Category Archives: Pendidikan

Prioritas Kemendikdasmen 2025: Wajib Belajar 13 Tahun Untuk Pemerataan Akses Pendidikan

Pada tanggal 2 Januari 2025, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengumumkan program prioritasnya untuk tahun ini, dengan fokus utama pada penerapan Wajib Belajar 13 Tahun. Program ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua anak di Indonesia mendapatkan akses pendidikan yang merata mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).

Wajib Belajar 13 Tahun merupakan kebijakan baru yang menambah satu tahun pendidikan wajib, dimulai dari PAUD untuk anak usia 5-6 tahun. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menjelaskan bahwa program ini diharapkan dapat memperkuat fondasi pendidikan di Indonesia dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dengan mewajibkan pendidikan hingga tingkat SMA, pemerintah berharap dapat mengurangi angka putus sekolah dan meningkatkan partisipasi pendidikan di seluruh wilayah.

Untuk mendukung program ini, Kemendikdasmen menerima anggaran sebesar Rp 33,5 triliun dari total anggaran pendidikan APBN 2025 yang mencapai Rp 724,2 triliun. Anggaran ini akan digunakan untuk berbagai program prioritas lainnya, termasuk penyediaan bantuan pendidikan bagi siswa kurang mampu dan peningkatan kesejahteraan guru. Dengan alokasi dana yang cukup besar, diharapkan program Wajib Belajar 13 Tahun dapat berjalan efektif dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Salah satu tujuan utama dari Wajib Belajar 13 Tahun adalah pemerataan akses pendidikan di seluruh Indonesia, terutama di daerah terpencil dan terbelakang (3T). Program ini akan mencakup penyediaan infrastruktur pendidikan yang memadai serta pelatihan bagi tenaga pendidik. Dengan demikian, setiap anak berhak mendapatkan pendidikan berkualitas tanpa memandang latar belakang sosial dan ekonomi.

Selain fokus pada pemerataan akses pendidikan, Kemendikdasmen juga berkomitmen untuk mengembangkan karakter dan prestasi siswa melalui berbagai program. Ini termasuk penguatan pendidikan karakter dan penyelenggaraan ajang talenta nasional yang melibatkan siswa dari seluruh daerah. Dengan pendekatan holistik ini, diharapkan siswa tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga memiliki nilai-nilai moral yang baik.

Dengan peluncuran program Wajib Belajar 13 Tahun, tahun 2025 diharapkan menjadi titik awal baru bagi peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Melalui upaya pemerataan akses dan pengembangan karakter siswa, Kemendikdasmen berambisi menciptakan generasi muda yang siap menghadapi tantangan global. Semua pihak diharapkan dapat berkontribusi dalam mewujudkan visi pendidikan bermutu untuk semua anak bangsa.

Menteri Pendidikan Sinyalkan Kembalinya Ujian Nasional Pada Tahun 2026

Pada tanggal 1 Januari 2025, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti memberikan sinyal bahwa Ujian Nasional (UN) akan kembali diselenggarakan pada tahun ajaran 2025/2026. Pernyataan ini menjadi sorotan di kalangan pendidik dan siswa, mengingat UN sempat dihapus pada era kepemimpinan Nadiem Makarim.

Abdul Mu’ti menjelaskan bahwa konsep dan skema untuk Ujian Nasional yang baru sudah siap. Namun, ia menegaskan bahwa pelaksanaan UN tidak akan dilakukan pada tahun 2025, melainkan di tahun ajaran berikutnya. “Ujian Nasional sudah siap secara konsep, tapi 2025 ini belum kita laksanakan,” ungkap Mu’ti dalam konferensi pers di Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).

Mendikdasmen menekankan bahwa UN memiliki peran penting dalam pemetaan mutu pendidikan di Indonesia. Ia menyatakan bahwa data dari UN diperlukan untuk membantu panitia penerimaan mahasiswa baru dalam mengevaluasi kemampuan individual siswa. “Selama ini, sistem yang ada hanya bersifat sampling, sehingga kemampuan yang diukur tidak mencerminkan potensi setiap siswa,” tambahnya.

