau berhenti sepenuhnya harus menjadi fokus utama kebijakan,” tambahnya.

Di sisi lain, Prof. Dr. Wahyu Widowati, seorang Dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, menekankan perlunya regulasi yang didasarkan pada kajian ilmiah untuk menangani masalah merokok di Indonesia secara lebih efisien. Ia juga mendorong dilakukannya penelitian yang lebih mendalam mengenai produk-produk alternatif dengan risiko rendah, agar tersedia data yang lebih valid untuk mendukung kebijakan pengendalian tembakau yang lebih efektif.

“THR adalah langkah strategis dalam mengurangi bahaya merokok. Penelitian lebih lanjut sangat diperlukan untuk memastikan manfaatnya secara ilmiah dan mendukung implementasinya,” ujar Wahyu.

Dengan mengadopsi THR, Indonesia memiliki peluang besar untuk menekan angka kematian akibat rokok sekaligus meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Kabinet Merah Putih Luncurkan Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Sekolah dan Pesantren untuk Generasi Sehat dan Produktif

Pemerintah melalui Kabinet Merah Putih berencana menjalankan program pemeriksaan kesehatan gratis yang difokuskan pada lembaga pendidikan seperti sekolah, madrasah, dan pondok pesantren. Program ini melibatkan beberapa kementerian, termasuk Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Kementerian Kebudayaan, serta Kementerian Kesehatan.

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, dalam rilis resminya pada Kamis (23/1/2025), menjelaskan bahwa pemeriksaan kesehatan ini akan dilakukan dengan menyediakan alat pemeriksaan di sekolah dan madrasah selama tahun ajaran baru. Data dari aplikasi PeduliLindungi berbasis NIK serta aplikasi Sehat Indonesiaku (ASIK) akan digunakan untuk mendukung pelaksanaan program tersebut.

“Kami menargetkan sekitar 65 juta siswa di sekolah dan madrasah. Dengan kesehatan yang lebih baik, siswa akan lebih produktif. Pemeriksaan kesehatan ini akan dilakukan di klinik atau kantor masing-masing. Minggu depan, kami akan mulai sosialisasi di pondok pesantren dan madrasah dengan melibatkan dokter dari organisasi besar seperti NU dan Muhammadiyah,” kata Budi.

Menteri Agama, Nasaruddin Umar, juga menyambut positif inisiatif ini. Ia menekankan pentingnya pendekatan non-teknis selain aspek teknis, terutama untuk mengatasi pemahaman agama yang keliru yang dapat memengaruhi kesehatan, seperti kasus kematian bayi dan ibu pasca-melahirkan.

“Kami telah melakukan pendekatan kepada pondok pesantren yang memiliki pemahaman salah tentang hal ini. Edukasi yang tepat sangat penting untuk mencegah penyebaran mitos yang bisa merugikan kesehatan,” ujar Nasaruddin.

Menag juga menyoroti pentingnya komunikasi yang baik antara pemerintah dan tokoh agama untuk menyampaikan edukasi yang benar terkait isu kesehatan. Hal ini termasuk menangkal mitos yang beredar, seperti larangan vaksin atau makanan tertentu, yang dapat menghambat kesehatan masyarakat.

Dengan jumlah lebih dari 22 juta santri di pondok pesantren, program ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas kesehatan, mencegah penyebaran penyakit, dan memastikan para santri dapat belajar dengan optimal. Pemerintah berharap kolaborasi ini akan berdampak positif pada kesehatan generasi muda di seluruh Indonesia.

Transformasi Kesehatan 2025: Kolaborasi Kemenkes dan Danone untuk Indonesia Sehat dan Bebas Stunting

Danone Indonesia mengadakan sesi diskusi bertajuk “Semangat Awal Tahun 2025” pada 23 Januari 2025, yang membahas transformasi kesehatan nasional. Diskusi ini menghadirkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, yang memaparkan program transformasi kesehatan untuk mewujudkan Indonesia Sehat dan Indonesia Emas di masa depan.

