Tag Archives: Kesehatan

70% Kasus Kanker Payudara Ditemukan pada Stadium Lanjut, Apa Penyebabnya?

Kanker payudara masih menjadi salah satu jenis kanker yang memiliki angka deteksi yang memprihatinkan di Indonesia. Berdasarkan data dari Global Cancer Observatory (2022), hampir 70% dari kasus kanker payudara baru terdeteksi pada tahap lanjut. Padahal, jika terdeteksi sejak dini, peluang kesembuhan dan kelangsungan hidup dapat meningkat hingga 98%. Sayangnya, banyak perempuan di Indonesia yang terlambat melakukan pemeriksaan, karena berbagai faktor seperti stigma sosial, ketakutan terhadap prosedur medis, atau kurangnya pemahaman tentang pentingnya deteksi dini.

Di tengah tantangan tersebut, Fujifilm Indonesia bersama MedicElle Clinic meluncurkan program inovatif bernama “Cancer-Free Towards a Healthy Family” yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pemeriksaan payudara dan deteksi dini kanker payudara. Program ini menawarkan mammografi 3D secara gratis bagi 100 perempuan yang berkesempatan mengikuti pemeriksaan antara 1 hingga 15 November 2025, dengan hasilnya akan diumumkan pada 23 November.

Teknologi Mammografi Digital Berbasis Kecerdasan Buatan

Salah satu tantangan utama dalam pemeriksaan kanker payudara adalah ketakutan terhadap rasa sakit yang sering kali disebabkan oleh prosedur mammografi tradisional. Namun, dengan teknologi mammografi digital berbasis kecerdasan buatan (AI) dari Fujifilm, pengalaman pemeriksaan kini menjadi lebih nyaman. Teknologi ini tidak hanya meminimalkan ketidaknyamanan, tetapi juga meningkatkan akurasi deteksi dan mengurangi paparan radiasi, yang pada gilirannya dapat memberikan hasil yang lebih cepat dan akurat bagi pasien.

Presiden Direktur PT Fujifilm Indonesia, Masato Yamamoto, menjelaskan bahwa layanan kesehatan adalah hak setiap orang. “Kami ingin mengubah cara perempuan melihat pemeriksaan kanker payudara. Kami ingin memastikan bahwa prosesnya tidak menakutkan, mudah diakses, dan memberikan pengalaman yang nyaman,” ujar Masato. “Kami berharap program ini dapat membantu mengurangi angka keterlambatan deteksi, yang sayangnya masih sangat tinggi di Indonesia,” tambahnya.

Menjadi Inspirasi: Kisah Perempuan yang Merasa Terbantu

Salah satu peserta program ini, Ratna Setyarahajoe, mengungkapkan bagaimana ia merasa lebih tenang setelah menjalani pemeriksaan. Ratna, yang memiliki riwayat kanker dalam keluarganya, merasa khawatir namun tetap ingin memastikan tubuhnya sehat. “Saya merasa sangat bersyukur, tidak ada rasa sakit atau canggung sama sekali. Alat yang digunakan disesuaikan, sehingga prosesnya menjadi jauh lebih mudah,” ujar Ratna. Program ini bukan hanya memberi kesempatan untuk mendapatkan pemeriksaan gratis, tetapi juga memberi rasa aman dan nyaman dalam proses deteksi dini, yang sebelumnya sering kali menjadi momok bagi banyak perempuan.

Kolaborasi untuk Mencapai Tujuan Bersama

Fujifilm Indonesia tidak hanya berhenti di program ini, tetapi juga terus memperluas inisiatifnya. Selain bekerja sama dengan MedicElle Clinic, Fujifilm juga menjalin kemitraan dengan berbagai institusi kesehatan terkemuka di Indonesia, seperti Mandaya Puri Hospital dan Universitas Udayana. Program ini bertujuan untuk menjangkau lebih banyak perempuan dengan menyediakan layanan pemeriksaan gratis dan sesi edukasi kesehatan yang lebih luas.

Handra Effendi, Direktur PT Fujifilm Indonesia, menyatakan bahwa keberhasilan deteksi dini kanker payudara sangat bergantung pada kerjasama banyak pihak. “Kolaborasi ini merupakan bukti komitmen kami dalam memastikan lebih banyak perempuan di Indonesia memiliki akses untuk melakukan deteksi dini. Melalui kolaborasi ini, kami berharap dapat meningkatkan kesadaran dan memberi kesempatan lebih banyak perempuan untuk menjalani hidup yang lebih sehat dan panjang,” ujarnya.