Sebelumnya, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menyatakan dukungan terhadap rencana pemerintah untuk menggelar kembali UN. Mereka berpendapat bahwa UN dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kualitas pendidikan dan hasil belajar siswa di seluruh Indonesia. Hal ini menunjukkan adanya kesepakatan di kalangan pendidik mengenai pentingnya evaluasi yang komprehensif.

Meskipun UN akan kembali, Mu’ti mengisyaratkan bahwa ada kemungkinan perubahan dalam sistem dan nama ujian tersebut. Rincian lebih lanjut mengenai format dan nama baru UN akan diumumkan menjelang tahun ajaran 2025/2026. “Kami akan mengumumkan skema dan bentuk ujian setelah Idul Fitri 2025,” jelasnya.

Dengan sinyal kembalinya Ujian Nasional, semua pihak kini menantikan bagaimana sistem evaluasi pendidikan ini akan diterapkan. Tahun 2026 diharapkan menjadi titik balik bagi pendidikan di Indonesia untuk meningkatkan kualitas dan akuntabilitas hasil belajar siswa. Kembalinya UN juga menjadi kesempatan bagi pemerintah untuk menunjukkan komitmennya dalam memperbaiki mutu pendidikan nasional secara keseluruhan.

Pemkab Solok Komitmen Tingkatkan Peringkat Dan Daya Saing Pendidikan Di 2024

Pada tanggal 30 Desember 2024, Pemerintah Kabupaten Solok, Sumatera Barat, menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan peringkat dan daya saing sektor pendidikan di daerah tersebut. Dalam upaya ini, Pemkab Solok berfokus pada berbagai program dan inisiatif yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas pendidikan serta hasil belajar siswa.

Kabupaten Solok baru-baru ini mencatatkan prestasi gemilang dengan meraih rapor pendidikan tertinggi di Sumatera Barat. Hal ini menjadi bukti nyata dari upaya yang dilakukan oleh Pemkab dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Kepala Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Sumbar, Muslihuddin, mengungkapkan bahwa capaian ini menunjukkan lonjakan luar biasa dalam mutu pendidikan di Kabupaten Solok, terutama dalam literasi dan numerasi yang dinilai melalui asesmen nasional.

Bupati Epyardi Asda menjelaskan bahwa salah satu strategi utama dalam meningkatkan pendidikan adalah dengan melibatkan semua elemen masyarakat. Ia mendorong kolaborasi antara pemerintah, guru, dan orang tua untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung. “Kami membentuk tim Solok Super Team (SST) untuk memastikan semua pihak bekerja sama demi kemajuan pendidikan,” ujarnya. Pendekatan ini diharapkan dapat menciptakan sinergi yang positif dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Pemkab Solok juga menerapkan inovasi dalam kurikulum dengan memperkenalkan konsep belajar lima hari. Ini bertujuan agar siswa memiliki waktu yang cukup untuk belajar sekaligus berinteraksi dengan keluarga. “Dengan waktu dua hari bersama keluarga, anak-anak dapat lebih dekat dengan orang tua dan terlibat dalam kegiatan rumah,” tambah Bupati Epyardi. Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

Selain itu, Pemkab juga berkomitmen untuk memperbaiki infrastruktur pendidikan. Dalam setiap kunjungan ke nagari, Bupati Epyardi selalu membuka dialog dengan masyarakat dan mendengarkan kebutuhan para guru. Permintaan untuk pembangunan fasilitas seperti ruang kelas, mushala, dan toilet menjadi prioritas utama dalam alokasi anggaran berbasis kebutuhan masyarakat.

Dengan berbagai langkah strategis yang telah diambil, Pemerintah Kabupaten Solok optimis dapat terus meningkatkan peringkat dan daya saing pendidikan di daerahnya. Komitmen ini tidak hanya akan membawa perubahan positif bagi siswa tetapi juga bagi masyarakat secara keseluruhan. Semua pihak kini berharap agar inisiatif ini dapat berjalan lancar dan memberikan dampak nyata bagi dunia pendidikan di Kabupaten Solok di masa depan.

