Category Archives: Kesehatan

https://solfestofficial.com

Tidur Telentang atau Miring: Posisi Mana yang Lebih Baik untuk Kesehatan Anda? Mari Simak!

Tidur adalah kebutuhan mendasar manusia yang sangat penting untuk mendukung kesehatan tubuh. Orang dewasa disarankan untuk tidur selama tujuh hingga sembilan jam setiap malam. Selain durasi tidur yang memadai, posisi tubuh saat tidur juga perlu diperhatikan, karena memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan. Dua posisi tidur yang paling umum adalah telentang dan miring. Namun, apakah keduanya memberikan manfaat yang berbeda?

Menurut dr. Dianne Augelli, seorang spesialis pengobatan tidur, setiap posisi tidur memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Sebagai contoh, tidur miring dapat membantu menjaga saluran udara tetap terbuka, sehingga bermanfaat bagi penderita sleep apnea. Posisi ini juga efektif dalam mencegah naiknya asam lambung ke kerongkongan, yang membuatnya ideal bagi mereka yang sering mengalami refluks asam. Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa tidur miring ke kiri secara khusus dapat membantu meredakan gejala refluks asam di malam hari.

Psikolog klinis Shelby Harris, PsyD, menambahkan bahwa tidur miring sangat direkomendasikan bagi ibu hamil karena membantu meningkatkan aliran darah dan menurunkan risiko komplikasi tertentu. Namun, kelemahan dari posisi ini adalah sulitnya menjaga keselarasan tulang belakang, yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada leher, punggung, atau pinggul. Posisi miring juga dapat memperburuk rasa sakit pada bahu atau leher.

Sementara itu, tidur telentang dinilai sebagai posisi terbaik untuk menjaga keselarasan tulang belakang. Posisi ini membantu mengurangi tekanan pada tulang belakang dan persendian, sehingga dapat meredakan nyeri pada punggung, leher, dan pinggul. Untuk mendukung posisi tidur telentang, disarankan menggunakan bantal yang menopang kepala dan leher, serta bantal kecil di bawah punggung bawah atau lutut agar tulang belakang tetap rileks.

Namun, tidur telentang memiliki kelemahan, terutama bagi mereka yang memiliki masalah pernapasan seperti mendengkur atau sleep apnea. Gravitasi dapat menyebabkan jaringan di saluran napas, seperti lidah dan langit-langit lunak, menyempitkan jalur udara, sehingga mengganggu pernapasan. Selain itu, posisi telentang juga dapat memperparah refluks asam, karena cairan lambung lebih mudah mengalir ke kerongkongan.

Memilih posisi tidur yang tepat sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan dan kenyamanan individu. Kombinasi antara posisi yang baik, durasi tidur yang cukup, dan dukungan bantal yang tepat dapat membantu meningkatkan kualitas tidur dan kesehatan secara keseluruhan.

Trombosis Sinus Vena Serebral: Ancaman Tersembunyi bagi Wanita Hamil!

Trombosis sinus vena serebral (Cerebral Venous Sinus Thrombosis/CVST) adalah kondisi langka namun berpotensi fatal yang dapat terjadi pada wanita hamil. CVST merupakan salah satu jenis stroke yang disebabkan oleh pembentukan gumpalan darah di sinus vena otak, sebagaimana dilaporkan oleh Times of India.

Kehamilan menyebabkan perubahan pada sistem pembekuan darah yang dapat bertahan hingga masa nifas, meningkatkan risiko hiperkoagulasi dan CVST. Risiko ini semakin tinggi pada trimester ketiga dan empat minggu pertama setelah persalinan. Faktor seperti operasi sesar, infeksi sistemik, muntah berlebihan, dan anemia dapat memperburuk kondisi.

Selain kehamilan, faktor risiko lain mencakup penggunaan kontrasepsi oral, dehidrasi, penyakit trombotik, trombofilia genetik, dan kanker. Wanita dengan kondisi seperti kelebihan berat badan, diabetes, atau riwayat trauma dan operasi sebelumnya juga memiliki kemungkinan lebih tinggi mengalami pembekuan darah di otak.