Menyelamatkan Nyawa, Memberikan Harapan

Deteksi dini kanker payudara adalah langkah pertama yang krusial dalam melawan penyakit ini. Namun, selain menyelamatkan nyawa, deteksi dini juga memberi perempuan kendali lebih besar atas kesehatan mereka, serta membantu mereka menjalani hidup yang lebih berkualitas. Dengan adanya lebih banyak inisiatif seperti program dari Fujifilm dan MedicElle Clinic ini, diharapkan semakin banyak perempuan yang berani melakukan pemeriksaan dan memperpanjang usia mereka dengan cara yang lebih sehat.

Melalui program “Cancer-Free Towards a Healthy Family”, perempuan di Indonesia kini memiliki kesempatan lebih besar untuk menghindari keterlambatan deteksi, serta mendapatkan dukungan dalam mengelola kesehatan tubuh mereka. Semua ini adalah bagian dari upaya kolektif untuk memastikan bahwa tidak ada perempuan yang merasa kesepian atau takut dalam perjuangan mereka melawan kanker payudara.

Kolesterol Tinggi? Coba 5 Minuman Sehat Ini!

Kolesterol tinggi menjadi salah satu masalah kesehatan yang dapat berujung pada penurunan kualitas hidup, bahkan meningkatkan risiko terkena penyakit jantung dan stroke. Penyakit ini sering kali disebabkan oleh penumpukan kolesterol jahat (LDL) di dinding pembuluh darah, yang jika tidak segera ditangani, bisa memicu gangguan serius pada sistem peredaran darah. Untuk itu, penting untuk mengelola kadar kolesterol dengan cara yang tepat.

Menurut Medical News Today, terdapat beberapa cara efektif untuk menurunkan kolesterol, salah satunya adalah dengan mengonsumsi minuman-minuman alami yang dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kolesterol baik (HDL).

Kolesterol terdiri dari dua jenis: Low-Density Lipoprotein (LDL), yang sering disebut kolesterol jahat, dan High-Density Lipoprotein (HDL), yang dikenal sebagai kolesterol baik. Berikut ini beberapa pilihan minuman yang dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh:

1. Teh Hijau

Teh hijau dikenal kaya akan antioksidan, khususnya katekin, yang telah terbukti efektif dalam menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL). Sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2020 menemukan bahwa salah satu komponen dalam teh hijau, epigallocatechin gallate (EGCG), memiliki kemampuan untuk menurunkan kadar LDL dalam tubuh. Mengonsumsi teh hijau secara rutin dapat memberikan manfaat kesehatan jangka panjang bagi jantung.

2. Jus Tomat

Jus tomat menjadi pilihan minuman sehat lainnya yang dapat membantu menurunkan kolesterol. Tomat mengandung senyawa likopen, yang dapat meningkatkan kadar lipid tubuh dan mengurangi kolesterol jahat. Penelitian menunjukkan bahwa jus tomat mengandung lebih banyak likopen dibandingkan dengan tomat segar. Selain itu, jus tomat juga kaya akan serat dan niasin, yang berfungsi sebagai penurun kolesterol alami.

3. Berry Smoothies

Berbagai jenis buah beri, seperti stroberi, blueberry, blackberry, dan raspberry, mengandung antioksidan tinggi dan serat yang baik untuk kesehatan jantung. Smoothies yang terbuat dari berry dapat menjadi pilihan menyegarkan yang tidak hanya lezat tetapi juga bermanfaat untuk menurunkan kolesterol. Antioksidan dalam beri membantu melawan radikal bebas, sementara seratnya membantu mengurangi penyerapan kolesterol dalam tubuh.

4. Susu Oat (Oat Milk)

Susu oat kaya akan beta-glukan, sejenis serat larut yang bekerja dengan cara mengikat garam empedu dalam usus, sehingga mencegah penyerapan kolesterol. Sebuah tinjauan yang dipublikasikan pada tahun 2018 menyebutkan bahwa susu oat dapat lebih efektif dalam menurunkan kadar kolesterol dibandingkan dengan produk oat lainnya. Segelas susu oat bisa memberikan asupan beta-glukan sebanyak 1 gram, yang bermanfaat untuk kesehatan jantung.