Kemensos dan BKN Adakan Tes Pegawai Disabilitas Netra Pertama di Indonesia

Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) memantau pelaksanaan penilaian kompetensi untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) penyandang disabilitas netra, yang dilakukan menggunakan sistem Computer Assisted Competency Test (CACT). Kegiatan ini, yang digelar oleh Kementerian Sosial (Kemensos) bersama Badan Kepegawaian Negara (BKN), berlangsung di Assessment and Development Center Kemensos dan menjadi yang pertama kali dilaksanakan di Indonesia.

Gus Ipul mengungkapkan bahwa tes ini adalah langkah penting dalam membuka peluang bagi penyandang disabilitas netra dalam mengikuti uji kompetensi. “Ini adalah uji kompetensi yang pertama kali dilakukan di Indonesia, di mana teks langsung diubah menjadi suara,” katanya di Kantor Kemensos, Cawang, Jakarta Timur, pada Selasa (24/12/2024).

Salah satu peserta, Yudi Winarmoko (48), PNS dari Sentra Wyata Guna Bandung, mengungkapkan rasa syukurnya karena dapat mengikuti ujian dengan lancar. Yudi menilai sistem CACT sangat membantu, dengan tombol dan informasi yang lebih mudah diakses. “Ini pertama kali saya mengikuti tes seperti ini, dan saya merasa bahwa ini menunjukkan bahwa penyandang disabilitas netra juga memiliki kompetensi yang layak,” jelas Yudi, yang sudah mengabdi sebagai PNS selama 17 tahun.

Asesor SDM Aparatur Ahli Muda BKN, Nur Rohmat, menyatakan bahwa penilaian ini bertujuan untuk mengukur kompetensi PNS penyandang disabilitas netra, dan untuk pertama kalinya dilakukan dengan sistem khusus. Ia menjelaskan bahwa soal yang diberikan berbentuk situasional dan tidak berbeda kesulitannya dengan penilaian bagi PNS non-disabilitas. Penyandang disabilitas netra menggunakan headphone dan aplikasi agar suara soal dapat terdengar dengan jelas, sementara peserta lainnya membaca soal secara langsung. Proses ini didukung dengan pendampingan teknis untuk memastikan kelancaran ujian.

Kegiatan ini menjadi bukti bahwa penyandang disabilitas netra memiliki kemampuan yang setara, dan Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk memberikan akses yang lebih inklusif bagi mereka dalam dunia kerja dan pelayanan publik.

Pemerataan Guru Berkualitas: Strategi Pemerintah untuk Tingkatkan Mutu Pendidikan Nasional

Pemerintah terus menaruh perhatian besar pada pengadaan dan pemerataan guru berkualitas sebagai langkah strategis untuk mewujudkan pendidikan bermutu bagi seluruh masyarakat. Menurut Ferry Maulana Putra, Pelaksana Tugas Direktur Pendidikan Profesi Guru Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, redistribusi guru menjadi solusi utama untuk mengatasi kesenjangan pendidikan, terutama di daerah-daerah yang masih kekurangan tenaga pendidik berkualitas.

Tantangan dalam pemerataan ini termasuk minimnya kualifikasi sebagian guru yang ditempatkan di wilayah tertentu. Hal ini berdampak langsung pada rendahnya kualitas pendidikan siswa. Untuk mengatasi masalah tersebut, percepatan pelaksanaan Pendidikan Profesi Guru (PPG) bagi lebih dari 600.000 guru yang belum tersertifikasi akan dilakukan, dengan penekanan pada peningkatan kuota dan memenuhi syarat kelulusan minimal D-4 atau S-1.

Selain itu, program PPG prajabatan bagi calon guru juga akan digalakkan. Program ini mencakup beasiswa satu tahun dengan penempatan langsung sesuai kebutuhan daerah. Dengan langkah ini, diharapkan kualitas guru yang bersertifikat dapat mendukung proses pembelajaran yang lebih baik di seluruh pelosok negeri.