Menurut Dr. Kunal Bahrani, Direktur Klinis & Kepala Neurologi di Marengo Asia Hospitals Faridabad, sakit kepala adalah gejala paling umum dari CVST. Gejala lainnya meliputi penglihatan kabur, pingsan, kehilangan kontrol gerakan tubuh, kejang, hingga koma. Jika tidak ditangani, CVST dapat menyebabkan komplikasi serius seperti masalah bicara, gangguan penglihatan, peningkatan tekanan dalam tengkorak, dan cedera otak yang dapat berakibat fatal.

Dr. Tarun Sharma, Direktur Program Bedah Otak & Tulang Belakang di rumah sakit yang sama, menambahkan bahwa selama kehamilan, tubuh wanita mengalami hiperkoagulasi yang membuat mereka lebih rentan terhadap pembekuan darah, yang dikenal sebagai Deep Vein Thrombosis (DVT). Jika gumpalan ini terbentuk di otak, maka disebut CVST.

Untuk mendiagnosis CVST, aliran darah di otak dievaluasi menggunakan tes pencitraan seperti MRI, MR venogram, dan CT venogram, serta pemeriksaan darah. Jika dicurigai CVST, pasien harus segera mencari pertolongan medis dan berkonsultasi dengan ahli saraf.

Terapi lini pertama CVST adalah pemberian antikoagulan. Namun, jika pasien mengalami kerusakan neurologis atau koma meskipun telah mendapatkan perawatan, terapi endovaskular atau intervensi bedah dapat menjadi opsi.

Mencegah CVST melibatkan gaya hidup sehat, seperti konsumsi makanan rendah lemak, memperbanyak buah dan sayuran, berolahraga secara rutin, menghindari asap rokok, dan menjaga kondisi kesehatan kronis seperti diabetes tetap terkendali. Kesadaran masyarakat untuk mengenali gejala awal dan melaporkannya kepada dokter sangat penting untuk penanganan dini.

Dorong Konsep Tobacco Harm Reduction, Pakar: Selamatkan Jutaan Nyawa di Masa Depan

Para ahli kesehatan global menyerukan penerapan konsep pengurangan risiko tembakau atau Tobacco Harm Reduction (THR) untuk menurunkan prevalensi merokok dan menyelamatkan jutaan jiwa di masa mendatang. Seruan ini dipublikasikan melalui laporan Lives Saved Report yang dirilis oleh organisasi kesehatan internasional, Global Health Consults.

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad), Assoc. Prof. Ronny Lesmana, yang turut menyusun laporan tersebut, menyatakan bahwa penerapan THR di negara-negara maju seperti Swedia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat telah berhasil mendorong jutaan perokok untuk beralih ke alternatif yang lebih rendah risiko.

“Di negara-negara ini, kesadaran masyarakat terhadap manfaat THR dalam membantu berhenti merokok sudah cukup tinggi,” ungkap Ronny dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat.

Menurutnya, jika diterapkan secara efektif, konsep THR memiliki potensi menyelamatkan hingga 4,6 juta jiwa pada tahun 2060, dengan rata-rata penurunan angka kematian mencapai 123.000 orang per tahun. THR adalah pendekatan yang bertujuan untuk mengurangi risiko kesehatan dan dampak sosial akibat konsumsi tembakau dengan menawarkan alternatif yang lebih aman bagi pengguna.

Namun, Ronny menambahkan bahwa Indonesia, sebagai negara dengan konsumsi rokok tertinggi kedua di dunia, perlu mengambil langkah strategis untuk mengadopsi THR. Data dari WHO menunjukkan bahwa 300.000 kematian akibat rokok terjadi setiap tahun di Indonesia, dan prevalensi perokok diperkirakan meningkat dari 31,7 persen pada tahun 2000 menjadi 37,5 persen pada 2025.

Ia berharap Indonesia dapat memasukkan konsep THR ke dalam kebijakan publik yang lebih berorientasi pada kesehatan masyarakat. “Pemberian alternatif rendah risiko untuk membantu perokok beralih atau berhenti sepenuhnya harus menjadi fokus utama kebijakan,” tambahnya.

Di sisi lain, Prof. Dr. Wahyu Widowati, seorang Dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, menekankan perlunya regulasi yang didasarkan pada kajian ilmiah untuk menangani masalah merokok di Indonesia secara lebih efisien. Ia juga mendorong dilakukannya penelitian yang lebih mendalam mengenai produk-produk alternatif dengan risiko rendah, agar tersedia data yang lebih valid untuk mendukung kebijakan pengendalian tembakau yang lebih efektif.