Transformasi ini mencakup enam pilar utama, yakni Transformasi Layanan Primer, Layanan Rujukan, Sistem Ketahanan Kesehatan, Sistem Pembiayaan Kesehatan, SDM Kesehatan, dan Teknologi Kesehatan. Salah satu program unggulan yang diperkenalkan adalah Program Skrining Gratis, yang menjadi langkah besar Kabinet Merah Putih di bidang kesehatan.

“Skrining rutin dapat membantu kita memantau kondisi kesehatan sejak dini. Program Skrining Gratis, yang menyasar 280 juta rakyat Indonesia dari berbagai usia, akan menjadi salah satu program transformasi terbesar dalam sejarah negeri ini,” ujar Budi. Program ini direncanakan mulai dilaksanakan pada Februari 2025, dengan melibatkan 514 kabupaten/kota di 38 provinsi serta kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk sektor swasta.

Pada kesempatan yang sama, VP General Secretary Danone Indonesia, Vera Galuh Sugijanto, menyampaikan komitmen Danone dalam mendukung kesehatan nasional. “Kami memulai dari karyawan kami sendiri, seperti pemberian cuti melahirkan 6 bulan bagi ibu dan 10 hari bagi ayah. Kami juga mendukung pemerintah dalam mencegah anemia, stunting, dan mempromosikan hidrasi sehat,” jelas Vera.

Di bawah program Bersama Cegah Stunting, Danone meluncurkan inisiatif Generasi Maju Bebas Stunting yang melakukan skrining anemia secara masif sebagai deteksi dini. Selain itu, program uji coba Makan Bergizi Generasi Maju di Sleman dan Yogyakarta memperkenalkan makanan bergizi, susu fortifikasi, dan hidrasi sehat, serta edukasi pola hidup bersih untuk anak-anak, guru, dan orang tua.

Vera menambahkan bahwa pada tahun 2025, gerakan Generasi Maju Bebas Stunting akan menyasar 1 juta anak Indonesia untuk melakukan skrining stunting. Tujuannya adalah memantau tumbuh kembang anak sejak dini dan mencegah stunting secara efektif, sehingga bersama-sama dapat membangun generasi yang sehat dan maju.

Makan Seblak Dan Bakso Berisiko Picu Anemia, Ini Penjelasan Dokter

Isu kesehatan mengenai konsumsi seblak dan bakso kembali mencuat setelah sejumlah laporan menyebutkan bahwa kebiasaan makan kedua makanan tersebut dapat memicu anemia. Hal ini menjadi perhatian khusus, terutama di kalangan remaja putri yang lebih suka mengonsumsi makanan ini. Penjelasan dari dokter gizi pun diperlukan untuk memahami risiko yang mungkin ditimbulkan.

Anemia adalah kondisi di mana kadar hemoglobin dalam darah lebih rendah dari normal, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kekurangan zat besi, vitamin B12, dan asam folat. Menurut data dari WHO, kekurangan zat besi adalah penyebab paling umum dari anemia di seluruh dunia, terutama pada anak-anak dan remaja. Ini menunjukkan bahwa pemahaman tentang nutrisi sangat penting untuk mencegah masalah kesehatan ini.

Dokter spesialis gizi, dr. Johanes Chandrawinata, SpGK, menjelaskan bahwa baik seblak maupun bakso memiliki kandungan gizi yang rendah. Bakso, yang terbuat dari tepung dan daging sapi dalam jumlah kecil, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan zat besi tubuh. Sementara itu, seblak yang kaya karbohidrat dan lemak juga minim protein serta tidak mengandung sumber zat besi nabati yang cukup. Ini mencerminkan pentingnya variasi dalam pola makan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian.

Di Kabupaten Karawang, dilaporkan bahwa ribuan remaja putri mengalami anemia akibat kebiasaan mengonsumsi seblak dan bakso secara berlebihan. Data menunjukkan bahwa 8.861 remaja putri mengalami anemia dengan tingkatan bervariasi, mulai dari ringan hingga berat. Hal ini menunjukkan bahwa pola makan yang tidak sehat dapat berdampak serius pada kesehatan remaja.