Dukungan atas upaya ini juga datang dari Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian, yang menyoroti pentingnya penyediaan akses pendidikan, peningkatan kualitas guru, serta fasilitas pendidikan yang merata, terutama untuk daerah terpencil. Hal senada diungkapkan oleh Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Fajar Riza Ul Haq, yang menekankan bahwa semua anak Indonesia harus memiliki kesempatan yang sama dalam mendapatkan pendidikan berkualitas, baik di sekolah negeri maupun swasta.

Pemerintah meluncurkan program seperti Program Indonesia Pintar dan beasiswa untuk mendukung akses pendidikan yang adil. Kesejahteraan guru juga menjadi prioritas, termasuk bagi guru non-ASN. Pemerintah berupaya memastikan guru swasta yang telah diangkat sebagai ASN P3K dapat tetap mengajar di sekolah asal mereka, dengan kebijakan baru yang memberikan fleksibilitas dalam memenuhi kewajiban mengajar 24 jam per minggu melalui tugas tambahan di luar kelas.

Ketua Umum PGSI, Moh Fatah, menyerukan agar program penyetaraan (inpassing) bagi guru swasta dibuka kembali, sehingga kesejahteraan guru swasta melalui tunjangan profesi dapat meningkat sesuai amanat undang-undang. Selain itu, Fatah mendukung rencana Presiden Prabowo Subianto untuk memberikan bantuan langsung tunai kepada guru swasta mulai tahun 2025. Bantuan ini diusulkan sebesar Rp2 juta per bulan selama 13 bulan, termasuk tunjangan hari raya.

PGSI juga berharap agar guru swasta yang telah mengajar minimal tiga tahun di sekolah swasta dapat diberikan afirmasi sebagai ASN P3K dan tetap ditempatkan di sekolah asal. Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan dan motivasi guru swasta untuk mendukung pendidikan nasional yang lebih merata dan berkualitas.

Program Wardah Inspiring Teacher 2024: Seribu Guru Siap Bawa Perubahan Untuk Pendidikan Di Indonesia

Program Wardah Inspiring Teacher merupakan salah satu inisiatif penting yang digagas oleh Wardah untuk memberi penghargaan kepada guru-guru yang berdedikasi dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Pada tahun 2024, seribu guru terpilih telah bergabung dengan program ini, yang akan mendapatkan berbagai pelatihan dan pendampingan untuk mengembangkan potensi mereka dalam mengajar. Melalui program ini, diharapkan para guru dapat menjadi agen perubahan yang mampu menginspirasi generasi muda dan memperbaiki kualitas pendidikan di tanah air.

Salah satu aspek utama dalam Wardah Inspiring Teacher 2024 adalah pemberian pelatihan terkait inovasi dan pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan. Dengan perkembangan pesat teknologi, para guru didorong untuk memanfaatkan alat dan media digital guna menciptakan metode pembelajaran yang lebih menarik dan efektif. Program ini juga memberikan pelatihan mengenai cara mengintegrasikan teknologi dalam kurikulum agar para siswa dapat belajar dengan cara yang lebih interaktif dan menyenangkan.

Tidak hanya guru di kota besar, Wardah Inspiring Teacher 2024 juga menjangkau pendidik di daerah-daerah tertinggal dan terpencil. Salah satu tujuan penting dari program ini adalah untuk memberikan akses pendidikan yang lebih berkualitas kepada seluruh anak bangsa, tanpa terkecuali. Para guru di daerah-daerah tersebut akan dilatih untuk menerapkan metode pengajaran yang dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan siswa, meski dengan keterbatasan sumber daya.

Para guru yang terpilih dalam program ini tidak hanya diberdayakan dalam aspek profesionalisme, tetapi juga diberikan pemahaman mengenai peran mereka dalam menciptakan perubahan sosial. Dengan membekali guru dengan keterampilan kepemimpinan dan pengelolaan kelas yang efektif, diharapkan mereka dapat menjadi pendorong utama dalam menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan adil bagi seluruh siswa.