“THR adalah langkah strategis dalam mengurangi bahaya merokok. Penelitian lebih lanjut sangat diperlukan untuk memastikan manfaatnya secara ilmiah dan mendukung implementasinya,” ujar Wahyu.

Dengan mengadopsi THR, Indonesia memiliki peluang besar untuk menekan angka kematian akibat rokok sekaligus meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Kabinet Merah Putih Luncurkan Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Sekolah dan Pesantren untuk Generasi Sehat dan Produktif

Pemerintah melalui Kabinet Merah Putih berencana menjalankan program pemeriksaan kesehatan gratis yang difokuskan pada lembaga pendidikan seperti sekolah, madrasah, dan pondok pesantren. Program ini melibatkan beberapa kementerian, termasuk Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Kementerian Kebudayaan, serta Kementerian Kesehatan.

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, dalam rilis resminya pada Kamis (23/1/2025), menjelaskan bahwa pemeriksaan kesehatan ini akan dilakukan dengan menyediakan alat pemeriksaan di sekolah dan madrasah selama tahun ajaran baru. Data dari aplikasi PeduliLindungi berbasis NIK serta aplikasi Sehat Indonesiaku (ASIK) akan digunakan untuk mendukung pelaksanaan program tersebut.

“Kami menargetkan sekitar 65 juta siswa di sekolah dan madrasah. Dengan kesehatan yang lebih baik, siswa akan lebih produktif. Pemeriksaan kesehatan ini akan dilakukan di klinik atau kantor masing-masing. Minggu depan, kami akan mulai sosialisasi di pondok pesantren dan madrasah dengan melibatkan dokter dari organisasi besar seperti NU dan Muhammadiyah,” kata Budi.

Menteri Agama, Nasaruddin Umar, juga menyambut positif inisiatif ini. Ia menekankan pentingnya pendekatan non-teknis selain aspek teknis, terutama untuk mengatasi pemahaman agama yang keliru yang dapat memengaruhi kesehatan, seperti kasus kematian bayi dan ibu pasca-melahirkan.

“Kami telah melakukan pendekatan kepada pondok pesantren yang memiliki pemahaman salah tentang hal ini. Edukasi yang tepat sangat penting untuk mencegah penyebaran mitos yang bisa merugikan kesehatan,” ujar Nasaruddin.

Menag juga menyoroti pentingnya komunikasi yang baik antara pemerintah dan tokoh agama untuk menyampaikan edukasi yang benar terkait isu kesehatan. Hal ini termasuk menangkal mitos yang beredar, seperti larangan vaksin atau makanan tertentu, yang dapat menghambat kesehatan masyarakat.

Dengan jumlah lebih dari 22 juta santri di pondok pesantren, program ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas kesehatan, mencegah penyebaran penyakit, dan memastikan para santri dapat belajar dengan optimal. Pemerintah berharap kolaborasi ini akan berdampak positif pada kesehatan generasi muda di seluruh Indonesia.

Transformasi Kesehatan 2025: Kolaborasi Kemenkes dan Danone untuk Indonesia Sehat dan Bebas Stunting

Danone Indonesia mengadakan sesi diskusi bertajuk “Semangat Awal Tahun 2025” pada 23 Januari 2025, yang membahas transformasi kesehatan nasional. Diskusi ini menghadirkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, yang memaparkan program transformasi kesehatan untuk mewujudkan Indonesia Sehat dan Indonesia Emas di masa depan.

Transformasi ini mencakup enam pilar utama, yakni Transformasi Layanan Primer, Layanan Rujukan, Sistem Ketahanan Kesehatan, Sistem Pembiayaan Kesehatan, SDM Kesehatan, dan Teknologi Kesehatan. Salah satu program unggulan yang diperkenalkan adalah Program Skrining Gratis, yang menjadi langkah besar Kabinet Merah Putih di bidang kesehatan.

