Category Archives: Wisata & Kuliner

https://solfestofficial.com

Bangka Lestarikan Warisan Kuliner dengan Pencatatan Kekayaan Intelektual Komunal

Kantor Wilayah Kementerian Hukum Kepulauan Bangka Belitung mencatat 15 Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) dari Kabupaten Bangka, di mana tujuh di antaranya telah terdaftar sebagai Pengetahuan Tradisional di Ditjen Kekayaan Intelektual. Kepala Kanwil Kemenkum Kepulauan Bangka Belitung, Harun Sulianto, menjelaskan bahwa pencatatan ini bertujuan memberikan perlindungan hukum sekaligus mencegah penyalahgunaan oleh pihak lain. Kekayaan Intelektual Komunal mencakup ekspresi budaya tradisional, pengetahuan tradisional, sumber daya genetik, indikasi asal, serta potensi indikasi geografis.

Tujuh kuliner khas Kabupaten Bangka yang kini tercatat sebagai Pengetahuan Tradisional di antaranya adalah Begutok, makanan berbahan dasar ikan khas Kelurahan Kenanga yang awalnya dibuat dari ikan sisa tangkapan yang tidak terjual. Kemudian, Kue Kujo, kue manis dengan tekstur lembut yang disajikan dalam perayaan 1 Muharram. Ada pula Kelesan atau Empek-empek dari Belinyu yang berbahan dasar ikan dan tepung, bisa direbus maupun digoreng. Otak-otak Belinyu juga masuk dalam daftar ini, makanan berbahan ikan tenggiri yang dipanggang dalam balutan daun pisang dan disajikan dengan cuka khas.

Selain itu, terdapat Ayam Tim Jurung, hidangan khas Desa Jurung yang dimasak dengan teknik unik menggunakan pasir panas. Pantiaw Beras Belinyu, kuliner berbahan dasar beras dan tepung kanji dengan kuah ikan yang gurih, juga mendapat pengakuan. Terakhir, Kretek Bangka, camilan berbentuk bulat berbahan ikan tenggiri dan tepung sagu yang renyah serta populer sebagai oleh-oleh khas daerah. Pencatatan ini diharapkan tidak hanya menjaga identitas budaya, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat lokal melalui promosi dan komersialisasi kuliner tradisional mereka.

Pemkab Lumajang Tutup Sementara Tumpak Sewu dan Grojogan Sewu Demi Keamanan Wisatawan

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang, Jawa Timur, resmi menutup sementara dua destinasi wisata alam, yakni Tumpak Sewu dan Grojogan Sewu, guna meningkatkan keamanan serta kualitas pengelolaan wisata di daerah tersebut. Keputusan ini tercantum dalam Surat Nomor 500.13/SD/427.12/2025 yang telah disahkan oleh Bupati Lumajang, Indah Amperawati, pada 9 Maret 2025. Menurut Indah, langkah ini diambil untuk menciptakan suasana wisata yang lebih aman, tertib, serta mendukung pengelolaan yang berkelanjutan. Dalam keputusan tersebut, pengelola Grojogan Sewu diminta untuk menutup operasionalnya secara penuh, sementara kawasan Tumpak Sewu akan mendapatkan pendampingan langsung dari Pemkab Lumajang.

Penutupan ini dilakukan untuk memastikan keamanan pengunjung, menata ulang sistem manajemen wisata, serta menjamin kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku. Pemkab Lumajang juga menegaskan komitmennya dalam menciptakan lingkungan wisata yang lebih tertata dan nyaman, serta terbebas dari pungutan liar yang dapat merugikan wisatawan maupun masyarakat sekitar. Indah berharap para wisatawan dapat bersabar hingga tempat wisata ini kembali dibuka dengan fasilitas dan sistem yang lebih baik.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa langkah ini bertujuan untuk memastikan bahwa wisata alam di Lumajang tidak hanya menawarkan pengalaman yang berkesan bagi pengunjung, tetapi juga dikelola sesuai standar yang baik. Selain itu, penutupan sementara ini juga menjadi bagian dari upaya menjaga keberlanjutan lingkungan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Dengan adanya perbaikan dalam pengelolaan, Pemkab Lumajang berharap Tumpak Sewu dan Grojogan Sewu dapat kembali menjadi destinasi unggulan yang aman dan nyaman bagi semua wisatawan.