Wardah Inspiring Teacher 2024 menjadi langkah strategis dalam menciptakan perubahan positif di dunia pendidikan Indonesia. Dengan memberdayakan seribu guru untuk menjadi agen perubahan, program ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan di seluruh pelosok negeri, menjawab tantangan global, dan membawa harapan baru bagi masa depan Indonesia yang lebih cerdas dan maju.

Strategi Efektif Mempersiapkan Dana Pendidikan Anak: Investasi Cerdas untuk Masa Depan Gemilang

Pendidikan adalah investasi terbaik yang dapat diberikan orang tua untuk masa depan anak-anak mereka. Namun, kenaikan biaya pendidikan di Indonesia yang mencapai 10-15% per tahun menjadi tantangan besar bagi banyak keluarga. Selain itu, inflasi yang terus meningkat turut memengaruhi daya beli. Oleh karena itu, perencanaan dana pendidikan sedini mungkin menjadi kunci untuk mengatasi masalah ini. Salah satu instrumen investasi yang dapat diandalkan untuk tujuan pendidikan adalah obligasi. Obligasi tidak hanya dikenal dengan risiko yang rendah dan stabilitas tinggi, tetapi juga menawarkan manfaat jangka panjang yang ideal untuk pendidikan anak.

Obligasi pemerintah, seperti Obligasi Ritel Indonesia (ORI), adalah salah satu instrumen investasi yang paling stabil dengan risiko rendah. Instrumen ini cocok bagi orang tua yang ingin memastikan dana pendidikan anak tetap aman dari fluktuasi pasar. Selain itu, obligasi memberikan imbal hasil yang konsisten melalui bunga tetap yang dibayarkan secara berkala, sehingga dapat memperbesar tabungan pendidikan. Beberapa obligasi pemerintah juga menawarkan perlindungan terhadap inflasi dengan imbal hasil yang disesuaikan, menjaga nilai investasi tetap stabil meskipun biaya pendidikan terus meningkat. Keunggulan lain dari obligasi adalah modal awal yang terjangkau, di mana investasi dapat dimulai dengan Rp1 juta, menjadikannya pilihan yang mudah diakses bagi berbagai kalangan.

Untuk memulai investasi obligasi, ada beberapa langkah yang dapat diikuti. Pertama, kenali berbagai jenis obligasi seperti ORI, Sukuk Tabungan, atau obligasi korporasi, dan sesuaikan dengan kebutuhan serta profil risiko Anda. Kedua, tetapkan target waktu dan jumlah investasi dengan menghitung kapan anak akan membutuhkan dana besar, seperti untuk masuk sekolah atau universitas. Ketiga, konsultasikan dengan ahli keuangan jika merasa ragu agar dapat menyusun strategi investasi yang sesuai. Terakhir, mulailah berinvestasi secara bertahap dengan jumlah kecil namun konsisten, sehingga tabungan pendidikan dapat berkembang tanpa menjadi beban besar.

Selain obligasi, ada beberapa langkah tambahan yang dapat membantu mempersiapkan dana pendidikan anak. Memulai tabungan sejak dini adalah langkah penting karena memungkinkan pemanfaatan bunga majemuk untuk mengumpulkan dana lebih besar. Menetapkan tujuan yang jelas dan membuat rencana keuangan yang realistis juga membantu menjaga fokus terhadap target pendidikan anak. Manfaatkan program tabungan pendidikan jika tersedia, terutama yang menawarkan insentif atau keuntungan pajak. Pantau dan evaluasi perkembangan tabungan secara berkala untuk memastikan strategi yang digunakan tetap relevan.

Dengan perencanaan yang matang dan langkah yang tepat, kenaikan biaya pendidikan dapat diatasi. Mulailah mempersiapkan dana pendidikan anak melalui investasi obligasi atau instrumen lain yang sesuai. Pendidikan adalah kunci masa depan anak, dan dengan persiapan yang baik, Anda dapat memberikan peluang terbaik bagi mereka untuk sukses di masa depan.