5. Susu Kedelai

Susu kedelai merupakan alternatif yang sangat baik untuk menggantikan susu sapi karena rendah lemak jenuh dan kaya akan protein nabati. Mengganti lemak jenuh dengan protein kedelai dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat. FDA merekomendasikan konsumsi sekitar 25 gram protein kedelai per hari sebagai bagian dari pola makan yang rendah lemak jenuh dan kolesterol untuk mengurangi risiko penyakit jantung. Susu kedelai juga dapat memberikan manfaat lebih jika dikonsumsi dalam bentuk utuh dengan sedikit atau tanpa tambahan gula.

Menurunkan kolesterol memang memerlukan waktu dan usaha, tetapi dengan pola makan sehat dan kebiasaan yang tepat, risiko penyakit jantung dapat ditekan. Menambahkan minuman-minuman ini ke dalam diet sehari-hari bisa menjadi langkah kecil yang signifikan dalam upaya menjaga kesehatan jantung.

Tak Hanya Segar, Ini 7 Manfaat Blewah untuk Kesehatan

Blewah menjadi salah satu buah yang identik dengan bulan Ramadan. Rasanya yang manis dan menyegarkan membuatnya sering dijadikan pilihan utama untuk takjil saat berbuka puasa. Namun, selain memberikan sensasi kesegaran, buah ini juga menyimpan beragam manfaat kesehatan, mulai dari menjaga sistem pencernaan hingga berpotensi melindungi tubuh dari penyakit kronis.

Berikut sejumlah manfaat luar biasa dari buah blewah yang sayang untuk dilewatkan:

1. Menjaga Kesehatan Pencernaan

Blewah memiliki kandungan serat dan air yang tinggi, sehingga sangat baik untuk kesehatan sistem pencernaan. Konsumsi buah ini dapat membantu mencegah sembelit dan memperlancar proses pencernaan. Serat dalam blewah juga mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus, yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan mikrobiota usus.

2. Baik untuk Kesehatan Mata

Kandungan lutein dan zeaxanthin dalam blewah berfungsi sebagai antioksidan yang membantu melindungi mata dari paparan sinar biru (blue light). Zat ini juga berperan dalam mengurangi risiko degenerasi makula terkait usia, yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan seiring bertambahnya usia.

3. Mengurangi Risiko Asma

Blewah mengandung beta karoten, yang menurut penelitian dapat membantu mengurangi risiko terkena asma di kemudian hari. Selain itu, vitamin C dan antioksidan dalam blewah juga berperan dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mengurangi peradangan pada saluran pernapasan.

4. Menstabilkan Tekanan Darah

Buah ini kaya akan kalium, mineral yang berfungsi menjaga keseimbangan kadar natrium dalam tubuh. Dengan mengontrol kadar natrium, kalium dapat membantu menurunkan tekanan darah serta mengurangi risiko penyakit jantung. Selain itu, kandungan serat, vitamin C, dan kolin dalam blewah turut mendukung kesehatan jantung.

5. Mencegah Dehidrasi

Saat menjalani puasa, tubuh rentan mengalami dehidrasi akibat kurangnya asupan cairan. Blewah, yang mengandung lebih dari 90% air, menjadi pilihan ideal untuk menjaga hidrasi tubuh. Selain air, buah ini juga mengandung elektrolit seperti natrium, kalium, kalsium, dan magnesium, yang penting untuk keseimbangan cairan dalam tubuh.

6. Menjaga Kesehatan Kulit dan Rambut

Kandungan vitamin A dalam blewah berperan dalam regenerasi sel, termasuk sel kulit dan rambut. Selain itu, vitamin C yang terkandung dalam buah ini membantu produksi kolagen, protein penting yang menjaga elastisitas kulit serta memperkuat struktur rambut. Dengan mengonsumsi blewah secara rutin, kulit akan tampak lebih sehat dan rambut lebih kuat.

7. Berpotensi Mengurangi Risiko Kanker

Blewah mengandung beta karoten, tokoferol, dan antioksidan lainnya yang membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat stres oksidatif. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa antioksidan dalam blewah dapat menurunkan risiko berbagai jenis kanker, termasuk kanker paru-paru dan prostat. Selain itu, kandungan serat dalam buah ini juga diyakini mampu mengurangi risiko kanker kolorektal.

Kesimpulan

Blewah bukan hanya sekadar buah segar untuk berbuka puasa, tetapi juga memiliki manfaat kesehatan yang luar biasa. Dengan kandungan nutrisi yang kaya, mulai dari serat, vitamin, hingga antioksidan, buah ini dapat membantu menjaga kesehatan pencernaan, mata, kulit, hingga mengurangi risiko penyakit kronis. Jadi, jangan ragu untuk menjadikan blewah sebagai bagian dari menu sehat selama bulan Ramadan!