Berburu Oleh-Oleh Khas Cirebon, Buah Tangan Lezat untuk Dibawa Pulang

Tak lengkap rasanya jika mengunjungi Cirebon tanpa membawa oleh-oleh khas daerah ini. Kota yang dijuluki Kota Udang ini memiliki beragam kuliner khas yang cocok dijadikan buah tangan. Salah satu hasil laut unggulannya adalah udang kecil atau rebon yang melimpah, yang kemudian diolah menjadi berbagai produk seperti terasi, petis, dan bawang goreng rebon. Salah satu oleh-oleh yang wajib dibawa pulang adalah terasi udang, yang memiliki aroma khas dan mampu memperkaya cita rasa masakan. Selain itu, tape ketan hijau juga menjadi favorit, dengan rasa asam manis yang menyegarkan dan dibungkus dalam daun pisang, meskipun perlu segera dikonsumsi karena masa simpannya terbatas.

Bagi penggemar camilan, kue gapit adalah pilihan menarik. Kue kering ini berbentuk seperti waffle dengan beragam varian rasa seperti keju, cokelat, dan kacang. Nama kue gapit sendiri berasal dari proses memasaknya yang menggunakan cetakan besi untuk mengapit adonan hingga matang. Ada juga sirup Cap Tjampolay, sirup legendaris khas Cirebon yang tersedia dalam berbagai rasa, seperti leci, mangga, kopyor, dan sirsak, yang bisa menjadi pelengkap berbagai minuman segar.

Selain itu, bawang goreng rebon menawarkan cita rasa lebih gurih dibandingkan bawang goreng biasa, cocok sebagai pelengkap hidangan berkuah seperti soto atau bakso. Bagi yang menyukai keripik, keripik tempe sagu menjadi alternatif menarik, dengan tekstur renyah tanpa tambahan tepung, tersedia dalam varian rasa seperti keju dan sapi panggang. Dengan begitu banyak pilihan lezat, tak ada alasan untuk pulang dari Cirebon tanpa membawa buah tangan khasnya.

Menikmati Momen Ngabuburit di Bandung dengan Aktivitas Seru dan Destinasi Menarik

Bulan Ramadan segera tiba, dan tradisi ngabuburit kembali menjadi aktivitas favorit banyak orang. Ngabuburit merujuk pada berbagai kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu sebelum berbuka puasa. Biasanya, orang-orang menghabiskan waktu dengan membaca buku, menonton film, bermain game, atau menyiapkan hidangan berbuka.

Namun, tidak sedikit yang memilih untuk keluar rumah dan menikmati suasana sore di tempat-tempat menarik. Bagi yang berada di Bandung, ada beberapa lokasi yang cocok untuk ngabuburit. Salah satunya adalah Alun-alun Bandung, sebuah ruang terbuka hijau dengan luas sekitar 1.200 meter persegi yang ditumbuhi rumput sintetis. Selain nyaman untuk bersantai, tempat ini juga dilengkapi berbagai fasilitas seperti area bermain anak, perpustakaan, serta akses wi-fi gratis.

Lokasinya pun sangat strategis karena berada di kawasan yang sama dengan Masjid Raya Bandung dan dekat dengan halte bus, sehingga mudah dijangkau. Jika ingin berburu takjil, Pasar Cihapit bisa menjadi pilihan yang tepat. Meski disebut pasar, tempat ini telah direnovasi menjadi area yang lebih modern dan bersih. Beragam kuliner tersedia, mulai dari makanan tradisional hingga hidangan internasional, sehingga cocok dijadikan destinasi ngabuburit bagi pencinta kuliner.