“Skrining rutin dapat membantu kita memantau kondisi kesehatan sejak dini. Program Skrining Gratis, yang menyasar 280 juta rakyat Indonesia dari berbagai usia, akan menjadi salah satu program transformasi terbesar dalam sejarah negeri ini,” ujar Budi. Program ini direncanakan mulai dilaksanakan pada Februari 2025, dengan melibatkan 514 kabupaten/kota di 38 provinsi serta kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk sektor swasta.

Pada kesempatan yang sama, VP General Secretary Danone Indonesia, Vera Galuh Sugijanto, menyampaikan komitmen Danone dalam mendukung kesehatan nasional. “Kami memulai dari karyawan kami sendiri, seperti pemberian cuti melahirkan 6 bulan bagi ibu dan 10 hari bagi ayah. Kami juga mendukung pemerintah dalam mencegah anemia, stunting, dan mempromosikan hidrasi sehat,” jelas Vera.

Di bawah program Bersama Cegah Stunting, Danone meluncurkan inisiatif Generasi Maju Bebas Stunting yang melakukan skrining anemia secara masif sebagai deteksi dini. Selain itu, program uji coba Makan Bergizi Generasi Maju di Sleman dan Yogyakarta memperkenalkan makanan bergizi, susu fortifikasi, dan hidrasi sehat, serta edukasi pola hidup bersih untuk anak-anak, guru, dan orang tua.

Vera menambahkan bahwa pada tahun 2025, gerakan Generasi Maju Bebas Stunting akan menyasar 1 juta anak Indonesia untuk melakukan skrining stunting. Tujuannya adalah memantau tumbuh kembang anak sejak dini dan mencegah stunting secara efektif, sehingga bersama-sama dapat membangun generasi yang sehat dan maju.

Makan Seblak Dan Bakso Berisiko Picu Anemia, Ini Penjelasan Dokter

Isu kesehatan mengenai konsumsi seblak dan bakso kembali mencuat setelah sejumlah laporan menyebutkan bahwa kebiasaan makan kedua makanan tersebut dapat memicu anemia. Hal ini menjadi perhatian khusus, terutama di kalangan remaja putri yang lebih suka mengonsumsi makanan ini. Penjelasan dari dokter gizi pun diperlukan untuk memahami risiko yang mungkin ditimbulkan.

Anemia adalah kondisi di mana kadar hemoglobin dalam darah lebih rendah dari normal, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kekurangan zat besi, vitamin B12, dan asam folat. Menurut data dari WHO, kekurangan zat besi adalah penyebab paling umum dari anemia di seluruh dunia, terutama pada anak-anak dan remaja. Ini menunjukkan bahwa pemahaman tentang nutrisi sangat penting untuk mencegah masalah kesehatan ini.

Dokter spesialis gizi, dr. Johanes Chandrawinata, SpGK, menjelaskan bahwa baik seblak maupun bakso memiliki kandungan gizi yang rendah. Bakso, yang terbuat dari tepung dan daging sapi dalam jumlah kecil, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan zat besi tubuh. Sementara itu, seblak yang kaya karbohidrat dan lemak juga minim protein serta tidak mengandung sumber zat besi nabati yang cukup. Ini mencerminkan pentingnya variasi dalam pola makan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian.

Di Kabupaten Karawang, dilaporkan bahwa ribuan remaja putri mengalami anemia akibat kebiasaan mengonsumsi seblak dan bakso secara berlebihan. Data menunjukkan bahwa 8.861 remaja putri mengalami anemia dengan tingkatan bervariasi, mulai dari ringan hingga berat. Hal ini menunjukkan bahwa pola makan yang tidak sehat dapat berdampak serius pada kesehatan remaja.

Dr. Johanes juga menekankan pentingnya kebersihan dalam pengolahan makanan untuk mencegah infeksi cacing tambang yang bisa memperburuk kondisi anemia. Makanan yang tidak diolah dengan baik dapat terkontaminasi oleh parasit yang berbahaya bagi kesehatan. Ini menunjukkan bahwa selain memperhatikan asupan gizi, kebersihan makanan juga merupakan faktor penting dalam menjaga kesehatan.

Dengan meningkatnya kesadaran akan risiko anemia akibat konsumsi seblak dan bakso, masyarakat disarankan untuk lebih memperhatikan pola makan mereka. Memperbanyak konsumsi daging merah dan sayuran hijau serta menjaga kebersihan saat mengolah makanan adalah langkah-langkah penting untuk mencegah anemia. Diharapkan bahwa informasi ini dapat membantu masyarakat memahami pentingnya nutrisi seimbang demi kesehatan yang lebih baik.