BPJS Kesehatan Klarifikasi Soal Obat Kanker Payudara yang Tak Lagi Dicover

Jagat media sosial tengah diramaikan oleh kabar yang menyebutkan bahwa BPJS Kesehatan tidak lagi menanggung biaya obat kanker payudara mulai Februari 2025. Isu ini mencuat setelah seorang pengguna akun X dengan nama @na**a membagikan utas yang mengisahkan pengalaman temannya yang sedang menjalani pengobatan kanker payudara.

Dalam unggahannya, ia mengungkapkan bahwa salah satu obat yang digunakan untuk pengobatan kanker payudara, yakni Avestrant (Fulvestrant), disebut tidak lagi ditanggung oleh BPJS Kesehatan.

“Kemarin ngobrol sama teman yang hidup dengan kanker payudara, per Februari salah satu obat injeksinya (Avestrant) sudah tidak dicover BPJS. Harga satu dosisnya sekitar Rp3 juta, dan dia harus mendapatkan dua kali dosis dalam sekali injeksi,” tulisnya dalam unggahan tersebut.

BPJS Kesehatan Pastikan Obat Kanker Payudara Masih Ditanggung

Menanggapi informasi yang beredar, Asisten Deputi Bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Masyarakat BPJS Kesehatan, Rizzky Anugrah, menegaskan bahwa pengobatan kanker payudara tetap dijamin dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Dengan demikian, pasien yang tengah menjalani terapi kanker tetap bisa memperoleh pengobatan tanpa khawatir akan biaya tinggi.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa daftar obat-obatan yang ditanggung BPJS Kesehatan, termasuk obat kanker payudara, telah diatur dalam Formularium Nasional (Fornas).

“Formularium Nasional menjadi acuan dalam pemberian obat bagi peserta JKN.”

Rizzky juga mengimbau masyarakat untuk mengecek langsung daftar obat yang ditanggung BPJS melalui situs resmi Fornas yang dikelola oleh Kementerian Kesehatan RI.

“Seluruh informasi terkait obat yang masuk dalam Fornas dapat diakses oleh masyarakat melalui laman https://e-fornas.kemkes.go.id/about.php,”* jelasnya.

Obat Avestrant (Fulvestrant) Masih Masuk Dalam Daftar Obat BPJS

Berdasarkan data Formularium Nasional (Fornas), obat Fulvestrant injeksi, yang juga dikenal dengan nama Avestrant, masih termasuk dalam daftar obat yang dijamin BPJS Kesehatan. Obat ini masuk dalam kategori antineoplastik dan imunomodulator, subkelas terapi endokrin, serta antagonis hormon dan senyawa sejenis.

Selain itu, Rizzky menambahkan bahwa Fulvestrant ditanggung BPJS Kesehatan pada fasilitas kesehatan tertentu, yaitu fasilitas pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan (FKRTL/FPKTL).

Dengan demikian, masyarakat—khususnya pasien kanker payudara—dapat tetap mengakses pengobatan sesuai standar medis yang berlaku tanpa harus terbebani biaya mahal.

Manfaat Minum Air Kelapa saat Berbuka Puasa, Menurut Dokter

Air kelapa muda sering menjadi pilihan utama saat berbuka puasa, bukan hanya karena rasanya yang menyegarkan, tetapi juga karena manfaatnya bagi tubuh. Selain mampu menghilangkan dahaga setelah seharian menahan lapar dan haus, air kelapa juga berperan dalam mencegah dehidrasi, yang sering terjadi saat berpuasa.

Selama hampir 14 jam berpuasa, tubuh kehilangan cairan yang cukup banyak, terutama melalui keringat dan buang air kecil. Jika tidak segera digantikan, dehidrasi dapat menyebabkan tubuh terasa lemas, mudah lelah, bahkan berisiko kehilangan kesadaran.

Mengapa Air Kelapa Baik untuk Berbuka Puasa?

Menurut dr. Aru Ariadno, SpPD-KGEH, seorang spesialis penyakit dalam, asupan cairan saat berbuka puasa tidak harus terbatas pada air putih saja. Namun, air kelapa memiliki keunggulan tersendiri karena kandungan elektrolitnya yang tinggi.