Dr. Johanes juga menekankan pentingnya kebersihan dalam pengolahan makanan untuk mencegah infeksi cacing tambang yang bisa memperburuk kondisi anemia. Makanan yang tidak diolah dengan baik dapat terkontaminasi oleh parasit yang berbahaya bagi kesehatan. Ini menunjukkan bahwa selain memperhatikan asupan gizi, kebersihan makanan juga merupakan faktor penting dalam menjaga kesehatan.

Dengan meningkatnya kesadaran akan risiko anemia akibat konsumsi seblak dan bakso, masyarakat disarankan untuk lebih memperhatikan pola makan mereka. Memperbanyak konsumsi daging merah dan sayuran hijau serta menjaga kebersihan saat mengolah makanan adalah langkah-langkah penting untuk mencegah anemia. Diharapkan bahwa informasi ini dapat membantu masyarakat memahami pentingnya nutrisi seimbang demi kesehatan yang lebih baik.

Mandi Pagi atau Malam: Mana yang Lebih Baik Untuk Kesehatan?

Perdebatan mengenai waktu terbaik untuk mandi—pagi atau malam—kembali mencuat di kalangan masyarakat. Banyak orang bertanya-tanya mana yang lebih baik untuk kesehatan tubuh dan kebersihan. Para ahli kesehatan memberikan pandangan berbeda mengenai manfaat masing-masing waktu mandi, yang dapat membantu individu memilih rutinitas yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Mandi di pagi hari dianggap bermanfaat untuk membangunkan tubuh dan meningkatkan kewaspadaan. Menurut Dr. Jason Singh, mandi pagi dapat membantu menghilangkan bakteri dan sel-sel kulit mati yang menumpuk selama tidur. Ini juga berfungsi sebagai sinyal bagi tubuh untuk memulai aktivitas sehari-hari. Mandi pagi sangat dianjurkan bagi mereka yang berolahraga setelah bangun tidur, karena dapat menyegarkan tubuh sebelum memulai aktivitas fisik. Ini menunjukkan bahwa mandi pagi dapat memberikan dorongan energi yang dibutuhkan untuk menghadapi hari.

Di sisi lain, mandi malam memiliki keunggulan tersendiri. Mandi sebelum tidur dapat membantu menghilangkan kotoran, polutan, dan keringat yang menempel pada kulit setelah seharian beraktivitas. Selain itu, mandi malam dengan air hangat dapat memicu produksi melatonin, hormon yang membantu mengatur siklus tidur. Hal ini berpotensi meningkatkan kualitas tidur seseorang, menjadikannya pilihan yang baik bagi mereka yang mengalami kesulitan tidur. Ini mencerminkan pentingnya menjaga kebersihan tubuh sebelum tidur untuk kesehatan kulit dan kualitas tidur.

Mandi malam juga dapat berfungsi sebagai ritual relaksasi sebelum tidur. Menurut para ahli, mandi dapat memberikan waktu untuk merenung dan menenangkan pikiran setelah hari yang panjang. Bagi banyak orang, ini menjadi bagian penting dari rutinitas malam mereka untuk mengurangi stres dan mempersiapkan diri untuk tidur yang lebih baik. Ini menunjukkan bahwa kebiasaan mandi tidak hanya berdampak pada kebersihan fisik tetapi juga pada kesehatan mental.

Meskipun ada manfaat dari kedua pilihan tersebut, para ahli menyatakan bahwa pilihan antara mandi pagi atau malam pada akhirnya tergantung pada preferensi individu dan rutinitas harian masing-masing. Beberapa orang mungkin merasa lebih segar setelah mandi pagi, sementara yang lain lebih suka membersihkan diri sebelum tidur. Ini mencerminkan bahwa setiap orang memiliki kebutuhan dan kebiasaan unik dalam menjaga kebersihan dan kesehatan.

Dengan berbagai manfaat yang ditawarkan oleh mandi pagi dan malam, penting bagi setiap individu untuk mempertimbangkan apa yang paling sesuai dengan gaya hidup mereka. Semua mata kini tertuju pada bagaimana masyarakat akan menyesuaikan rutinitas mandi mereka berdasarkan informasi terbaru ini demi kesehatan optimal.