Mandi Pagi atau Malam: Mana yang Lebih Baik Untuk Kesehatan?

Perdebatan mengenai waktu terbaik untuk mandi—pagi atau malam—kembali mencuat di kalangan masyarakat. Banyak orang bertanya-tanya mana yang lebih baik untuk kesehatan tubuh dan kebersihan. Para ahli kesehatan memberikan pandangan berbeda mengenai manfaat masing-masing waktu mandi, yang dapat membantu individu memilih rutinitas yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Mandi di pagi hari dianggap bermanfaat untuk membangunkan tubuh dan meningkatkan kewaspadaan. Menurut Dr. Jason Singh, mandi pagi dapat membantu menghilangkan bakteri dan sel-sel kulit mati yang menumpuk selama tidur. Ini juga berfungsi sebagai sinyal bagi tubuh untuk memulai aktivitas sehari-hari. Mandi pagi sangat dianjurkan bagi mereka yang berolahraga setelah bangun tidur, karena dapat menyegarkan tubuh sebelum memulai aktivitas fisik. Ini menunjukkan bahwa mandi pagi dapat memberikan dorongan energi yang dibutuhkan untuk menghadapi hari.

Di sisi lain, mandi malam memiliki keunggulan tersendiri. Mandi sebelum tidur dapat membantu menghilangkan kotoran, polutan, dan keringat yang menempel pada kulit setelah seharian beraktivitas. Selain itu, mandi malam dengan air hangat dapat memicu produksi melatonin, hormon yang membantu mengatur siklus tidur. Hal ini berpotensi meningkatkan kualitas tidur seseorang, menjadikannya pilihan yang baik bagi mereka yang mengalami kesulitan tidur. Ini mencerminkan pentingnya menjaga kebersihan tubuh sebelum tidur untuk kesehatan kulit dan kualitas tidur.

Mandi malam juga dapat berfungsi sebagai ritual relaksasi sebelum tidur. Menurut para ahli, mandi dapat memberikan waktu untuk merenung dan menenangkan pikiran setelah hari yang panjang. Bagi banyak orang, ini menjadi bagian penting dari rutinitas malam mereka untuk mengurangi stres dan mempersiapkan diri untuk tidur yang lebih baik. Ini menunjukkan bahwa kebiasaan mandi tidak hanya berdampak pada kebersihan fisik tetapi juga pada kesehatan mental.

Meskipun ada manfaat dari kedua pilihan tersebut, para ahli menyatakan bahwa pilihan antara mandi pagi atau malam pada akhirnya tergantung pada preferensi individu dan rutinitas harian masing-masing. Beberapa orang mungkin merasa lebih segar setelah mandi pagi, sementara yang lain lebih suka membersihkan diri sebelum tidur. Ini mencerminkan bahwa setiap orang memiliki kebutuhan dan kebiasaan unik dalam menjaga kebersihan dan kesehatan.

Dengan berbagai manfaat yang ditawarkan oleh mandi pagi dan malam, penting bagi setiap individu untuk mempertimbangkan apa yang paling sesuai dengan gaya hidup mereka. Semua mata kini tertuju pada bagaimana masyarakat akan menyesuaikan rutinitas mandi mereka berdasarkan informasi terbaru ini demi kesehatan optimal.

Antisipasi Wabah HMPV dan Influenza A: Pentingnya Pencegahan Dini untuk Lindungi Kesehatan Masyarakat!

Dr. Alius Cahyadi, SpPD, FPCP, seorang dokter spesialis penyakit dalam di RS Bethsaida Hospital, menekankan pentingnya pencegahan dini dalam menghadapi meningkatnya kasus infeksi saluran pernapasan akibat Human Metapneumovirus (HMPV) dan Influenza A. Dengan memakai masker, mencuci tangan secara rutin, menjaga jarak, serta vaksinasi Influenza A, masyarakat dapat melindungi diri dan lingkungan dari penyebaran kedua virus tersebut.

