Tag Archives: Gaya Hidup Sehat

https://solfestofficial.com

Intermittent Fasting vs Diet Keto: Jalan Menuju Umur Panjang yang Lebih Sehat?

Di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, dua metode diet populer yaitu intermittent fasting (IF) dan diet ketogenik (keto) sering menjadi bahan perbincangan. Keduanya dipercaya mampu membantu menurunkan berat badan sekaligus mendukung upaya memperpanjang usia. Namun, efektivitas keduanya tetap bergantung pada mekanisme biologis serta kesesuaian dengan gaya hidup individu.

Intermittent fasting mengandalkan pengaturan waktu makan, seperti pola 16:8, tanpa membatasi jenis makanan. Selama fase puasa, tubuh menjalani proses autofagi yang membantu membersihkan sel-sel rusak, menurunkan inflamasi kronis, dan meningkatkan sensitivitas insulin. Penelitian menunjukkan bahwa praktik ini berpotensi mencegah penyakit degeneratif serta memperpanjang usia, sebagaimana terlihat pada populasi seperti masyarakat Okinawa di Jepang.

Sementara itu, diet ketogenik lebih menekankan pada pola makan tinggi lemak sehat, protein sedang, dan sangat rendah karbohidrat. Dengan mendorong tubuh ke kondisi ketosis, diet ini memicu penggunaan lemak sebagai sumber energi utama. Keton yang dihasilkan juga dinilai mampu melindungi sel dari kerusakan dan menjaga stabilitas gula darah, serta memberikan efek perlindungan terhadap otak.

Meski keduanya memiliki keunggulan, IF cenderung lebih fleksibel dan mudah dijalankan dalam jangka panjang, sementara diet keto menuntut kontrol ketat terhadap asupan karbohidrat. Sebagian ahli menyarankan kombinasi keduanya, namun tetap harus disesuaikan dengan kondisi tubuh dan pengawasan medis. Pada akhirnya, memilih metode diet ideal harus mempertimbangkan kesehatan metabolik, konsistensi, dan keseimbangan nutrisi, serta dibarengi dengan gaya hidup sehat secara keseluruhan.

Kurma Masih Tersisa Setelah Ramadan? Begini Cara Simpan Agar Tetap Awet dan Segar

Bulan Ramadan yang penuh berkah telah berlalu, namun banyak orang masih menyisakan stok kurma di rumah. Buah manis ini memang menjadi pilihan utama untuk berbuka puasa, sehingga kerap dibeli dalam jumlah besar. Sayangnya, setelah Lebaran, tidak semua kurma habis dikonsumsi dan akhirnya hanya dibiarkan begitu saja. Padahal, jika disimpan dengan benar, kurma bisa bertahan cukup lama dan tetap nikmat untuk disantap kapan pun.

Menurut penjelasan dari dr. Felianty Badralany, Sp.GK, kunci utama dalam menyimpan kurma adalah memastikan kondisinya benar-benar kering. Kurma yang masih lembap berisiko menjadi tempat berkembangnya jamur dan bakteri. Jika kurma sudah dicuci, sebaiknya dikeringkan selama dua jam terlebih dahulu sebelum disimpan dalam wadah kedap udara. Perlu diingat, kurma yang telah dicuci tidak disarankan untuk disimpan terlalu lama karena rentan busuk.

Ada tiga cara utama menyimpan kurma: di suhu ruang, kulkas, atau freezer. Jika disimpan di tempat sejuk dan kering pada suhu ruang, kurma bisa bertahan 1–2 bulan. Di dalam kulkas, daya tahannya meningkat hingga 6–12 bulan. Sementara untuk penyimpanan jangka panjang, kurma dapat dibekukan di dalam freezer dan tahan hingga 1–2 tahun, asalkan dimasukkan dalam wadah tertutup rapat dan dicairkan di suhu ruang sebelum dikonsumsi.