Sementara itu, bagi yang ingin beraktivitas fisik, Lapangan Gasibu adalah pilihan yang menarik. Berlokasi di depan Gedung Sate, tempat ini memiliki trek lari sepanjang 400 meter serta fasilitas pendukung seperti toilet, musala, dan tempat pengisian air gratis. Dengan berbagai pilihan tempat yang menarik, ngabuburit di Bandung menjadi pengalaman yang lebih menyenangkan dan berkesan.

Sensasi Pedas dan Gurih dari Kreasi Baru Liu Li Palace

Menikmati hidangan lezat dalam suasana mewah tentu menjadi pengalaman kuliner yang tak terlupakan. Sebagai restoran yang menggabungkan tradisi dan kemewahan, Liu Li Palace kembali menghadirkan inovasi menarik bagi pencinta masakan Tiongkok. Kali ini, mereka memperkenalkan rangkaian menu terbaru bertajuk Fiery Flavors of Szechuan, yang siap menggoda selera para tamu dengan cita rasa autentik yang telah disesuaikan.

Di bawah kepemimpinan eksekutif chef baru, Chef Wong, Liu Li Palace menghadirkan sentuhan segar dalam setiap sajiannya. Kehadirannya diharapkan membawa warna baru pada hidangan khas restoran ini, menghadirkan cita rasa otentik dengan pendekatan modern. Menurut Direktur Operasional Liu Li Palace, Adi Khang, hidangan khas Szechuan di restoran ini memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan yang lain. Cita rasa khas Szechuan yang biasanya dikenal pedas dan berminyak telah disesuaikan agar lebih cocok dengan selera lokal, tanpa menghilangkan keasliannya.

Menu yang ditawarkan dalam Fiery Flavors of Szechuan menghadirkan perpaduan pedas, gurih, dan rempah yang kaya. Beberapa hidangan andalan dalam rangkaian ini antara lain sapo iga sapi dengan wortel dan lobak, tumis sayur kol dengan cabai kering, tumis iris babi dengan akar teratai, hingga ikan kerapu macan stim ala Szechuan. Hidangan ikan Szechuan memiliki tekstur yang lembut, dengan rasa pedas khas yang meresap sempurna tanpa tambahan rasa asam, memberikan sensasi gurih yang mendominasi.

Sapo iga sapi menjadi pilihan lain yang tak kalah menggugah selera, dengan tekstur daging yang empuk berpadu dengan kuah gurih yang meresap hingga ke dalam iga. Wortel dan lobak yang ditambahkan memberikan keseimbangan rasa yang harmonis. Tak hanya itu, menu berbasis sayuran seperti tumis sayur kol dengan cabai kering juga menjadi favorit. Meski tampak sederhana, hidangan ini memiliki cita rasa pedas dan gurih yang pas, serta tekstur kol yang tetap renyah.

Selain itu, sapo tahu seafood dengan teripang juga hadir sebagai menu andalan. Berbeda dengan sapo tahu pada umumnya, Liu Li Palace menggunakan tahu China yang memiliki tekstur lebih lembut dan kenyal. Kuahnya yang kental dan gurih semakin memperkaya rasa hidangan ini. Tak ketinggalan, chili oil khas Liu Li Palace yang dibuat langsung oleh Chef Wong juga menjadi daya tarik tersendiri. Minyak cabai ini memberikan rasa pedas yang seimbang tanpa meninggalkan sensasi lengket di mulut. Bahkan, Liu Li Palace berencana meluncurkan produk chili oil ini agar pelanggan dapat menikmatinya di rumah.

Masjid Central Cologne: Keagungan Arsitektur Islam di Jantung Eropa

Masjid Central Cologne merupakan salah satu masjid terbesar dan termegah di Eropa, yang berdiri megah di kota Cologne, Jerman. Pembangunan masjid ini dimulai pada tahun 2009 dengan desain yang dirancang oleh arsitek Jerman terkenal, Gottfried Böhm dan putranya, Paul Böhm. Menariknya, kedua arsitek ini lebih dikenal sebagai perancang gereja-gereja di Jerman, namun mereka berhasil memenangkan kontrak pembangunan masjid pada tahun 2007, mengalahkan berbagai proposal lainnya.