“Pencegahan menjadi langkah utama dalam mengatasi penyebaran virus ini. Masyarakat harus menjaga kebersihan tubuh, meningkatkan imunitas, dan segera mencari pertolongan medis jika gejala penyakit mulai muncul,” jelas dr. Alius dalam keterangannya pada Senin.

Selain itu, penurunan imunitas tubuh yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 juga menjadi tantangan besar dalam menghadapi wabah HMPV dan Influenza A. HMPV, yang kerap disebut sebagai ‘kembaran’ dari virus influenza, menyebabkan gejala mirip flu seperti batuk, pilek, demam, dan sakit tenggorokan. Meskipun tidak seberbahaya COVID-19, HMPV tetap dapat berakibat fatal pada bayi, lansia, serta mereka yang memiliki kondisi medis tertentu.

Sementara itu, Influenza A, yang merupakan virus musiman, kembali menjadi ancaman serius, dengan subtipe H1N1 dan H9N2 yang saat ini menjadi fokus perhatian para ahli. Beberapa faktor, seperti perubahan musim dan lingkungan yang lembap, turut mempengaruhi penyebaran kedua virus tersebut. Mobilitas tinggi di kota besar dan penurunan imunitas pasca-pandemi turut memperburuk situasi.

“Penurunan kekebalan tubuh masyarakat setelah pandemi memperburuk kondisi ini. Kita harus tetap waspada terhadap virus-virus tersebut,” lanjut dr. Alius.

Kelompok berisiko tinggi, seperti bayi, lansia, individu dengan penyakit kronis, dan pekerja medis yang terpapar langsung dengan pasien, harus lebih berhati-hati. Infeksi HMPV dan Influenza A dapat berujung pada komplikasi serius seperti pneumonia, bronkitis, hingga gagal napas.

“Pencegahan adalah kunci utama. Menjaga daya tahan tubuh dan segera mencari perawatan medis jika gejala parah sangat penting,” ungkap dr. Alius.

Vaksin untuk Influenza A tersedia, namun vaksin untuk HMPV masih dalam tahap pengembangan. Selain vaksinasi, langkah lain yang dapat dilakukan adalah memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak fisik, serta istirahat yang cukup.

Dr. Pitono, Direktur Bethsaida Hospital Gading Serpong, menambahkan bahwa rumah sakit menyediakan layanan skrining khusus untuk mendeteksi infeksi virus tersebut. “Dengan fasilitas lengkap dan tenaga medis berpengalaman, kami siap membantu masyarakat mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat,” ujarnya.

Kenaikan kasus HMPV dan Influenza A ini mengingatkan pentingnya kewaspadaan dan edukasi untuk mencegah penyebaran penyakit menular ini, serta peran penting pemerintah dan tenaga kesehatan dalam melindungi masyarakat.

7 Kebiasaan Pagi yang Efektif Untuk Anda Agar Dapat Menurunkan Kolesterol Secara Alami!

Perubahan kecil yang konsisten pada rutinitas pagi Anda dapat memberikan dampak positif dalam menurunkan kadar kolesterol seiring waktu. Kolesterol, yang berfungsi penting untuk membangun sel-sel tubuh, dapat menjadi berbahaya jika kadarnya terlalu tinggi, meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Oleh karena itu, menjaga kadar kolesterol tetap terkontrol sangat penting.

Selain pengobatan, perubahan gaya hidup melalui kebiasaan sehat di pagi hari dapat menjadi cara alami untuk menurunkan kolesterol. Berikut adalah beberapa kebiasaan yang bisa Anda terapkan di pagi hari untuk membantu menurunkan kolesterol, sebagaimana dilaporkan oleh TimesofIndia:

Memulai pagi dengan segelas air hangat yang diberi perasan lemon segar dapat membantu membersihkan tubuh dan meningkatkan metabolisme lemak. Lemon kaya akan vitamin C dan antioksidan yang dapat menurunkan kolesterol jahat (LDL) serta mencegah penumpukan plak di pembuluh darah.

Sarapan yang mengandung serat larut, seperti gandum, biji chia, atau buah-buahan seperti apel dan pisang, dapat membantu menurunkan kadar kolesterol. Serat larut mengikat kolesterol dalam sistem pencernaan dan mencegahnya diserap ke dalam darah, sekaligus memberi rasa kenyang lebih lama.