“Saat seseorang berpuasa, aktivitas sehari-hari dapat menyebabkan keringat berlebih, meningkatnya frekuensi buang air kecil, dan berkurangnya elektrolit dalam tubuh. Salah satu cara mengatasinya adalah dengan mengonsumsi air kelapa,” jelas dr. Aru.

Elektrolit dalam air kelapa berperan penting dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh, sehingga membantu menghidrasi tubuh lebih baik dibandingkan air biasa.

Kandungan Nutrisi dalam Air Kelapa

Selain elektrolit, air kelapa juga mengandung berbagai nutrisi yang bermanfaat untuk kesehatan. Dalam satu gelas (sekitar 240 mililiter) air kelapa, terdapat:

  • Protein: 0,5 gram
  • Karbohidrat: 10,2 gram
  • Kalsium: 4% dari rekomendasi kebutuhan harian
  • Magnesium: 4% dari rekomendasi kebutuhan harian
  • Fosfor: 2% dari rekomendasi kebutuhan harian
  • Kalium (Potasium): 15% dari rekomendasi kebutuhan harian

Dengan komposisi tersebut, air kelapa tidak hanya menyegarkan, tetapi juga membantu menggantikan mineral yang hilang selama berpuasa, sehingga tubuh tetap bugar dan terhindar dari dehidrasi.

Kesimpulan

Menjadikan air kelapa sebagai menu berbuka puasa bisa menjadi pilihan cerdas, terutama bagi mereka yang ingin tetap segar dan bugar setelah seharian berpuasa. Kandungan elektrolit dan nutrisinya mampu membantu tubuh kembali terhidrasi dengan cepat dan mengembalikan energi.

Namun, pastikan tetap mengonsumsi air putih dalam jumlah cukup serta menjaga pola makan seimbang agar tubuh tetap fit selama bulan Ramadan. Jadi, apakah kamu tertarik untuk menikmati segelas air kelapa saat berbuka puasa nanti?

Kebiasaan Sepele yang Diam-Diam Berpengaruh Besar pada Kesehatan

Sering kali kita mengira menjaga kesehatan hanya sebatas olahraga teratur dan pola makan seimbang. Padahal, ada banyak kebiasaan kecil yang tanpa disadari memiliki dampak besar terhadap kondisi tubuh. Beberapa di antaranya terlihat sepele, tetapi jika dibiarkan dalam jangka panjang dapat berakibat buruk bagi kesehatan. Salah satu kebiasaan yang sering diabaikan adalah kurangnya asupan air putih. Dehidrasi ringan dapat menyebabkan kelelahan, menurunkan konsentrasi, serta mengganggu pencernaan. Tubuh yang terdiri lebih dari 60% air membutuhkan cairan cukup agar tetap berfungsi optimal.

Selain itu, kebiasaan begadang juga sering dianggap remeh. Banyak orang merasa lebih produktif di malam hari, tetapi kurang tidur dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, memengaruhi suasana hati, serta meningkatkan risiko penyakit jantung. Duduk terlalu lama juga menjadi masalah umum, terutama bagi mereka yang bekerja di depan komputer. Studi ilmiah menunjukkan bahwa terlalu lama duduk bisa memicu obesitas, diabetes, hingga gangguan kardiovaskular. Oleh karena itu, penting untuk sesekali berdiri atau berjalan guna menjaga kesehatan tubuh.

Konsumsi gula berlebih juga berdampak negatif bagi kesehatan. Makanan dan minuman manis yang sering dikonsumsi sehari-hari dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, hingga gangguan mental seperti kecemasan dan depresi. Kebiasaan buruk lainnya yang jarang disadari adalah stres yang tidak dikelola dengan baik. Stres kronis dapat memicu berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan tidur dan pencernaan. Untuk menjaga kesehatan, penting bagi kita untuk mengelola stres melalui meditasi, yoga, atau aktivitas menenangkan lainnya. Mulai sekarang, perhatikan kebiasaan sehari-harimu agar tetap sehat dan bahagia.

Bau Mulut Saat Puasa: Apa Penyebabnya dan Bagaimana Cara Mengatasinya?

Salah satu masalah umum yang sering dialami saat menjalankan ibadah puasa adalah bau mulut tidak sedap. Kondisi ini dapat menurunkan rasa percaya diri dan membuat seseorang merasa kurang nyaman saat berinteraksi. Namun, mengapa bau mulut lebih sering terjadi selama bulan puasa?

Menurut drg. Paulus Januar dari Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan bau mulut, terutama saat seseorang berpuasa. Salah satu penyebab utamanya adalah mulut yang menjadi lebih kering karena berkurangnya produksi air liur.