Masjid Central Cologne memiliki luas sekitar 4.500 meter persegi dan mampu menampung hingga 1.200 jemaah dalam satu waktu. Dengan kapasitas sebesar itu, masjid ini bukan hanya menjadi yang terbesar di Cologne, tetapi juga menjadi masjid terbesar di seluruh Jerman. Bangunannya mengusung gaya arsitektur modern yang tetap mempertahankan unsur klasik dari kebudayaan Islam, menciptakan perpaduan estetika yang unik dan menawan.

Salah satu daya tarik utama dari masjid ini adalah kubahnya yang besar dengan desain transparan, yang melambangkan keterbukaan dan dialog antara budaya serta agama yang berbeda. Selain itu, dua menara yang menjulang tinggi turut mempertegas keindahan bangunan ini. Tidak hanya sebagai tempat ibadah, masjid ini juga memiliki berbagai fasilitas pendukung, seperti pusat budaya Islam, perpustakaan, ruang pertemuan, serta toko dan kafe yang terbuka untuk umum. Masjid Central Cologne menjadi simbol toleransi dan keberagaman di Jerman, serta tempat yang mempererat hubungan antara komunitas Muslim dan masyarakat setempat.

Tumpeng Tempe Raksasa, Tradisi Ruwat Desa di Sidoarjo Sambut Ramadan dengan Penuh Syukur

Menyambut datangnya bulan Ramadan, warga di Sidoarjo menggelar tradisi ruwat desa dengan menghadirkan tumpeng tempe raksasa. Acara tahunan ini berlangsung meriah di Lapangan Desa Sedenganmijen, Krian, Sidoarjo, Jawa Timur, pada Minggu (16/2). Tradisi ini merupakan bentuk ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah rezeki, khususnya bagi para perajin tempe yang menggantungkan hidupnya dari usaha tersebut. Selain itu, acara ini juga menjadi ajang silaturahmi antarwarga serta melestarikan warisan budaya yang sudah berlangsung turun-temurun.

Tumpeng tempe yang dibuat dalam acara ini memiliki tinggi mencapai 12 meter. Proses pembuatannya melibatkan banyak warga dan perajin tempe yang bekerja sama sejak dini hari. Tempe-tempe yang digunakan disusun dengan rapi hingga membentuk gunungan menyerupai tumpeng. Selain sebagai bentuk syukur, acara ini juga bertujuan untuk memperkenalkan tempe sebagai makanan khas Indonesia yang bernilai tinggi dan telah diakui di kancah internasional.

Sebelum prosesi pembagian tempe, acara diawali dengan doa bersama yang dipimpin oleh tokoh masyarakat dan ulama setempat. Doa tersebut dipanjatkan agar seluruh warga desa diberikan kesehatan, keselamatan, serta keberkahan dalam menjalani ibadah puasa yang sebentar lagi tiba. Suasana khidmat pun menyelimuti momen ini, dengan harapan agar tradisi ini terus berlanjut di masa mendatang.

Setelah doa selesai, panitia mulai memanjat tumpeng tempe raksasa dan membagikan lembaran tempe kepada warga yang hadir. Warga pun antusias berebut tempe sebagai simbol berkah dan keberuntungan. Tak hanya warga setempat, acara ini juga menarik perhatian wisatawan dan pecinta kuliner yang ingin melihat langsung keunikan tradisi tersebut. Acara semakin semarak dengan adanya pertunjukan seni tradisional, seperti tari-tarian daerah dan musik gamelan, yang turut menyemarakkan suasana dan menghibur para pengunjung.