Dr. Felianty juga mengingatkan untuk rutin memeriksa kondisi kurma. Perubahan warna menjadi lebih gelap, bau yang tidak sedap, atau tekstur berlendir menandakan kurma sudah tidak layak dikonsumsi. Dengan menyimpannya secara tepat, kita bisa menikmati kelezatan kurma kapan saja tanpa takut basi atau terbuang sia-sia.

Cegah Hipertensi Sejak Dini: Pentingnya Gaya Hidup Sehat untuk Kesehatan Jantung

Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (InaSH) mengimbau masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat guna menurunkan risiko hipertensi, bahkan tanpa ketergantungan obat.

Sekretaris Jenderal InaSH, Dr. BRM. Ario Soeryo Kuncoro, Sp.JP(K), FIHA, menegaskan bahwa hipertensi bukan hanya masalah kesehatan bagi lansia, tetapi juga dapat menyerang anak-anak, remaja, hingga ibu hamil. Peningkatan kasus hipertensi pada anak dan remaja disebabkan oleh berbagai faktor, seperti obesitas, kurangnya aktivitas fisik, konsumsi makanan tinggi garam, serta kebiasaan tidak sehat seperti merokok dan minum alkohol. Jika hipertensi terjadi sejak usia muda, risiko penyakit kardiovaskular di kemudian hari akan meningkat.

Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan bahwa hipertensi pada usia muda cukup tinggi. Sayangnya, banyak anak muda yang kurang menyadari kondisi ini dan tidak segera memeriksakan diri ke dokter, meskipun hasil pengukuran tekanan darah menunjukkan angka yang tinggi.

Dr. Ario menekankan bahwa hipertensi tidak dapat disembuhkan secara total, tetapi dapat dikendalikan melalui gaya hidup sehat. Perubahan pola hidup yang sederhana, seperti rutin berolahraga dan menjaga pola makan, dapat membantu mengontrol tekanan darah. Ia merekomendasikan olahraga kardio seperti jalan kaki atau bersepeda, yang dilakukan 3–4 kali seminggu selama 30–40 menit.

Selain olahraga, penting untuk memperhatikan asupan makanan. Konsumsi makanan tinggi garam dapat memicu tekanan darah tinggi, sehingga disarankan untuk membaca label makanan dengan cermat. Beberapa makanan, seperti seledri, diketahui memiliki manfaat dalam mengontrol tekanan darah.

Mengenai kopi, penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kopi dalam batas wajar tidak berdampak buruk terhadap kesehatan jantung dalam jangka panjang. Namun, konsumsi berlebihan dapat memicu peningkatan tekanan darah sementara. Oleh karena itu, jika ingin mengonsumsi kopi, lebih baik memilih kopi hitam tanpa tambahan gula atau pemanis.

Bagi penderita hipertensi yang sudah membutuhkan pengobatan, sangat penting untuk tidak menghentikan konsumsi obat tanpa konsultasi dokter. Obat hipertensi justru berperan dalam menjaga tekanan darah tetap stabil dan melindungi organ tubuh, termasuk ginjal, dari komplikasi yang lebih serius.

Dengan menerapkan pola hidup sehat sejak dini, risiko hipertensi dapat dikurangi, sehingga kualitas hidup tetap terjaga hingga usia lanjut.

Mengenal Beragam Jenis Cokelat: Dari Sejarah Kuno Hingga Manfaat Kesehatannya

Cokelat telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam bentuk batangan, minuman, maupun campuran dalam berbagai hidangan. Namun, tahukah Anda bahwa di masa lampau, kakao—bahan utama cokelat—dianggap sebagai pemberian dewa oleh peradaban kuno?

Suku Maya meyakini bahwa kakao adalah anugerah dari dewa kesuburan dan pertanian. Sementara itu, suku Aztec menganggapnya sebagai hadiah dari dewa Quetzalcoatl, sang dewa kebijaksanaan dan kehidupan. Seiring perkembangan zaman, cokelat hadir dalam berbagai varian, dengan tiga jenis yang paling umum ditemukan di pasaran:

Cokelat hitam berasal dari biji kakao yang diproses menjadi padatan dan mentega kakao. Biasanya, kadar kakao dalam cokelat ini tercantum dalam kemasan, misalnya 70%, yang berarti 70% komposisinya adalah kakao, sedangkan sisanya adalah gula, vanili, dan pengemulsi seperti lesitin. Semakin tinggi persentasenya, semakin pekat rasa cokelatnya.