Mengapa Bau Mulut Lebih Sering Terjadi Saat Puasa?

drg. Paulus menjelaskan bahwa air liur memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan mulut. Selain membantu membersihkan sisa makanan, air liur juga berfungsi untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang dapat menimbulkan bau tak sedap.

“Ketika berpuasa, produksi air liur berkurang drastis karena tidak ada asupan makanan dan minuman dalam waktu yang lama. Akibatnya, mulut menjadi kering dan bakteri di rongga mulut berkembang lebih cepat. Bakteri inilah yang menghasilkan gas Volatile Sulfur Compounds (VSCs), yang menjadi penyebab utama bau mulut,” ungkap drg. Paulus.

Selain mulut yang kering, bau mulut juga bisa disebabkan oleh sisa makanan yang tertinggal, terutama jika seseorang kurang menjaga kebersihan gigi dan mulut. Jenis makanan yang dikonsumsi sebelum berpuasa juga dapat berpengaruh, seperti makanan yang mengandung bawang, petai, atau durian, yang aromanya lebih sulit hilang.

Cara Mengatasi Bau Mulut Saat Puasa

Agar tetap segar sepanjang hari selama berpuasa, drg. Paulus menyarankan beberapa langkah berikut untuk mencegah bau mulut:

  1. Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut
    Menyikat gigi secara teratur, terutama setelah sahur dan sebelum tidur, sangat penting untuk mengurangi sisa makanan dan plak yang bisa menjadi tempat berkembangnya bakteri penyebab bau mulut.
  2. Membersihkan Lidah dengan Tongue Scraper
    Banyak orang tidak menyadari bahwa bakteri penyebab bau mulut sering kali menumpuk di bagian pangkal lidah. Oleh karena itu, menggunakan alat tongue scraper atau pembersih lidah dapat membantu mengurangi bau tidak sedap.
  3. Mengonsumsi Air yang Cukup Saat Sahur
    Minum banyak air saat sahur dapat membantu merangsang produksi air liur, sehingga mulut tetap lembap lebih lama. Air liur yang cukup akan membantu mengurangi pertumbuhan bakteri penyebab bau mulut selama berpuasa.
  4. Sering Berkumur
    Jika mulut terasa kering saat puasa, berkumur dengan air putih atau obat kumur tanpa alkohol dapat menjadi solusi sementara untuk mengurangi bau mulut.
  5. Menghindari Makanan Berbau Tajam
    Saat sahur, sebaiknya hindari makanan yang memiliki aroma menyengat seperti bawang, petai, jengkol, dan durian, karena bau dari makanan ini dapat bertahan lebih lama di mulut dan saluran pernapasan.

Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, masalah bau mulut saat puasa bisa diminimalkan, sehingga ibadah tetap lancar tanpa rasa tidak nyaman. Tetap jaga kesehatan gigi dan mulut agar tetap segar sepanjang Ramadhan!

Waspada! Penyakit Menular yang Sering Muncul di Musim Hujan

Menjelang akhir tahun, memasuki bulan November hingga Desember seperti saat ini, Indonesia mulai mengalami musim hujan yang diperkirakan akan berlangsung hingga April mendatang. Dalam kondisi seperti ini, penting bagi setiap orang untuk menjaga kesehatan dengan beristirahat yang cukup, mengonsumsi makanan bernutrisi tinggi, dan jika diperlukan, menambah asupan dengan multivitamin.

Musim hujan sering kali membawa berbagai penyakit yang jarang terjadi di musim kemarau. Bahkan, beberapa di antaranya bersifat menular dan dapat menyebar dengan cepat di lingkungan sekitar. Salah satu penyakit yang sering muncul adalah pilek dan flu. Penyakit ini umum terjadi karena daya tahan tubuh yang menurun akibat cuaca dingin dan kelembapan yang tinggi. Virus penyebab pilek dan flu dapat menyebar melalui droplet yang keluar saat seseorang bersin atau batuk. Oleh sebab itu, penting untuk selalu menutup mulut dan hidung saat bersin agar tidak menulari orang lain.

Selain itu, demam tinggi juga kerap menyerang di musim hujan. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang mirip dengan flu dan biasanya ditandai dengan tubuh yang terasa lelah serta suhu badan yang meningkat. Meskipun bisa sembuh dalam beberapa hari, penderita tetap harus beristirahat dengan cukup dan menjaga kebersihan agar tidak menularkan virus ke orang lain. Mengenakan masker saat sakit dapat membantu mengurangi risiko penyebaran penyakit ini.