Pola Makan Nabati: Kunci Umur Panjang dan Kesehatan Optimal, Bukan Sekadar Tren

Pola makan berbasis nabati semakin populer dan dianggap sebagai strategi efektif untuk hidup lebih sehat dan panjang umur. Namun, sekadar menghindari produk hewani tidaklah cukup—kualitas makanan dan keseimbangan nutrisi tetap menjadi faktor utama. Inilah yang diungkapkan Dr. Luigi Fontana dalam buku terbarunya Plant Power: The Essential Plant Food Guide to Enrich Your Health.

Sebagai Direktur Program Penelitian Umur Panjang Sehat di Universitas Sydney, Fontana menjelaskan bahwa pola makan nabati yang tepat dapat mengaktifkan regenerasi sel serta meningkatkan kesehatan usus. “Kunci hidup panjang dan sehat adalah memberikan tubuh nutrisi yang tepat untuk mendukung proses perbaikan sel dan menjaga keseimbangan mikrobioma usus,” ungkapnya.

Fontana merekomendasikan agar seseorang memulai dengan dua hari makan nabati dalam seminggu, lalu perlahan meningkat hingga lima hari. Menurutnya, makanan berbasis tumbuhan yang minim proses dapat memperlambat penuaan, mengurangi peradangan, dan meningkatkan metabolisme tubuh. Selain itu, serat yang tinggi dalam makanan nabati juga berperan penting dalam memperkuat sistem imun dan menurunkan risiko penyakit kronis.

Namun, beralih ke pola makan nabati tidak selalu berarti lebih sehat. Banyak makanan nabati yang tergolong ultra-processed, seperti biskuit, keripik, dan sereal kemasan, yang meskipun berbahan dasar tumbuhan, tetap memiliki kandungan nutrisi yang rendah. Fontana menekankan bahwa mengurangi konsumsi daging tetapi tetap mengandalkan makanan olahan dapat meningkatkan risiko penyakit serius, seperti stroke, demensia, dan kematian dini.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa peningkatan 10% konsumsi kalori dari makanan nabati olahan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung hingga 5% dan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular sebesar 12%. Sebaliknya, mengonsumsi makanan nabati yang diproses secara minimal seperti buah, sayuran, dan biji-bijian utuh justru dapat menurunkan risiko penyakit jantung secara signifikan.

Menurut Dr. Fernanda Rauber, penulis utama studi yang diterbitkan oleh Medical News Today, penting untuk tidak hanya memilih makanan nabati, tetapi juga memastikan bahwa makanan tersebut tidak melalui proses pemurnian yang berlebihan. Sementara itu, Marzio Lanzini, seorang koki spesialis makanan sehat dan umur panjang, mengungkapkan bahwa banyak orang yang beralih ke pola makan nabati justru cenderung mengandalkan karbohidrat olahan dan makanan instan, yang berisiko menghambat manfaat kesehatan yang diharapkan.

Untuk memastikan pola makan nabati yang sehat dan seimbang, Fontana dan Lanzini merekomendasikan enam kelompok makanan utama yang sebaiknya dikonsumsi:

Biji-bijian utuh seperti beras merah, gandum, dan barley yang kaya serat serta membantu mengurangi risiko diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.
Kacang-kacangan seperti buncis dan lentil yang rendah lemak, tinggi protein, serta kaya akan antioksidan untuk menjaga kesehatan jantung, sistem pencernaan, dan tulang.
Kacang utuh seperti almond dan pistachio yang mengandung lemak sehat, vitamin E, magnesium, serta selenium untuk mendukung kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Biji-bijian kecil seperti wijen, chia, dan bunga matahari yang meningkatkan asupan protein, serat, dan mineral penting.
Lemak sehat dari minyak zaitun extra-virgin dan alpukat, yang membantu menurunkan kolesterol serta mengurangi peradangan dalam tubuh.
Buah dan sayuran rendah glikemik seperti apel, jeruk, brokoli, dan tomat yang berperan dalam menjaga kadar gula darah serta mencegah penyakit kronis.

Dengan pendekatan yang tepat, pola makan nabati bukan hanya sekadar tren, melainkan cara efektif dan berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas hidup serta memperpanjang usia secara alami.