Berbeda dari cokelat hitam, cokelat susu mengandung bubuk susu yang memberikan rasa lebih lembut dan manis. Konsentrasi kakao dalam cokelat susu berkisar antara 10% hingga 50%, dengan minimal 12% kandungan padatan susu agar tetap memenuhi standar sebagai cokelat susu.

Cokelat putih sering dianggap bukan cokelat “asli” karena tidak mengandung padatan kakao. Namun, cokelat ini tetap dibuat dari biji kakao, lebih tepatnya dari mentega kakao. Dengan kombinasi gula, susu, dan perasa tambahan, cokelat putih memiliki rasa yang lebih manis dibandingkan jenis lainnya.

Dari ketiga jenis cokelat yang ada, cokelat hitam dikenal memiliki manfaat kesehatan yang paling besar. Ahli gizi Laura Parada menyarankan untuk memilih cokelat hitam dengan kadar kakao minimal 75% agar memperoleh manfaat optimal dari kandungan alami kakao yang lebih murni.

Cokelat hitam mengandung lebih dari 380 senyawa kimia, termasuk fitokimia fenolik yang memiliki sifat antioksidan tinggi. Penelitian juga menunjukkan bahwa kakao murni memiliki kadar fenolik total yang lebih tinggi dibandingkan teh hitam dan teh hijau, menjadikannya pilihan sehat bagi pencinta cokelat.

Trombosis Sinus Vena Serebral: Ancaman Tersembunyi bagi Wanita Hamil!

Trombosis sinus vena serebral (Cerebral Venous Sinus Thrombosis/CVST) adalah kondisi langka namun berpotensi fatal yang dapat terjadi pada wanita hamil. CVST merupakan salah satu jenis stroke yang disebabkan oleh pembentukan gumpalan darah di sinus vena otak, sebagaimana dilaporkan oleh Times of India.

Kehamilan menyebabkan perubahan pada sistem pembekuan darah yang dapat bertahan hingga masa nifas, meningkatkan risiko hiperkoagulasi dan CVST. Risiko ini semakin tinggi pada trimester ketiga dan empat minggu pertama setelah persalinan. Faktor seperti operasi sesar, infeksi sistemik, muntah berlebihan, dan anemia dapat memperburuk kondisi.

Selain kehamilan, faktor risiko lain mencakup penggunaan kontrasepsi oral, dehidrasi, penyakit trombotik, trombofilia genetik, dan kanker. Wanita dengan kondisi seperti kelebihan berat badan, diabetes, atau riwayat trauma dan operasi sebelumnya juga memiliki kemungkinan lebih tinggi mengalami pembekuan darah di otak.

Menurut Dr. Kunal Bahrani, Direktur Klinis & Kepala Neurologi di Marengo Asia Hospitals Faridabad, sakit kepala adalah gejala paling umum dari CVST. Gejala lainnya meliputi penglihatan kabur, pingsan, kehilangan kontrol gerakan tubuh, kejang, hingga koma. Jika tidak ditangani, CVST dapat menyebabkan komplikasi serius seperti masalah bicara, gangguan penglihatan, peningkatan tekanan dalam tengkorak, dan cedera otak yang dapat berakibat fatal.

Dr. Tarun Sharma, Direktur Program Bedah Otak & Tulang Belakang di rumah sakit yang sama, menambahkan bahwa selama kehamilan, tubuh wanita mengalami hiperkoagulasi yang membuat mereka lebih rentan terhadap pembekuan darah, yang dikenal sebagai Deep Vein Thrombosis (DVT). Jika gumpalan ini terbentuk di otak, maka disebut CVST.