18.500 Guru Mendaftar Wardah Inspiring Teacher 2024, Alumnus Berbagi Manfaatnya

Program pelatihan guru Wardah Inspiring Teacher (WIT) 2024 mencatatkan pendaftar yang luar biasa banyaknya, dengan 18.500 guru yang berminat mengikuti program ini. Dwi Eliani, Project Manager Wardah Inspiring Teacher 2024, mengungkapkan bahwa meskipun jumlah pendaftar sangat besar, hanya sekitar 3.000 guru yang diterima. Dwi menekankan bahwa proses seleksi dilakukan dengan sangat teliti, di mana tim benar-benar memeriksa setiap aplikasi pendaftar berdasarkan motivasi yang diajukan.

“Kami benar-benar meninjau setiap pendaftar satu per satu, tidak ada yang dilewatkan. Kami memeriksa motivasi mereka secara serius,” ujar Dwi Eliani dalam acara Graduation WIT 2024 yang digelar pada 22 Desember 2024.

Dwi juga menjelaskan tentang beberapa level kurikulum yang ditawarkan dalam program WIT 2024. Pada level pertama, guru didorong untuk melakukan perubahan dalam diri mereka sendiri. Pada level kedua, mereka belajar untuk mengubah suasana kelas dan menjadikan pembelajaran lebih menarik. Level ketiga mengarahkan guru untuk mengubah aktivitas pembelajaran, sementara pada level terakhir, guru didorong untuk menciptakan dampak positif yang lebih luas di lingkungan sekitar.

Salah satu peserta WIT 2024 asal Ternate, yang akrab dipanggil Bu Lia, menceritakan pengalamannya setelah mengikuti program ini. Sebelumnya, ia merasa pembelajaran di kelasnya terasa monoton. Namun, setelah mengikuti WIT, ia merasa bisa mendesain pembelajaran dengan lebih kreatif dan memberdayakan murid-muridnya.

“Saya bisa menumbuhkan rasa kepemilikan di diri siswa-siswa saya,” ungkap Bu Lia. “Sekarang saya lebih banyak mendengar dan melihat apa yang dibutuhkan siswa, sehingga kelas jadi lebih nyaman dan kondusif untuk belajar.”

Bu Lia juga mengungkapkan bahwa banyak inspirasi yang ia dapatkan dari sesama rekan guru dalam program ini, yang kemudian ia sesuaikan dengan kebutuhan di sekolah tempatnya mengajar, SMA Negeri 4 Kota Ternate.

Meskipun sebelumnya ia gagal lolos dalam percobaan pertama, Bu Lia tidak menyerah. “Saya belajar dari pengalaman teman saya satu-satunya peserta WIT di Maluku Utara. Saya menyadari bahwa saya kurang menjelaskan motivasi saya dengan baik. Saya pun memperbaikinya dan akhirnya lolos,” jelas Bu Lia.

Menurut Bu Lia, pendidikan di daerahnya masih tertinggal dibandingkan provinsi lain, sehingga ia merasa sangat membutuhkan inspirasi untuk meningkatkan kualitas pengajaran yang lebih sesuai dengan kondisi di sana.

Itje Chodidjah Soroti Pentingnya Kebijakan Pendidikan Berkelanjutan dan Kualitas Guru

Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Itje Chodidjah, menekankan pentingnya kebijakan pendidikan yang berkelanjutan dan tidak terpengaruh oleh dinamika politik. Menurutnya, kebijakan pendidikan yang sering berubah atau terhenti sebelum benar-benar dilaksanakan dapat menghambat kualitas pendidikan secara keseluruhan. “Jika kebijakan baru sudah mulai dijalankan, tetapi kemudian tiba-tiba dihentikan atau diganti, hal ini akan mempengaruhi proses pendidikan dan kualitas yang ingin dicapai,” ujar Itje pada Kamis, 19 Desember 2024.