Diare juga menjadi salah satu penyakit yang sering muncul saat musim hujan. Penyakit ini umumnya disebabkan oleh konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri. Meskipun tergolong ringan, diare bisa menjadi berbahaya jika penderita mengalami dehidrasi akibat kehilangan banyak cairan. Oleh karena itu, menjaga kebersihan makanan dan memastikan asupan cairan yang cukup sangat penting untuk mencegah kondisi yang lebih parah.

Dengan memahami risiko penyakit yang sering muncul di musim hujan, kita bisa lebih waspada dan mengambil langkah pencegahan yang tepat agar tetap sehat dan terhindar dari infeksi yang tidak diinginkan.

Penting! Begini Cara Pilih Produk Rendah Gula untuk Anak

Peningkatan kasus diabetes pada anak-anak yang melonjak hingga 70 kali lipat dalam sepuluh tahun terakhir menjadi kekhawatiran bagi banyak orang tua. Tak jarang, demi menjaga kesehatan buah hati mereka, orang tua menjadi sangat berhati-hati dalam memantau asupan gula yang masuk ke dalam tubuh anak-anak mereka. Namun, meskipun niat untuk melindungi anak dari penyakit berbahaya seperti diabetes sangat baik, beberapa orang tua cenderung menghindari konsumsi gula sepenuhnya, padahal anak-anak tetap membutuhkan gula sebagai sumber energi.

Pentingnya Keseimbangan Gula dalam Pola Makan Anak

Menurut Linda Lukitasari, R&D Director Tempo Scan Group, langkah terbaik dalam menjaga kesehatan anak adalah memastikan asupan gula tidak kurang maupun berlebihan. Sebelum memberikan produk tertentu pada anak, Linda menyarankan agar orang tua lebih cermat dalam memeriksa kandungan gula, garam, dan lemak pada label produk. “Karbohidrat, gula, dan lemak adalah nutrisi yang sangat dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Jadi, jika anak-anak menghindari konsumsi gula, mereka bisa kekurangan kalori yang diperlukan untuk mendukung aktivitas mereka yang tinggi,” jelas Linda.

Kemudahan dalam Membaca Label Gizi

Untuk mempermudah orang tua dalam memilih produk yang tepat, banyak produk kini menggunakan desain kemasan yang lebih menarik dan informatif. Label gizi dan informasi total GGL (gula, garam, dan lemak) pada kemasan produk disajikan dengan cara yang lebih mudah dipahami. Hal ini tentu saja bertujuan agar masyarakat lebih peduli dan mampu memahami kandungan gizi yang ada di dalam produk tersebut.

Regulasi Baru Terkait Label Gizi Pangan

Menanggapi kebutuhan informasi gizi yang lebih jelas, dr. Siti Nadia Tarmizi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan RI, menyatakan bahwa dalam waktu dekat akan ada regulasi baru mengenai pelabelan gizi pada produk pangan. Banyak orang yang selama ini hanya memperhatikan jumlah kalori pada label tanpa memeriksa jumlah porsi penyajian, yang mengarah pada pemahaman yang salah tentang kalori yang dikonsumsi. “Kami akan membuat aturan baru yang lebih sederhana dan jelas agar masyarakat bisa dengan mudah memahami label gizi pada produk pangan,” ujar dr. Nadia.

Lebih lanjut, regulasi ini juga akan mencakup produk pangan siap saji, dan masih dalam pembahasan bersama kementerian, lembaga terkait, serta industri yang bergerak di bidang pangan. “Kami sedang mencari bentuk pelabelan baru yang lebih mudah dipahami, seperti penggunaan warna yang lebih tegas untuk menunjukkan tingkat kandungan gula atau kalori dalam produk,” tambah dr. Nadia.

Keberlanjutan Evaluasi Regulasi Label Pangan

Taruna Ikrar, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI), juga menambahkan bahwa evaluasi terhadap regulasi baru pelabelan pangan terus dilakukan, dan diharapkan dapat segera diterapkan. Regulasi ini bertujuan tidak hanya untuk memberikan informasi yang lebih jelas kepada konsumen, tetapi juga untuk mengatasi praktik-praktik yang tidak sehat dalam dunia pemasaran produk pangan, seperti persaingan yang tidak fair. “Pangan olahan yang diekspor saja bernilai triliunan rupiah, dan konsumsi domestik jauh lebih besar. Karena besarnya pasar ini, persaingan di antara pelaku industri pangan sangat ketat. Kami ingin aturan yang diterapkan adil, tanpa adanya persaingan yang merugikan konsumen,” ujar Taruna.