Untuk mendiagnosis CVST, aliran darah di otak dievaluasi menggunakan tes pencitraan seperti MRI, MR venogram, dan CT venogram, serta pemeriksaan darah. Jika dicurigai CVST, pasien harus segera mencari pertolongan medis dan berkonsultasi dengan ahli saraf.

Terapi lini pertama CVST adalah pemberian antikoagulan. Namun, jika pasien mengalami kerusakan neurologis atau koma meskipun telah mendapatkan perawatan, terapi endovaskular atau intervensi bedah dapat menjadi opsi.

Mencegah CVST melibatkan gaya hidup sehat, seperti konsumsi makanan rendah lemak, memperbanyak buah dan sayuran, berolahraga secara rutin, menghindari asap rokok, dan menjaga kondisi kesehatan kronis seperti diabetes tetap terkendali. Kesadaran masyarakat untuk mengenali gejala awal dan melaporkannya kepada dokter sangat penting untuk penanganan dini.

7 Kebiasaan Pagi yang Efektif Untuk Anda Agar Dapat Menurunkan Kolesterol Secara Alami!

Perubahan kecil yang konsisten pada rutinitas pagi Anda dapat memberikan dampak positif dalam menurunkan kadar kolesterol seiring waktu. Kolesterol, yang berfungsi penting untuk membangun sel-sel tubuh, dapat menjadi berbahaya jika kadarnya terlalu tinggi, meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Oleh karena itu, menjaga kadar kolesterol tetap terkontrol sangat penting.

Selain pengobatan, perubahan gaya hidup melalui kebiasaan sehat di pagi hari dapat menjadi cara alami untuk menurunkan kolesterol. Berikut adalah beberapa kebiasaan yang bisa Anda terapkan di pagi hari untuk membantu menurunkan kolesterol, sebagaimana dilaporkan oleh TimesofIndia:

Memulai pagi dengan segelas air hangat yang diberi perasan lemon segar dapat membantu membersihkan tubuh dan meningkatkan metabolisme lemak. Lemon kaya akan vitamin C dan antioksidan yang dapat menurunkan kolesterol jahat (LDL) serta mencegah penumpukan plak di pembuluh darah.

Sarapan yang mengandung serat larut, seperti gandum, biji chia, atau buah-buahan seperti apel dan pisang, dapat membantu menurunkan kadar kolesterol. Serat larut mengikat kolesterol dalam sistem pencernaan dan mencegahnya diserap ke dalam darah, sekaligus memberi rasa kenyang lebih lama.

Mengonsumsi camilan berupa segenggam kacang seperti almond, kenari, atau biji rami di pagi hari memberikan manfaat besar bagi kesehatan jantung. Kacang-kacangan kaya akan lemak tak jenuh dan omega-3, yang dapat meningkatkan kolesterol baik (HDL) dan menurunkan kolesterol jahat (LDL).

Aktivitas fisik seperti berjalan cepat selama 20-30 menit setiap pagi dapat meningkatkan kolesterol baik dan mengurangi trigliserida. Selain itu, berjalan pagi juga meningkatkan sirkulasi darah, memberikan energi positif, dan membuat Anda merasa lebih segar.

Beberapa pose yoga ringan atau peregangan dapat membantu mengurangi stres, yang diketahui dapat meningkatkan kadar kolesterol. Pose seperti Cobra (Bhujangasana) atau Bridge (Setu Bandhasana) dapat merangsang sirkulasi darah dan mendukung kesehatan jantung.

Jika Anda terbiasa meminum kopi, cobalah beralih ke teh hijau. Teh hijau mengandung katekin, antioksidan yang diketahui dapat menurunkan kolesterol jahat (LDL), sambil memberikan dorongan energi yang lebih sehat di pagi hari.

Mengurangi konsumsi makanan manis, seperti sereal dan kue kering di pagi hari, dapat membantu mengontrol kadar kolesterol. Gula berlebih dapat meningkatkan trigliserida dan menurunkan kolesterol baik. Sebagai alternatif, pilih pemanis alami seperti madu atau buah segar untuk menikmati rasa manis tanpa membahayakan kesehatan.