Asita Bali Dorong Penurunan Harga Tiket Pesawat untuk Selamatkan Pariwisata

Asosiasi Agen Perjalanan Wisata (Asita) Bali berharap pemerintah dapat menurunkan harga tiket pesawat domestik guna mendorong pertumbuhan sektor pariwisata. Langkah ini dianggap penting, terutama di tengah kebijakan efisiensi belanja pemerintah yang berpotensi berdampak pada ekonomi daerah, khususnya di Bali.

Ketua Asita Bali, Putu Winastra, menegaskan bahwa harga tiket pesawat yang lebih terjangkau dapat menghidupkan kembali industri pariwisata. Menurutnya, jika harga tiket tidak mengalami penurunan, jumlah wisatawan bisa berkurang secara signifikan.

“Harga tiket pesawat harus turun. Jika tidak, pariwisata bisa mengalami penurunan yang cukup drastis,” ujar Putu.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan harapannya agar harga tiket pesawat domestik bisa turun sekitar 10 persen, sebagaimana yang terjadi pada periode libur Natal dan Tahun Baru sebelumnya.

Bali merupakan salah satu destinasi utama yang sering dipilih pemerintah sebagai lokasi seminar, konferensi, dan pertemuan teknis. Namun, dengan adanya kebijakan efisiensi anggaran, Asita kini mulai mengalihkan fokus untuk menarik lebih banyak acara dari sektor swasta, khususnya dalam bidang Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions (MICE).

Selain menuntut penyesuaian harga tiket pesawat, Asita juga menyoroti pentingnya promosi wisata agar wisatawan tetap tertarik berkunjung ke Bali. Dengan promosi yang konsisten serta biaya perjalanan yang lebih terjangkau, sektor pariwisata diharapkan bisa terus berkembang.

“Promosi wisata harus tetap berjalan, agar wisatawan tertarik datang ke berbagai destinasi. Hal ini juga perlu didukung dengan biaya perjalanan yang lebih hemat, seperti harga tiket pesawat yang lebih terjangkau,” tutupnya.

Fakfak Dorong Pariwisata Berbasis Masyarakat: Pemberdayaan, Kebersihan, dan Promosi Jadi Kunci

Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Fakfak, Muhammad Ilham Nurdin, menegaskan bahwa pemberdayaan masyarakat lokal menjadi strategi utama dalam mengembangkan sektor pariwisata di daerahnya. Ia menyatakan bahwa keterlibatan aktif masyarakat dalam mengelola potensi wisata di wilayahnya akan membuka peluang besar untuk menarik wisatawan tanpa harus mengeluarkan biaya besar.

Menurut Ilham, dengan pengelolaan yang tepat, destinasi wisata lokal akan semakin berkembang dan menarik lebih banyak pengunjung. “Dampaknya akan langsung dirasakan oleh masyarakat, terutama dalam peningkatan kesejahteraan ekonomi. Oleh karena itu, pelatihan dan peningkatan keterampilan menjadi langkah penting yang harus dilakukan,” ungkapnya.

Salah satu aspek yang menjadi prioritas dalam pengembangan pariwisata adalah pelatihan keselamatan, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di daerah pesisir. Mereka perlu dibekali keterampilan dalam menjaga keamanan wisatawan agar pengalaman berkunjung tetap aman dan nyaman.

Selain itu, kebersihan destinasi wisata juga menjadi perhatian utama. Upaya pengelolaan limbah dilakukan dengan mendorong masyarakat untuk menerapkan prinsip daur ulang, sehingga lingkungan tetap terjaga dan tidak tercemar. Dengan kawasan wisata yang bersih dan nyaman, wisatawan akan semakin tertarik untuk berkunjung.

Ilham juga menekankan pentingnya promosi wisata yang lebih luas, baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Dengan strategi pemasaran yang tepat, keindahan alam dan budaya Fakfak dapat lebih dikenal oleh wisatawan dari berbagai daerah hingga mancanegara, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada pertumbuhan sektor pariwisata di Fakfak.