Sebagai bagian dari langkah pencegahan yang lebih tegas, BPOM juga sedang merencanakan regulasi mengenai review produk pangan, yang saat ini masih dilakukan tanpa pengawasan yang memadai. “Kami ingin mengatur proses review produk agar tidak disalahgunakan untuk kepentingan bisnis tertentu, yang dapat berujung pada perang dagang dan serangan negatif terhadap suatu produk,” tambahnya.

Dengan adanya regulasi baru yang sedang digodok, diharapkan masyarakat akan lebih mudah dalam membuat keputusan yang tepat terkait produk pangan yang mereka konsumsi, sehingga keseimbangan gizi tetap terjaga tanpa mengorbankan kesehatan anak-anak.

Jelang Ramadan, Ini Panduan Berpuasa Buat Sobat Aslam Biar GERD Nggak Kambuh

Bagi umat Muslim, berpuasa di bulan Ramadan adalah kewajiban yang harus dijalani. Puasa yang berlangsung selama kurang lebih 12 jam dimulai sebelum matahari terbit hingga terbenam, tentu memberikan tantangan tersendiri, terutama bagi mereka yang memiliki gangguan pencernaan, seperti penyakit asam lambung atau GERD (gastroesophageal reflux disease).

Penyakit asam lambung memang sering kali menjadi penghalang bagi seseorang untuk menjalankan puasa dengan nyaman. Pasalnya, kondisi ini dapat menyebabkan naiknya asam lambung apabila tidak ada asupan makanan untuk membantu proses pencernaan. Namun, apakah pengidap GERD masih bisa berpuasa dengan aman?

Menurut dr. Aru Ariadno, SpPD-KGEH, seorang spesialis penyakit dalam, pada umumnya pengidap GERD masih bisa menjalankan puasa, asalkan dalam kondisi yang tidak terlalu parah. Ia menambahkan bahwa puasa hanya tidak dianjurkan untuk mereka yang mengalami kondisi berat seperti ulkus atau erosi pada lambung.

Namun, bagi pengidap GERD yang ingin berpuasa, dr. Aru memberikan beberapa catatan penting. Pertama, penting untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk memastikan seberapa berat kondisi yang dialami dan apakah puasa masih aman dilakukan. “Penting untuk mengetahui tingkat keparahan kondisi lambung agar dapat ditentukan apakah puasa masih memungkinkan atau tidak,” jelas dr. Aru.

Selain itu, bagi mereka yang membutuhkan obat maag atau obat pencernaan, dokter akan memberikan petunjuk yang jelas mengenai cara mengonsumsi obat tersebut selama berpuasa. Selain itu, dokter juga akan memberikan trik-trik yang dapat membantu pengidap GERD agar tetap nyaman selama berpuasa.

Namun, dr. Aru juga mengingatkan bahwa pengidap GERD tidak boleh memaksakan diri jika merasa tidak mampu berpuasa. Jika di tengah hari mendadak mengalami gangguan perut atau masalah pencernaan, lebih baik membatalkan puasa daripada memaksakan diri yang justru bisa memperburuk kondisi. “Jika merasa tidak kuat, lebih baik membatalkan puasa dan berkonsultasi dengan dokter,” kata dr. Aru.

Pola makan yang sehat juga menjadi kunci penting bagi pengidap GERD yang berpuasa. dr. Aru menegaskan pentingnya menghindari makanan pedas atau makanan yang dapat merangsang produksi asam lambung. Mengatur waktu makan dengan bijak saat berbuka dan sahur juga sangat penting untuk menjaga kestabilan lambung selama berpuasa.

“Jangan sampai puasa menjadi tidak efektif karena pola makan yang tidak tepat. Makan dengan porsi yang sesuai, hindari makanan yang bisa memicu asam lambung,” tambah dr. Aru. Dengan mengikuti anjuran tersebut, pengidap GERD bisa menjalankan puasa dengan lebih nyaman tanpa menambah beban bagi lambung mereka.

Dengan begitu, meski puasa menjadi tantangan bagi pengidap GERD, dengan perhatian dan pengaturan yang tepat, mereka tetap bisa menjalani ibadah Ramadan dengan baik dan aman.