Mengonsumsi camilan berupa segenggam kacang seperti almond, kenari, atau biji rami di pagi hari memberikan manfaat besar bagi kesehatan jantung. Kacang-kacangan kaya akan lemak tak jenuh dan omega-3, yang dapat meningkatkan kolesterol baik (HDL) dan menurunkan kolesterol jahat (LDL).

Aktivitas fisik seperti berjalan cepat selama 20-30 menit setiap pagi dapat meningkatkan kolesterol baik dan mengurangi trigliserida. Selain itu, berjalan pagi juga meningkatkan sirkulasi darah, memberikan energi positif, dan membuat Anda merasa lebih segar.

Beberapa pose yoga ringan atau peregangan dapat membantu mengurangi stres, yang diketahui dapat meningkatkan kadar kolesterol. Pose seperti Cobra (Bhujangasana) atau Bridge (Setu Bandhasana) dapat merangsang sirkulasi darah dan mendukung kesehatan jantung.

Jika Anda terbiasa meminum kopi, cobalah beralih ke teh hijau. Teh hijau mengandung katekin, antioksidan yang diketahui dapat menurunkan kolesterol jahat (LDL), sambil memberikan dorongan energi yang lebih sehat di pagi hari.

Mengurangi konsumsi makanan manis, seperti sereal dan kue kering di pagi hari, dapat membantu mengontrol kadar kolesterol. Gula berlebih dapat meningkatkan trigliserida dan menurunkan kolesterol baik. Sebagai alternatif, pilih pemanis alami seperti madu atau buah segar untuk menikmati rasa manis tanpa membahayakan kesehatan.

Waspada HMPV: IDI Ungkap Risiko Penularan dan Upaya Pencegahannya di Indonesia

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengidentifikasi tiga faktor yang dapat meningkatkan risiko wabah Human Metapneumovirus (HMPV) di Indonesia. Kendati demikian, potensi terjadinya pandemi HMPV di Indonesia dinilai kecil jika masyarakat dan pemerintah tetap waspada.

Anggota Bidang Penanggulangan Penyakit Menular PB-IDI, Prof. Dr. Dr. Erlina Burhan, SpP(K), menjelaskan dalam diskusi daring bahwa HMPV bukanlah penyakit baru, melainkan sudah terdeteksi sejak 2001 di Belanda. Penularan HMPV serupa dengan COVID-19 dan Influenza, yakni melalui percikan napas (droplets), dengan gejala seperti demam, batuk, pilek, dan dalam kasus berat dapat menyebabkan dyspnea atau apnea pada bayi di bawah enam bulan.

Erlina menyebut bahwa Indonesia tetap memiliki risiko wabah meski tidak mengalami musim dingin seperti negara-negara lain. Faktor seperti kepadatan populasi di kawasan urban, mobilitas tinggi antarnegara, serta kondisi ventilasi udara yang buruk menjadi penyebab utama.

“Penduduk yang sering bepergian ke luar negeri seperti Singapura, Hong Kong, China, Eropa, atau Amerika dapat membawa virus kembali ke Indonesia,” kata Erlina. Ia juga menyoroti gedung-gedung modern dengan sirkulasi udara yang buruk sebagai tempat potensial bagi virus untuk berkembang.

Erlina menekankan pentingnya upaya pencegahan dari berbagai pihak. Pada tingkat individu, masyarakat disarankan untuk kembali menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), menghindari kontak erat dengan penderita, membersihkan benda-benda yang berpotensi terkontaminasi virus, menggunakan masker, dan menjalankan pola hidup sehat.

Kelompok dengan risiko tinggi seperti anak-anak di bawah 14 tahun, lansia, penderita komorbid, dan individu dengan sistem imun lemah juga diimbau selalu memakai masker saat berada di kerumunan.

Pada tingkat komunitas dan pemerintah, diperlukan penguatan surveilans epidemiologi, penerapan protokol kesehatan yang efektif, serta edukasi dan sosialisasi terkait HMPV untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.

“Meski pandemi HMPV tidak mungkin terjadi, potensi outbreak tetap ada jika kita tidak waspada. Pencegahan harus dilakukan secara kolektif oleh individu, komunitas, dan pemerintah,” tutup Erlina.