Itje juga mengkritik ketidakmampuan banyak mahasiswa dalam mengembangkan pemikiran kritis terkait bidang yang mereka tekuni. Ia menyebutkan bahwa pendidikan pada tingkat PAUD hingga SMA masih terlalu fokus pada aspek pengetahuan akademik tanpa memberikan perhatian yang cukup pada pengembangan keterampilan praktis dan sikap. “Keterampilan dan sikap sering kali terabaikan karena lebih sulit diukur, padahal kedua hal tersebut sangat penting dalam membentuk pemikiran kritis yang diperlukan di dunia kerja,” jelasnya.

Sebagai solusi, Itje menyarankan agar kebijakan pendidikan lebih fokus pada perbaikan kualitas guru dengan memperhatikan aspek jangka panjang. Perbaikan tersebut diharapkan dapat menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi setiap jenjang pendidikan, dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. “Pendidikan bukan hanya soal bagaimana lulus dari sekolah dengan membawa ijazah atau sertifikat, tetapi lebih penting adalah bagaimana proses pendidikan dapat meningkatkan kualitas berpikir, berperilaku, dan berkompeten bagi para peserta didik,” tegasnya, menambahkan bahwa pendidikan yang holistik harus memperhatikan aspek intelektual, keterampilan, dan karakter secara bersamaan.

Peace Corps Amerika Tambah 20 Relawan Baru Untuk Dukung Pendidikan Di Indonesia

Pada 14 Desember 2024, Peace Corps, organisasi sukarelawan internasional asal Amerika Serikat, mengumumkan penambahan 20 relawan baru yang akan ditempatkan di berbagai daerah di Indonesia. Keputusan ini diambil sebagai bagian dari komitmen untuk memperkuat sektor pendidikan di Indonesia, dengan fokus pada pengembangan keterampilan dan pemberdayaan masyarakat lokal.

Relawan Peace Corps akan bekerja sama dengan pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, untuk membantu program-program pendidikan di daerah-daerah terpencil. Mereka akan berfokus pada pengajaran bahasa Inggris, pengembangan kurikulum, dan peningkatan keterampilan mengajar bagi guru-guru di berbagai sekolah dasar dan menengah.

Dengan adanya relawan tambahan, Peace Corps berharap dapat membantu menjembatani kesenjangan pendidikan yang masih ada antara daerah perkotaan dan pedesaan. Keberadaan relawan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengajaran, terutama dalam memperkenalkan metode pengajaran yang lebih modern dan efektif, serta menyediakan pelatihan untuk guru-guru lokal agar mereka lebih siap menghadapi tantangan pendidikan global.

Penambahan 20 relawan ini juga menjadi bukti semakin eratnya kerjasama antara Indonesia dan Amerika Serikat dalam bidang pendidikan. Peace Corps bukan hanya berfokus pada pendidikan formal, tetapi juga berusaha membangun kesadaran akan pentingnya pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat. Ini juga memperlihatkan bagaimana kolaborasi internasional bisa menciptakan dampak positif yang besar dalam dunia pendidikan.

Bagi para relawan, pengalaman mengajar di Indonesia akan menjadi kesempatan untuk memperluas wawasan dan keterampilan mereka. Selain itu, mereka juga akan belajar banyak tentang budaya Indonesia yang kaya dan beragam. Sementara bagi masyarakat Indonesia, kehadiran relawan Peace Corps dapat memperkaya pengalaman belajar dan memperkenalkan mereka pada cara-cara pengajaran yang lebih inovatif dan efektif.

Dengan penambahan relawan baru ini, Peace Corps mendukung tujuan besar Indonesia untuk meningkatkan kualitas pendidikan hingga 2045. Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mencapai pendidikan yang inklusif dan berkualitas, dan kehadiran relawan internasional seperti Peace Corps sangat penting dalam mewujudkan cita-cita tersebut. Kerjasama ini menunjukkan pentingnya kolaborasi global dalam menciptakan masa depan yang lebih cerah melalui pendidikan.

Melalui kolaborasi dengan Peace Corps, diharapkan Indonesia dapat terus meningkatkan kualitas pendidikannya dan mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan global. Kehadiran relawan-relawan baru ini menjadi langkah nyata dalam mewujudkan visi pendidikan yang lebih baik, merata, dan berbasis keterampilan di seluruh penjuru tanah air.